PWMU.CO – Muhammadiyah merupakan organisasi yang modern dan berjuang atas dasar kebenaran. Namun, jika tidak mampu mengkoordinir dirinya secara rapi, akan mudah terkalahkan oleh kebatilan yang teroganisir dan tersistem rapi.
Pesan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Achmad Jainuri saat membuka acara Rakorwil Jihad Politik Muhammadiyah di Aula Mas Mansyur Kantor Muhammadiyah Jatim, Sabtu (25/8/2018).
“Jadi apapun yang bertentangan dengan kebenaran, meski itu sifat menyegarkan dan menguntungkan buat kita, maka kita harus berani menolaknya. Jangan sampai kita kalah oleh kebatilan yang tersistem rapi ini,” pesannya kepada ratusan relawan yang menghadiri acara tersebut.
Sebagaimana yang diketahui, PWM Jatim mewakafkan dua pimpinannya untuk bertarung di Pemilu Legislatif. Wakil Ketua Nadjib Hamid MSi diwakafkan untuk bertarung di Pemilu Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Provinsi Jawa Timur. Sementara Wakil Ketua PWM Prof Zainuddin Maliki untuk Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Daerah Pemilihan Lamongan-Gresik, Jawa Timur
Jainuri mengungkapkan, jihad politik Muhammadiyah yang kali ini ditujukan untuk berubahnya tradisi politik suap yang berkembang di masyarakat menjadi politik swadaya. “Jadi apalah artinya uang senilai Rp 100 ribu sampai dengan Rp 1 juta yang kita dapat jika itu menjadi beban pikiran bagi diri. Apalagi, malah berakibat fatal buat nasib bangsa ke depannya. Karena itu ikutilah hati nurani dalam memilih calon pemimpin bangsa,” paparnya.
Dosen Pascasarjana UINSA Surabaya ini mengungkapkan, saat ini banyak politisi yang tidak segan-segan untuk melanggar aturan, berbuat curang, bahkan ada yang memanipulasi suara. “Kita harus tetap waspada dengan cara yang tidak benar itu,” tuturnya.
Di akhir paparan, dia berharap tekad bulat Muhammadiyah untuk jihad politik dengan menugaskan dua pimpinan Persyarikatan Jatim bisa berhasil alias jadi. “Insya Allah. Ikhtiar kita kali ini bisa sukses,” tandasnya disambut tepuk tangan para relawan yang memadati aula Mas Mansyur. (aan)