![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2018/09/Mendikbud-Serdang.jpg?resize=800%2C600&ssl=1)
Mendikbud Muhadjir Effendy memberikan penghargaan Pemda dan perorangan di Acara Hari Aksara Internasional di Deli Serdang.
PWMU.CO-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan penghargaan kepada empat kabupaten/kota yang berhasil dalam penuntasan buta huruf.
Empat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur, Kabupaten Bogor Jawa Barat, dan Kota Tegal Jawa Tengah.
Penghargaan diberikan pada puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-53 di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, Sabtu (8/9/2018).
Mendikbud juga memberikan penghargaan kepada 10 pegiat aksara, 22 tokoh adat pendukung pendidikan keaksaraan dasar pada Komunitas Adat Terpencil/Khusus (KAT), 6 pegiat perempuan bidang pendidikan kesetaraan, 3 peserta didik Pendidikan Keaksaraan Dasar, 3 peserta didik Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri.
”Dalam sepuluh tahun terakhir ini, Indonesia patut bersyukur karena berhasil meningkatkan keaksaraan masyarakat secara signifikan,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sambung dia, Indonesia telah membuktikan keberhasilannya dengan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan Untuk Semua (PUS) yang dideklarasikan di Dakar.
”Oleh sebab itu, kita patut memberikan penghargaan kepada daerah-daerah yang telah berhasil menurunkan angka buta huruf secara signifikan di daerahnya,” ujar Muhadjir.
Mendikbud mengemukakan, sampai saat ini tercatat 11 provinsi yang persentase buta aksaranya masih di atas rata-rata nasional (2,07%). ”Tugas untuk mengentaskan buta aksara dan membebaskan bangsa ini dari kebutaaksaraan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dengan terbebasnya bangsa ini dari buta aksara, maka kualitas sumber daya manusia akan semakin meningkat,” kata dia menambahkan.
Dalam pengembangan masyarakat, kata dia, pemerintah memberikan layanan program pendidikan keaksaraan dasar dan keaksaraan lanjutan di daerah terpadat buta aksara, daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), dan komunitas adat terpencil/khusus. Selain itu juga pemerintah memberikan layanan melalui program Kampung Literasi dan Desa Vokasi.
”Melalui program ini diharapkan dapat membentuk kawasan desa inisiator pengembangan budaya baca masyarakat dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang memanfaatkan potensi sumber daya dan kearifan budaya lokal, lebih khusus di daerah-daerah 3T,” tandasnya.
Keberaksaraan atau literasi yang dirumuskan oleh World Economic Forum (2016), merupakan kecakapan orang dewasa abad 21. Terdapat enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh setiap orang dewasa, yakni: 1) baca tulis, 2) numerasi, 3) sains, 4) digital, 5) finansial, serta 6) budaya dan kewargaan.
”Literasi dan Pengembangan Keterampilan menunjukkan bahwa keaksaraan bukan hanya sekadar prioritas pada aspek baca, tulis, hitung (calistung), tetapi juga pentingnya pengembangan keterampilan sebagai investasi yang sangat penting bagi masa depan dan kemajuan bangsa yang bermartabat,” ujarnya.
Penghargaan juga diberikan kepada lembaga pendidikan non formal dan informal, yakni 3 lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), 3 lembaga Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan 10 Taman Baca Masyarakat (TBM) Kreatif-Rekreatif. (Hum)
Discussion about this post