PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) membuka kesempatan mahasiswanya untuk KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan magang internasional di Thailand. Universitas ini telah menjalin kerja sama dengan beberapa instansi di kawasan Asia Tenggara
Beberapa mahasiswa pernah mengikuti program ini. Di antaranya enam mahasiswa yang berbagi cerita pengalamannya dalam seminar di aula KH Achmad Dahlan Lantai 7 Gedung FEB UMSIDA, Rabu (25/10/2017). Acara ini dibuka oleh Kepala Kantor Urusan Internasional UMSIDA, Wahyu Taufiq MEd dan dihadiri sejumlah besar mahasiswa lintas fakultas dan jurusan. Mereka tampak antusias menyimak paparan oleh para narasumber.
Kisah pertama diceritakan oleh Ahmad Falahi, mahasiswa PBA semester tujuh yang terpilih menjadi Korkam (Kordinator Kampus) dalam program KKN Internasional. Dia juga berperan sebagai penghubung-pengepul-penentu.
Baca juga: Izza Syafira, Mahasiswi UMSIDA Jadi Duta Ekonomi Syariah Favorit Bank Indonesia
”Dalam program ini saya banyak berkoordinasi dengan Abroad Alumni, yakni lembaga yang menjadi partner dalam pelaksanaan KKN internasional dan juga orang-orang penting dari Pemerintah Indonesia yang berada di Konsulat Indonesia di Songkhla, Thailand,” ujar Falahi. Daerah Songkhla, Pattani, masyarakat setempat masih bisa bahasa Melayu. Meskipun agak susah dipahami.
Lain lagi cerita Eka Nurhayati, mahasiswi PBA yang mengalami culture shock sejak pertama kali datang di Thailand. ”Di tempat penjemputan, saya disambut oleh dua ibu guru dari Sekolah Al Jauhariyyah Al Islamiyyah. Sepanjang perjalanan mereka terus mengajak ngobrol. Tapi saya tidak paham apa yang mereka bicarakan. Saya panggil mereka ‘ibu’ mereka pun tidak mengerti. Ternyata sebutan bagi Bapak dan Ibu Guru di sana adalah Babo dan Mama,” ceritanya yang disambut gelak tawa audiens.
Masing-masing kafilah mahasiswa yang terdiri dari enam orang kemudian dipisah ke enam sekolah berbeda. Masing-masing dapat memberikan kontribusi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah yang ditempati. ”Hal yang sangat menarik adalah ternyata warga Thailand, khususnya daerah Krabi sangat mencintai budaya Indonesia. Mereka antusias sekali menghapal lagu-lagu dari Indonesia. Mulai lagu Islami, pop, sampai dengan lagu daerah. Dari situ saya merasa bangga sekali menjadi bagian dari Indonesia,” kata Rifa’atus Shoolihah Zamzami, mahasiswi PAI yang ditempatkan di sebuah sekolah di daerah Krabi.
“Mungkin dari enam teman saya, saya yang lebih banyak menguasai kosa kata bahasa Thailand. Sebab tempat tinggal saya mayoritas penduduknya berinteraksi dengan bahasa Thailand jadi sedikit banyak sekarang saya paham dan mampu berinteraksi dengan bahasa Thailand. Sebelum saya pulang ke Indonesia saya menyanyikan lagu kebangsaan Thailand pada hari perpisahan sebagai tanda terima kasih serta bukti kecintaan saya kepada Thailand,” ujar Rif’atus Shoolihah Zamzami lagi.
”Tidak jauh berbeda dengan Rifa, saya ditempatkan di Provinsi Nakhon Sri Thammarat dengan mayoritas penduduknya juga menggunakan bahasa Thailand sebagai bahasa sehari-hari. Itu menjadikan saya juga sedikit banyak menguasai bahasa Thailand. Bahkan pada saat hari perpisahan sebelum saya kembali ke Indonesia, saya memberikan sambutan, kesan dan pesan kepada murid-murid dengan menggunakan bahasa Thailand,” cerita Puji Damayanti Farma, mahasiswi PBA.
”Masalah memang datang begitu saja, dan tanpa saya sadari saya mendapatkan masalah yang mana serupa dengan kehilangan separo nyawa saya. Saya kehilangan paspor beserta visa. Awalnya saya sangat takut tidak bisa kembali ke Indonesia karena salah satu syarat untuk bisa keluar dari Thailand yakni pengecekan paspor di perbatasan. Alhamdulillah berkat bantuan dan fast response dari Konsulat Indonesia akhirnya saya bisa mendapatkan paspor baru,” cerita Lailatul Sa’dia, mahasiswi PBA yang ditempatkan di daerah Pattani.
”Selain untuk memenuhi tugas akademik, salah satu niat saya mengikuti program ini agar dapat menjelajahi berbagai negara Asean. Karena kita mendapat sesuai apa yang diniatkan dari awal, dan benar semua itu terwujud sesuai dengan niat saya. Mungkin dari semua teman saya, saya yang paling banyak menjelajahi negara-negara Asean seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura,” kata Erwin Sanjaya, mahasiswa PBA. (dian)