PWMU.CO – Pernahkah Anda mengalami kondisi seperti ini? Anda kelupaan di mana menaruh dompet, dan sudah “pasrah” untuk mencarinya? Kemudian ketika adzan berkumandang, Anda pun berwudlu dan bersiap melaksanakan shalat tanpa memikirkan dompet itu lagi. Mulai berkonsentrasi, menghadap kiblat, dan bertakbiratul ihram: Allahu Akbar! Sedetik setelah takbir, tiba-tiba Anda langsung ingat di mana dompet diletakkan!
Meski kelihatannya seperti “bercanda”, ternyata kondisi ini bisa dijelaskan secara ilmiah lewat Neurosains. Sebuah ilmu yang mempelajari perkembangan maupun fungsi-fungsi otak. “Cara shalat yang benar, posisi tubuh yang benar, memahami apa yang dibaca, dan melakukannya dengan penuh perasaan, akan memudahkan seseorang untuk berkonsentrasi,” begitu jelas pakar neorosains, DR dr Taufiq Pasiak MPdI MKes, dalam Kajian Ramadhan PW Muhammadiyah Jatim, (11/6).
(Baca: Kenapa Indonesia Banyak Koruptor? Ini Penjelasan Taufiq Pasiak dan Ini Jawaban Mengapa Penghuni Surga selalu Muda)
Menurut penulis buku “Tuhan di dalam Otak Manusia” ini, sesungguhnya anatomi (posisi) tubuh dalam setiap gerakan shalat sangat mendukung pengembalian konsentrasi seseorang. Istilah mudahnya, shalat sangat menyehatkan otak untuk tetap selalu sehat. Tentu saja dengan catatan, jika kaifiyyat-nya (tata cara) dilakukan dengan benar, posisi anatomi tubuh sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, dilaksanakan dengan sepenuh hati, dan memahami bacaannya.
“Karena itu, selain lafal-lafal shalat yang harus dihafalkan, kita juga mengajarkan kaifiyyat shalat yang benar itu,” jelas Taufik Pasiak merujuk pada pentingnya anatomi tubuh dalam shalat untuk kesehatan otak. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Utara 2016-2018 ini kemudian mencontohkan beberapa kekurangtepatan gerakan rukuk yang mudah dijumpai.
(Baca: Zikir adalah Kegiatan Berpikir Tingkat Tinggi dan Bangsa Indonesia Gagal Berpuasa dari Eksploitasi Alam)
“Posisi rukuk yang benar adalah ketika pinggang membentuk sudut 90 derajat dan tangan tertumpu pada lutut,” jelas Taufiq di hadapan ribuan peserta acara yang diselenggarakan di DOME Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu. Namun, dalam keseharian, ternyata tidak sedikit umat Islam yang melaksanakan rukuk demikian. Ada yang tangannya bertumpu pada tubuh di bawah lutut, sehingga posisi pinggang saat rukuk tidak membentuk sudut 90 derajat. Tapi kurang.
Inilah salah satu hikmah neurologis dari hadits Nabi yang bersabda: shalluu kamaa ra-aitumuuniy ushalliy, shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat. Ternyata bukan hanya syar’i, menyehatkan fisik, tapi juga menyehatkan otak. Ayo, benar-benar mulai melakukan gerakan shalat dengan posisi tubuh yang benar, memahami apa yang dibaca, dan melakukannya dengan penuh perasaan. Dan, ajarkan itu pula pada anak cucu kita! (paradis alhaedar)