• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Minggu, April 11, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Milad PWMU.CO

Wawancara dengan Buya yang Tak Terlupakan

Minggu 22 Maret 2020 | 06:32
in Milad PWMU.CO
316
SHARES
988
VIEWS
Wawancara dengan Buya Syafii Ma'arif adalah salah satu kenangan tak terlupakan kontributor Malang Uzlifah. Ada juga kenangan bersama Haedar Nashir, Emha Ainun Nadjib.
Uzlifah bersama suami Nugroho Hadi Kusuma dan Harakah El Muhammady Kusumadiningrat, usai mewawancarai Buya Syafii Ma’arif (Syarifudin Raisul Haq K/PWMU.CO).

Wawancara dengan Buya Syafii Ma’arif adalah salah satu kenangan tak terlupakan kontributor Malang Uzlifah. Ada juga kenangan bersama Haedar Nashir, Emha Ainun Nadjib, dan tokoh lainnya.

PWMU.CO – Portal berita milik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini saya kenal sekitar empat tahun silam. Bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian di dalamnya. Rasanya tidak percaya hingga kini akhirnya saya terjun di bidang jurnalistik. Semua itu bermula dari keterlibatan saya dalam berkontribusi di PWMU.CO.

Banyak hal yang saya dapatkan selain terkait ilmu tulis-menulis. Saya mendapatkan banyak saudara dan guru. Juga bisa berinteraksi dengan tokoh-tokoh nasional. Itu menjadi pengalaman sangat berharga, yang tidak bisa dinilai dengan apapun.

Kisah Pak Manan adalah salah satu tulisan saya yang viral di tahun kedua kelahiran PWMU.CO. Kisah seorang aktivis Muhammadiyah yang mengikuti aksi 411 pada tahun 2017 dengan menggunakan sepeda motor butut: dari Malang ke Jakarta.

Meliput dia, menuntut saya untuk super sabar. Saya harus benar-benar mengikuti perjalanan Pak Manan melalui pesan WhatsApp dan sambungan telepon setiap saat. Hampir 24 jam saya terjaga. Sebab saya harus memastikan perjalan Pak Manan sampai tujuan dan tulisan saya tuntas.

Kecintaan dan rasa percaya saya pada portal berita berkemajuan ini telah menjadikan saya sebagai sosok yang lebih berani dan selalu haus akan ilmu. Terlebih lagi dengan campur tangannya sang redaktur yang sangat disiplin.

Wawancara dengan Buya Syafii

Ketika ramai-ramainya kasus Ahok dan bapak bangsa kita—Buya Syafii Maarif—menjadi objek bulian netizen, saya mempunyai keinginan yang kuat untuk bisa wawancara dengan beliau. Saat itu saya tidak mengenalnya, tidak tahu alamat rumahnya juga tidak punya nomor teleponnya. Saya hanya punya Kartu Pers PWMU.CO.

Saya ikuti informasi bahwa saat itu Buya Syafii berada di luar kota untuk kepentingan umat dan baru kembali ke Yogyakarta sore hari. Tidak mau kehilangan kesempatan, habis Maghrib saya ditemani dua anak dan suami berangkat mencari rumah beliau. Saat itu hujan sangat lebat dan suasana gelap sekali.

Tepat pukul 21.00 WIB kami berada di depan pagar rumah Buya Syafii. Dengan harap-harap cemas kami membunyikan bel. Melihat suasana yang sangat sepi kami putuskan untuk pulang. Apalagi saya sudah bunyikan bel tiga kali.

Baca Juga:  Haedar Nashir: Muhammadiyah Kehilangan Kader Militan Nadjib Hamid

Alangkah terkejutnya saat kami membalikkan badan. Seorang laki-laki membawa payung dan berkata, “Ada perlu apa ya? Ayo-ayo masuk,” ajaknya sambil mengarahkan payungnya ke saya, yang saat itu sambil menggendong putra kelima saya: Harakah El Muhammady Kusumadiningrat.

Keramahan dan kesantunan Buya Syafii menjadi satu hal yang tidak bisa saya lupakan. Bayangkan, kami tidak pernah mengenalnya dan saat itu beliau baru datang dari luar kota. Tapi semua itu tidak diindahkan.

Saya pun memperkenalakan diri sambil menunjukkan Kartu Pers PWMU.CO. Satu jam kami berbincang, usai wawancara dengan Buya, beliau mengantar kami sampai ke depan pagar sembnari memayungi saya dan Harakah. Buya Syafii juga menolak saat saya akan membantunya untuk menutupkan pintu pagar rumahnya.

