PWMU.CO – Prof Dr Zainuddin Maliki MSi, anggota DPR RI Komisi X, memberikan pencerahan kepada warga Muhammadiyah Trenggalek dalam Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Trenggalek.
Acara ini berlangsung di Masjid Dusun Tawing, Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Trenggalek, Minggu (1/9/2024).
Pengajian Ahad Pagi bulan September 2024 mengambil tema Istiqomah Beragama dan Bermuhammadiyah. Pembukaan diawali dengan pengajian iftitah oleh Muhammad Ilham, Wakil Ketua PDM Trenggalek.
Lalu, berlanjut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah, dan Mars Aisyiyah bersama MIM Kamulan.
Kemudian, Ketua PDM Trenggalek, Drs Wicaksono MPdI yang memberikan sambutan juga menjadi bagian dari acara pembuka. Acara inti adalah Pengajian Ahad Pagi bersama Ketua PAN Jawa Tengah, Prof Dr Zainuddin Maliki.
Pada awal pengajian, beliau mengapresiasi anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Kamulan yang tampil berbeda dari biasanya.
“Di beberapa daerah, anak-anak biasanya kalau di panggung ragu-ragu, malu-malu, dan kurang percaya diri tapi anak-anak MIM Kamulan menyanyi dengan tegas, jelas, vokal, luar biasa. Percaya diri itu penting, lebih penting dari pintar,” ungkapnya.
Siapakah yang Lebih Cepat Masuk Surga?
Beliau kemudian mengajak jamaah berbincang dengan suasana santai namun penuh makna. Dengan senyum yang tersungging, Maliki membuka percakapan yang mengundang tawa. “Saya ini anggota DPR Komisi X. Menurut njenengan, anggota DPR itu banyak yang waras atau tidak?” tanyanya dengan nada canda.
Jamaah serentak tertawa mendengar pertanyaan tersebut, sebagian menjawab dengan polos, “Mboten,”.
Maliki melanjutkan dengan sedikit guyonan yang membuat suasana semakin cair. “Lha, kalau wajah saya ini termasuk waras atau tidak?” ujarnya, seolah meminta penilaian dari jamaah.
Sebagian jamaah kembali tertawa dan menjawab, “Waras,” seraya mencoba menahan tawa. Tak berhenti di situ, Maliki kembali melontarkan pertanyaan retoris yang mengundang renungan sekaligus tawa.
“Kira-kira, lebih cepat masuk surga yang mana? Anggota DPR atau Ketua PDM? Di lauhul mahfudz, yang dipanggil ke surga itu anggota DPR atau PDM?” tanyanya.
Jamaah pun tertawa lepas mendengar pertanyaan itu, beberapa di antara mereka menjawab, “Anggota PDM,”. Suasana pengajian pun menjadi lebih hangat, penuh canda namun tetap sarat dengan pesan moral yang disampaikan secara ringan dan mudah dicerna.
Beliau menambahkan, “Allah mengingatkan, yang masuk surga dulu bukan anggota DPR, bukan PDM, atau PDA, tapi orang yang bertakwa kepada Allah SWT.
Siapapun, baik anggota DPR, PDM, atau PDA, kalau dia bertakwa, Allah SWT akan menyiapkan surga. Yang paling dulu masuk surga adalah yang paling takwa.
Kedua, setiap orang pasti melakukan kesalahan, itu sudah kodrat manusia. Oleh karena itu, meskipun melakukan kesalahan, harus segera mengganti dengan kebaikan.
Itulah orang kedua yang masuk surga. Mereka yang punya prinsip, sadar melakukan kesalahan, lalu menggantinya dengan kebaikan. Bila salah, segera bertaubat. Ketiga, bergaullah dengan sesama dengan akhlak yang baik. Berbuat baik, berakhlak baik, dan peduli kepada sesama,” jelasnya.
“Dalam Muhammadiyah ada Teologi al-Ma’un, menjadi manusia yang peduli kepada yang dhuafa dan yatim. Merasa bahagia ketika sudah memberi. Warga Muhammadiyah merasa Muhammadiyah kalau sudah memberi, tidak menunggu amplop.
Kita punya penyakit leadershipless, krisis kepemimpinan. Pemilu adalah mekanisme mencari pemimpin. Menurut Edward Aspinall dalam bukunya Democracy for Sale, demokrasi berbayar, semua proses politik harus berbayar.
Meskipun punya kredibilitas, integritas, dan kapasitas, akan kalah dengan isi tas. Kita masih mengutamakan isi tas daripada kapasitas. Menurut Imam Ghazali, rakyat rusak itu cerminan pemimpin yang rusak.
Jadi, anggota DPR itu banyak yang waras atau tidak?” tanya pria kelahiran Rejotangan, Tulungagung ini. Sekali lagi, jamaah pengajian tertawa terpingkal-pingkal.
Penulis Kamas Tontowi Editor Zahra Putri Pratiwig