
PWMU.CO – Waktu masih menunjukkan pukul 01.00 dini hari Sabtu, (10/11/18). Tapi dua aktivis Aisyiyah ini sudah bersiap untuk bertolak menuju Gedung Muhammadiyah Jawa Timur untuk menghadiri Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Politik 2019 dan Kemandian Bangsa dalam rangka memeringati Milad Ke-106 Muhammadiyah.
Keduanya adalah Dra Sri Hidayah MA dan Dra Umu Fatkul Jannah MA yang berasal dari Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Ponorogo.
Semangat dan antusiasme terpancar dari wajah kedua ibu ini. “Kami tiba di sini, pukul 05.00 tadi, berangkat pukul 02.00, sampai di sini kami berfoto di depan gedung,” tutur Sri kepada PWMU.CO. Perempuan kelahiran 1964 ini mengaku sangat senang menghadiri acara seminar seperti ini.
Sekretaris PDA Ponorogo ini memang lahir dari keluarga Muhammadiyah. Karena itu semangat untuk berdakwah di Aisyiyah sudah mendarah daging, apalagi sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi ia menimba ilmu di perguruan Muhammadiyah.
Slain itu dia juga aktif di ortom seperti IPM dan Nasyiatul Aisyiyah. Jadi, jika ada acara apapun terkait Muhammadiyah dan Aisyiyah ia akan datang.
Hal senada juga disampaikan Umu (55). Rasa kantuk yang dirasakan Bendahara PDA Kabupaten Ponorogo ini sirna seketika saat ia teringat jika banyak ilmu baru yang akan ia dapatkan sepulang dari seminar ini. “Materi yang dipaparkan nanti sangat menarik. “Saya ingin mencari modal, dalam arti ilmunya bisa saya ambil terus saya terapkan dalam organisasi,” ungkapnya.
Ketika ditanya terkait pemateri dari seminar nasional ini, Sri dan Umu mengaku sangat menantikan paparan materi yang akan disampaikan Dr Sutrisno Bachir, Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dan Dr Abdul Mu’ti M Ed tentang peran Muhammadiyah dalam mewujudkan kemandirian bangsa.
Sebelumnya mereka pernah mengikuti acara yang dibawakan kedua pemateri tersebut di Ponorogo. “Jadi ingin mendengarkan lagi,” ujar Umu. “Pastinya ada hal-hal baru yang akan disampaikan dengan materi baru ini tentunya.”
Ada cerita menarik lain di balik keberangkatan Umu dan Sri dalam mengemban tugas Aisyiyah untuk menghadiri acara ini. Untuk kesekian kalinya mereka ditugaskan berdua karena kebetulan sang ketua berhalangan hadir. “Kami sudah sejak muda aktif di persyarikatan berdua, mulai SMA, IPM, NA, Aisyiyah, Majelis Kader
di PDA Ponorogo harian hingga mengambil S2 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta juga bersama,” tutur Sri yang lulusan Magister Psikologi Pendidikan Islam. Mereka berdua memang tampak kompak, sangat dekat sama lain.
“Dengan ilmu baru terkait dengan politik dan ekonomi yang kami dapatkan nanti, bisa kami tularkan ke ibu-ibu Aisyiyah Ponorogo,” ungkap perempuan yang juga guru di MTsN 4 Ponorogo ini. (Tanti)