PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr Thohir Luth MA mengatakan, perjuangan politik tidak bisa dipisahkan dari dakwah sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.
“Beliau selain menjadi penyeru dakwah juga menjadi pemimpin umat. Oleh sebab itu Muhammadiyah melakukan perubahan pendekatan, berupa pendekatan dakwah murni dan pendekatan dakwah politik,” ujarnya dalam Kajian Ideopolitikor Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ujungpangkah, di Masjid Sabilillah, Ujungpangkah, Gresik, Ahad (29/4/18).
Prof Thohir mengatakan, pendekatan dakwah politik itu diikhtirai dengan mendorong kader terbaik Muhammadiyah untuk maju menjadi calon legislatif. “Melalui rapat pleno, PWM Jawa Timur telah menetapkan dua kader untuk maju dalam ranah politik, yaitu Najib Hamid dan Zainuddin Maliki,” ujarnya.
Guru Besar Universitas Brawijaya Malang itu meminta warga Muhammadiyah untuk mendukung keputusan PWM Jatim tersebut. Seperti diberitakan PWMU.CO sebelumnya, Nadjib Hamid MSi didorong maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, sedangkan Prof Dr ZainuddiN Maliki sebagai calon anggota DPR RI.
Ketua PWM Jawa Timur 2010-2015 itu menjelaskan alasan Muhammadiyah melakukan pendekatan dakwah politik. Menurutnya, banyak persoalan umat yang membutuhkan keputusan politik. “Sehingga diperlukan kader yang sudah matang untuk mengawal kebijakan-kebijakan politik tersebut,” ujarnya.
Thohir menjelaskan, dalam Muktamar di Makassar, Muhammadiyah menekankan tiga titik dakwah Islam berkemajuan, yaitu satu dakwah pembebasan (bil hurriyah), dakwah pencerahan (bit tanwiir) dan dakwah pemberdayaan (bit tamwiil). Kini, tambahnya, perlu diperluas dengan dakwah di forum-forum politik.
Dia menerangkan, umat Islam saat ini terbagi menjadi dua, yaitu muslim otentik dan muslim simbolik. Muslim otentik yaitu mereka yang benar-benar mengamalkan ajaran Islam.
“Sedangkan muslim simbolik adalah muslim yang hanya mampir nama. Dan inilah yang menghancurkan nama Islam itu sendiri,” jelasnya sambil mengutip pernyataan Muhammad Abduh yang berbunyi, “Terhalangnya kemajuan Islam karena perbuatan umat Islam itu sendiri.”
Dakwah Muhammadiyah itu, menurut Thohir, adalah membina muslim simbolik menjadi otentik.
Ketua PCM Ujungpangkah Choirullah mengatakan, kajian triwulan ini diselenggarakan untuk pimpinan Muhammadiyah dan organisasi otonomnya. “Semoga tetap berlangsung dan menjadi lahan ilmu untuk kemajuan organisasi,” ungkapnya.(Zhee)