Trenyuh kontributor kakek, ajak 8 lainnya. Itulah yang dialami Slamet Hariadi, Kontributor PWMU.CO asal Keduyung, Laren, Lamongan. Berikut kisahnya.
PWMU.CO – Saya tergerak menulis setelah membaca salah satu berita Milad Ke-2 PWMU.CO berjudul “Habis Jatuh dari Motor Kakek Lima Cucu Ini Masih Nekat Ikuti Milad PWMU.CO,” yang ditulis Ria Pusvita Sari. Begitu semangatnya kakek itu menjadi kontributor meskipun kakinya masih sakit.
Di foto berita itu sang kakek dan kontributor lainnya terlihat bahagia. Saya pun membayangkan seandainya saya sudah bergabung dengan mereka: alangkah senangnya.
Menulis meski Tak Paham Teori
Sejak saat itu saya mencoba menulis untuk mengabarkan kegiatan-kegiatan amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang saya ikuti. “Saya tidak mengerti kaidah menulis berita yang memenuhi unsur 5W+1H. Yang penting ada kemauan menulis,” begitu suara hati saya.
Saat di awal mengirim berita, saya masih sering dikonfirmasi oleh editor, karena kurang jelasnya berita dan tulisan yang saya tulis. Di antaranya mengandung unsur opini atau pendapat pribadi.
Setelah tulisan diterbitkan, saya senang bukan main. Hasilnya menjadi bagus. Dan saya membacanya berulang-ulang. Di samping untuk melihat jumlah pembaca sekaligus sebagai pembelajaran untuk perbaikan tulisan.
Setiap editor memberikan ilmu menulis lewat Group WhatsApp (GWA) Kontributor PWMU.CO, saya selalu berusaha mempelajari dan memahami apa yang diinginkan editor.
Selain lewat GWA, saya, alhamdulillah, berkesempata belajar menulis secara ofline dalam acara Road Show Milad Ke-3: Pelatihan Teknik Menulis Berita dan Liputan Video via Hp yang digelar di SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.
Saya juga bisa mengikuti Pelatihan Menulis Indepth Reporting dan Opini yang diadakan PWMU.CO di Gedung Muhamamdiyah Jawa Timur.
Saya berusaha untuk mengikuti supaya tulisan bisa ‘naik kelas’, sehingga bisa meringankan editor dalam proses editing tulisan saya.
Menulis Memberi Kepuasan
Ternyata menulis itu membuat hati saya puas dan bangga karena bisa mengabarkan kegiatan-kegiatan persyarikatan Muhammadiyah. Mulai dari pengajian, pendidikan, kesehatan, bahkan bencana banjir dan longsor.
Selama dua tahun menjadi kontributor PWMU.CO, saya bisa mengikut liputan khusus yang ditugaskan redaksi. Misalnya dalam resepsi milad Muhammadiyah yang diadakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan. Dua tahun saya terlibat di tim.
Dengan peugasan khusus itu saya bisa meliput tokoh-tokoh penting antara lain Amien Rais, Din Syamsuddin, Abdul Mu’ti, Anies Basewedan, dan tokoh-tokoh Jawa Timur.
Rasakan Dampak Berita
Yang bikin tambah bahagia, ternyata tulisan-tulisan saya itu punya dampak. Yang bisa saya rasakan langsung adalah berita-berita seputar longsornya tanah gedung SMP Muhammadiyah 17 Keduyung, Laren, Lamongan.
Dari pemberitaan itu muncul respon dari pembaca. Mulai dari perorngan, Lazismu, dan terakhir dari Pemprov Jawa Timur lewat Anggota DPR RI Prof Zainudin Maliki. Bahkan berita longsor yang saya tulis melatarbelakangi Nia Ambarwati—Mahasiswi Diploma Keperawatan Vokasi Universitas Airlangga—mengambil penelitian di sekolah ini.
Setiap tulisan yang terbit, saya berusaha memviralkan dengan cara KBB (klk, bacam dan bagikan). Baik melalui GWA maupun Facebook, sesuai anjuran editor. “Karena berita yang sudah diedit dengan baik dan berkeringat itu jangan sampai tenggelam di di dasar Google,” begitu editor sering mengingatkan, yang selalu terngiang-ngiang di telinga saya.
Mengajak Kontributor Baru
Dan yang lebih membuat bahagia, trenyuh kontributor kakek itu membuat saya bisa mengajak orang lain menjadi kontributor PWMU.CO untuk berdakwah digital.
Saat itu saya berpikir, Muhamamdiyah Lamongan itu AUM-nya banyak tapi pemberitaan minim. Dan alhamdulillah sampai saat ini kontributor yang saya ajak mencapi delapan orang.
Kedelapan kontributor itu adalah pertama M. Faried Achiyani dari Babat yang sangat produktif menulis berita. Kedua istri saya, Umi Hanik, penulis kegitan Aisyiyah yang diikutinya.
Ketiga Tholin Haris, Guru SMP Muhammadiyah 17 Keduyung. Keempat M. Zuhdi Mukromin Sekretaris Majelis Pembina Kesehatan Uumum MPKU (PDM) Lamongan.
Kelima, M Syamsu Dluha, Dokter Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Keenam Sekretaris Departemen Kader Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Lamongan Yunia Zahrotin Nisa’, Ketujuh, Guru MI Muhammadiyah Brangsi, Sumarianto, dan kedelapan, Sulistiyowati, Humas Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla).
Pada milad keempat ini, semoga PWMU.CO semakin baik dan dan peringkatnya di alexa.com bisa rengking 1000, sehingga janji memotong kambing pun bisa terwujud.
Dan trenyuh kontributor kakek bernama Abdul Rozak yang kini sudah almarhum itu semoga membawa berkah. Amin. (*)
Penulis Slamet Hariadi, Kepala Klinik Muhammadiyah Keduyung. Editor Mohammad Nurfatoni.