PWMU.CO – Memperingati Milad Muhammadiyah ke-106, SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menggelar Drama Kolosal berjudul Ahmad Dahlan.
Nur Aini Ochtafiya SPd, salah satu pembina mengatakan, drama tersebut melibatkan 27 pemain dan 10 petugas kirab bendera. “Drama kolosal ini untuk mengobarkan semangat Ahmad Dahlan dan menyampaikan pesan beliau kepada para kader Muhammadiyah yaitu jadilah dokter, insinyur, guru, jadilah apa saja, dan kembalilah kepada Muhammadiyah,” ujarnya.
Melatih anak-anak selama 10 hari membuat kesan tersendiri bagi Fiya—sapaan akrab Nur Aini Ochtafiya. “Banyak sukanya, melatih anak-anak hebat yang mayoritas kami ambil dari ekstrakurikuler teater,” ungkapnya.
Menurutnya, anak-anak cepat menghafalkan teks dialog dan bisa berimprovisasi. “Dukanya ya kostum kita ada yang hilang ketlisut entah di mana saat pentas akan dimulai. Untungnya langsung berinisiatif untuk mengambil jarik dan melilitkannya dengan peniti dan tali rafia,” jelasnya.
Hadir sebagai guru tamu pada perayaan Milad Muhammadiyah ke-106 di SDMM, Ketua Kwartir Wilayah Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Jawa Timur Muhammad Harun SE MPd menyapa anak-anak dengan Tepuk HW. “Muhammadiyah yang resmi didirikan tahun 1912 Masehi, sekarang berusia 106 tahun untuk hitungan Miladiyah atau 109 tahun untuk hitungan Hijriyah,” ujarnya.
Berpakaian HW lengkap dengan semua atributnya, Harun—sapaannya—menjelaskan 4 pilar Muhammadiyah. “Yang pertama itu schooling (pendidikan). Muhammadiyah punya 2.604 SD/MI, 1.722 SMP/MTs, 1.291 SMA/MA/SMK, 160 Pondok Pesantren, 177 Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” paparnya disambut tepuk tangan para siswa.
Harun melanjutkan, pilar yang kedua adalah preaching (pengajian). “Muhammadiyah juga punya banyak masjid dan berbagai media syiar seperti TVMu, Majalah Suara Muhammadiyah, Matan, dan PWMU.CO,” jelasnya.
Pria bertubuh tinggi itu melanjutkan, pilar ketiga dan keempat adalah healing (kesehatan) dan feeding (makanan). “Dalam hal ini, Muhammadiyah punya 461 Rumah Sakit/Klinik, 384 Panti Asuhan, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), dan Lazismu,” jelasnya bersemangat.
Harun juga meminta siswa menyebutkan organisasi otonom (ortom) di Muhammadiyah dan meminta masing-masing petugas pembawa bendera menunjukkan bendera ortom yang dibawanya.
Di akhir motivasinya, Harun membaca Alquran surat Al Maidah ayat 2 sebagai dasar tema Milad Muhammadiyah ke-106, yaitu Ta’awun untuk Negeri. “Ta’awun itu berarti kerjasama, partnership (kemitraan), dan menolong sesama umat manusia,” jelasnya kepada 484 siswa SDMM. “Sifatnya pemberdayaan masyarakat.”
Ditemui PWMU.CO usai acara, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik itu mengakui drama kolosal yang ditampilkan siswa SDMM sangat menarik. “Menariknya karena mereka bermain peran dari film yang sudah dilihat,” ujarnya.
Menurutnya, di sana ada penguatan ideologi Muhammadiyah secara tidak langsung. “Dan anak-anak jadi tahu dan bangga terhadap perjuangan Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah,” tegasnya.
Mendapat peran menjadi Ahmad Dahlan merupakan hal yang tak terduga bagi Muhammad Izzul El Falih, siswa kelas VI Faqih Usman. “Gak nyangka terpilih jadi Ahmad Dahlan. Ini tantangan,” ujarnya.
Izzul mengakui tak mudah memerankan Ahmad Dahlan. “Ya harus menghafal beberapa ayat Alquran, mempelajari mimik wajahnya, sampai cara berjalan, bertutur, dan lain-lain,” kata dia.
Namun di balik peran tersebut, Izzul merasakan kesan yang mendalam dari lakon ini. “Karena harus membaca, melihat, dan memahami berulang sejarahnya, jadi paham benar bagaimana Muhammadiyah dulu,” ungkapnya. “Bangga jadinya.” (Vita)