PWMU.CO – Perayaan Milad Ke-106 Muhammadiyah yang didakan Pimpinan Daerah Muhmmadiyah (PDM) Kabupaten Gresik masih kurang satu pekan lagi, tepatnya Ahad 20 Januari 2019.
Tetapi semangat untuk memeriahkan acara tersebut sudah terasa dari sekarang. Ya, itu terlihat pada latihan angklung bersama siswa-siswi TK Aisyiyah se-Kabupaten Gresik di Lapangan Futsal SD Muhammadiyah 1 Gresik Kota Baru (GKB), Senin (14/1/19).
Ada 44 TK Aisyiyah yang
terlibat. Masing-masing mengirim delapan siswa untuk bergabung menampilkan angklung kolosal pada acara yang akan berlangsung di SMA Muhammadiyah 10 GKB yang berlokasi di Pondok Permata Suci (PPS) itu. Lagu yang akan dibawakan nanti adalah Suwe Ora Jamu dan Ambilkan Bulan Bu.
Meskipun baru kali pertama mereka latihan bersama, namun kekompakan sudah terlihat. Hanya dua kali pemanasan untuk lagu pertama, suara getaran angklung dari 352 siswa itu pun terdengar menggaung merdu.
“Gagasan awal adanya tampilan angklung kolosal ini adalah bagaimana agar TK Aisyiyah kabupaten Gresik punya daya tarik tersendiri,” ungkap Sri Wahyuni, penggagas angklung kolosal ini.
Awalnya, ia menjelaskan, drumband dipilih sebagai ciri TK Aisyiyah, tetapi ternyata ada kendala, tidak semua TK mempunyai dana untuk memiliki peralatan drumband. “Pada perkembangan berikutnya, era penyelamatan seni tradisi, angklunglah yang menjadi pilihan. Selain murah, angklung juga mudah memainkannya dan juga meng-Indonesia,” jelasnya.
Uyun—panggilannya—mengatakan, angklung kolosal digagas karena melihat hasil penerapan guru-guru yang sudah dilatih sebelumnya ternyata luar biasa, sukses di masing-masing TK.
“Untuk persiapan dilakukan di sekolah masing-masing dengan lagu yang sudah disepakati, dan teknik membirama terbaru yang memudahkan untuk anak memainkan angklung,” ujarnya.
Seleksi untuk pembirama ini dilakukan oleh Uyun sendiri pada saat pertemuan Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) bulan Desember lalu. Setelah terpilih delapan orang guru sebagai pembirama kemudian dilanjutkan latihan gabungan.
Uyun berharap penampilan angklung kolosal bisa membangkitkan kebanggaan TK Aisyiyah Kabupaten Gresik. “Ini bisa menjadi syiar bagi masyarakat sekaligus mendekatkan anak-anak dan steakholder untuk mengenal dan mencintai seni tradisi,” ucap Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PDM Kabupaten Gresik ini.
Yang menggembirakan, lanjut Uyun, ternyata guru-guru TK Aisyiyah ini sangat antusias. “Mereka sangat tanggap jika ada pelatihan yang memicu persaingan untuk ber- fastabihul khairat,” ungkapnya.
Kepada PWMU.CO, Heny Rahmawati, guru TK AIsyiyah 5 Bungah merasa cukup puas pada latihan bersama kali pertama ini. “Alhamdulillah anak-anak lancar memainkan angklungnya,” ucapnya. Heny mengatakan kendala saat latihan di sekolah adalah jika pada saat latihan anak-anak tidak lengkap. “Selama latihan kemarin ada anak yang tidak masuk karena sakit,” ujarnya.
Cerita lain datang dari guru TK Aisyiyah 42 Graha Bunder Asri, Rendyta Prima Dany. “Saat latihan, anak-anak cuma mewek diem kalau tiba-tiba angklung yang dipegang nggak sesuai dengan notnya,” cerita Dany—panggilan akrabnya.
Saat diulangi beberapa kali, anak-anak langsung mengatakan “Capek Bu,” ucapnya menirukan. Saat itu Dany harus mengistirahatkan sejenak para siswa untuk minum dan melemaskan tangan mereka.
Muridnya yang bernama Alroy Donelli Putra Ferdianto langsung bête diam ketika salah membunyikan angklung. “Syukurlah saat latihan bersama tadi Alroy bisa dan semangat, karena di sekolah dia yang paling sering menanyakan kapan latihan angklung,” ujarnya.
Kanaya Syafa Safeea, siswa TK Aisyiyah 36 Perumahan Pongangan Indah (PPI) sangat senang saat hari ini ada latihan bersama. Karena sebelumnya dia sakit, sehingga tidak bisa mengikuti latihan di sekolah. (Anik)