Eksistensi Kader Muhammadiyah: Pengganggu, Beban, Kontributif. Liputan A Fathoni, Kontributor PWMU.CO Bojonegoro.
PWMU.CO – Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro menggelar halal bihalal dan temu kader muda Muhammadiyah dengan menghadirkan keynote speaker Dr Suyoto MSi, Ahad, (22/5/2022)
MPK PDM Bojonegoro mengundang seluruh Ortom yang ada di Bojonegoro, mulai dari Tapak Suci, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pemuda Muhammadiyah, Hizbul Wathan, dan Nasyiatul Aisyiyah.
Bupati Bojonegoro periode 2008-2013 dan 2013-2018 Dr Suyoto MSi atau lebih akrab dipanggil kang Yoto, dalam acara ini menyampaikan, menjadi kader Muhammadiyah itu ada tiga eksistensi.
Pertama eksistensi pengganggu. Seseorang ini jika menjadi kader, lebih banyak mengganggu, baik dari dalam, maupun luar organisasi.
“Jadi lebih sering mengganggu dari pada memberikan sumbangsih ke dalam organisasi,” katanya.
Kedua eksistensi beban, menjadi kader Muhammadiyah yang malah menjadi beban bagi sebuah organisasi itu juga menjadi problem.
“Sehingga seseorang itu lebih suka menambah beban, yang bisa menimbulkan problematika sesama anggota,” ucapnya.
Ketiga, eksistensi kontributif, yang dalam hal ini, Kang Yoto haqqul yaqin, pasti semua hadirin mengharapkan dan memilih yang nomer tiga ini, serta berusaha memberikan dampak positif untuk kemajuan bersama.
“Kader Muhammadiyah yang benar-benar mampu berperan penting dalam umat dan bangsa ini. Karena islam berkemajuan harus dilakukan dalam perjalanan vertikal dan horizontal yang sejalan,” tandasnya.
Jangkauan Kepemimpinan Berawal dari Diri
Dalam jangkauan kepemimpinan, Kang Yoto mengatakan, semua itu berawal dari diri sendiri, berlanjut ke lingkup keluarga, ke organisasi, masyarakat, negara, dunia, sampai ke seluruh masyarakat.
“Kader Muhammadiyah juga perlu menamkan 5 kualitas kesadaran, yakni kesadaran spacial, sosial, ketajaman, komputer, dan spritual. Ini semua saya dapatkan dari berbagai buku bacaan, salah satunya dari Nelson Mandela,” ujarnya.
Drs H Suwito MSi, Ketua PDM Bojonegoro menyampaikan, kegiatan yang mengusung tema Revitalisasi Peran Keumatan dan Kebangsaan Kader Muda Muhammadiyah Bojonegoro ini harus benar-benar mampu diaplikasikan oleh para kader dan memberikan peran penting bagi umat dan bangsa.
Sementara Yazid Mar’i, Ketua Majelis Pendidikan Kader PDM Bojonegoro menyatakan, kegiatan-kegiatan seperti ini harus sering dilakukan.
“Jangan sampai hanya sekali pertemuan. Tapi harus ada follow up nya, karena demi keberlanjutan para kader-kader Muhammadiyah yang ada di Bojonegoro,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni