PWMU.CO – Sebagai salah satu bentuk impelementasi nilai-nilai Tri Kompetensi Dasar kader dalam bermasyarakat, PC IMM Surabaya mengadakan, serangkaian acara ‘Sosialisasi Surabaya Darurat Kejahatan Seksual Pada Anak’ di kampung binaan Stren Kali Jagir, Surabaya, Jumat (24/6). Acara ini dihadiri sekitar 30 anak binaan yang dinaungi PC IMM Surabaya.
Acara sosialisasi ini betujuan untuk mempersiapkan dan memberikan pemahaman terhadap anak-anak akan bahaya kejahatan seksual, serta pembekalan dan pembentengan diri anak dengan akhlak dan moral yang baik.
Selaras dengan hal itu, Silvia Virda Susanti menuturkan wawasan terhadap kejahatan seksual dan beragam kejahatan lainnya sangat perlu untuk disampaikan sejak dini. Sehingga mereka bisa menjaga diri dan pergaulan, serta selalu menerapkan akhlak yang baik.
(Baca: Namanya Pesantren Kilat, tapi Pelaksanaannya Sebulan! dan Gembleng Ketaqwaan dan Semangat Berprestasi Siswa melalui Pesantren Kilat)
“Kita ketahui bersama, akhir-akhir ini Indonesia mengalami krisis kejahatan seksual pada anak, tak terkecuali di Surabaya. Sebagai salah satu respon atas persitiwa itu, PC IMM Surabaya bersinergi dengan seluruh kader IMM se-Surabaya melakukan sosialisasi bahaya kejahatan seksual terhadap anak. Selain itu, mereka juga dibekali dengan pemahaman moral dan agama yang baik. Sehingga anak-anak ini nantinya bisa menjaga diri mereka sendiri,” kata Kabid (Ketua Bidang) Immawati PC IMM Surabaya ini.
Dalam kesempatan yang sama, Wafir Hasanuddin, Kabid SOSPEMAS (Sosial Pemberdayaan Masyarakat) PC IMM Surabaya menuturkan bahwa kegiatan serupa harus terus digalakkan. Karena kejahatan seperti ini bisa terjadi dimana-mana, dan pembekalan seputar akhlak, Moral dan agama harus terus diinternalisasi pada anak-anak sejak dini. Sehingga mereka bisa menjaga diri dan siap menjadi generasi penerus bangsa.
“Acara seperti ini juga merupakan implementasi dari nilai-nilai tri kompetensi kader dalam IMM. Yakni intelektualitas, religiusitas dan humanitas. Di mana seorang kader harus memiliki wacana dan wawasan yang luas, pemahaman ilmu yang mendalam. Semua itu harus dilandasi dengan nilai-nilai tauhid yang juga mendalam pula dan bermanfaat untuk masyarakat,” lanjutnya
Syahrul Ramadhan, salah satu relawan dalam sosialisasi tersebut, mengaku tergerak untuk terlibat aktif dalam sosialisasi karena ingin membagikan ilmu yang dia miliki.
Saya berpendidikan, maka saya harus mendidik. Semua orang yang pernah mengenyam pendidikan memiliki tugas yang sama pula. Yakni, mempersiapkan generasi penerus dengan membentengi akhlak mereka dari beragam kejahatan di luar sana,” ujar Syahrul.
Acara ini juga sekaligus merupakan serangkaian kampanye untuk menolak segala bentuk kejahatan seksual terhadap anak dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga anak. Serta mempersiapkan mereka menjadi generasi emas penerus perjuangan bangsa. (ilmi)