Setelah saya tahu sendiri sosok seorang bapak bangsa tersebut, saya tidak tinggal diam. Saya sampaikan pada para pem-bully bahwa mereka ternyata tidak sebaik Buya Syafii.

Wawancara Can Nun di Bandara

Bersama PWMU.CO Allah juga memberi kesempatan saya untuk wawancara dengan seorang budayawan ternama Emha Ainun Najib Alias Cak Nun.

Saat itu kebetulan kami akan pergi ke Samarinda untuk memberi materi pelatihan jurnalistik. Saya bertemu dengan Cak Nun yang menjadi pusat perhatian saat berada di ruang tunggu Bandara Juanda.

Alhamdulillah saya bisa menemuinya. Saya keluarkan Kartu Pers PWMU.CO dan minta izin untuk memulai wawancara.

Awalnya hanya saya sendiri. Setelah beberapa menit saya lirik samping kanan kiri ternyata sudah ada beberapa wartawan dari media lain yang ikut menyimak perbincangan saya dengan Cak Nun.

Usai wawancara semua orang berebut foto bersama Cak Nun dan saya bertindak sebagai fotografernya. Sampai saya sendiri tidak punya foto dengan Cak Nun yang bagus. Memang ada dua jepretan. Itu pun dilakukan oleh suami saya dan keduanya blur.

Tulisan yang saya hasilkan membuat Cak Nun sangat percaya dengan PWMU.CO meski awalnya dia meragukan saya. Buktinya, setelah itu dia mengirim tulisan berkali-kali untuk dimuat di PWMU.CO.

Wawancara Pak Haedar dan Bu Noorjannah

Berhasil wawancara dengan pucuk pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah butuh nyali tersendiri.

Saat itu saya harus berangkat sebelum Subuh ke Bandara Juanda untuk bisa menemani Nelly Asnifati, Sekretaris Pimpinan Wlayah Aisyiyah Jatim, menjemput Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noorjannah Johantini.

Baca Juga:  Empon-Empon Mahal, Produsen Jamu pun Kelimpungan

Dalam perjalanan mengantar beliau dai Bandara Juanda menuu Brondong Lamongan, saya dapat menulis beberapa berita dari beliau. Kemudian dilanjutkan dengan liputan khusus pembukaan Klinik Pratama Muhammadiyah Brondong.

Lain Ibu Noorjannah lain pula Pak Haedar Nashir. Saat itu hanya saya yang dapat kesempatan wawancara khusus dari sekian banyak jurnalis yang ada di arena Expo LPCR 2016 di Babat Lamongan.

Pak Haedar mengawali pembicaraan dengan bertanya pada saya, “Sudah nulis berapa buku? Tentang apa saja?” Meski saya sempat menjawab pernah menulis buku tentang PAUD, tapi saat itu terus terang pertanyaan Pak Haedar seakan menyindir saya.

Dan sejak itulah saya bersemangat untuk belajar menulius lebih baik lagi hingga terbit buku saya Literasi Diigital yang itu murni karena kiprah saya berkontribusi di PWMU.CO. Kemudian terbit lagi Fiqih Lifestile dan masih ada dua naskah lagi.

Hujan Lebat Usai Liput Candi Jago

Berkesempayan meliput Milad Ke-104 Muhammdiyah di Bangkalan dan meliput langsung aksi 212 serta berhasil mewawancarai beberapa tokoh seperti Brigjen Firly, Dahlan Rais, Dahniel Anzar Simanjuntak, dan masih banyak lagi menjadi catatan sejarah tersendiri dalam kehidupan saya.

Ada dua liputan yang tidak kalah pentingnya , yaitu saat meliput Candi Jago, di mana saya harus dibonceng suami dengan sepeda motor yang jaraknya lumayan jauh. Saya juga harus bersabar untuk tidak banyak berkomentar dan bersabar untuk tidak menyimpulkan tergesa karena sepanjang pembahasan tidak lepas dari dunia klenik.

Padahal yang saya temui tak lain adalah seorang aktiivis Muhammadiyah. Dari peristiwa itu saya melihat Muhammadiyah harus punya banyak ragam dan warna dalam berdakwah agar bisa menjangkau semua segmen dan komunitas masyarakat.

Sepanjang perjalanan pulang kami berdua berjibaku menahan dingin karena hujan sangat lebat disertai angin. Jarak yang masih jauh dan hari yang semakin sore membuat kami tidak mungkin berteduh. Sebab keempat anak kami sedang menanti di rumah.

Selain hal-hal di atas, ada kenangan yang juga tidak mungkin saya lupakan. Yakni saat meliput peternakan tikus putih milik Pak Suwaji salah seorang anggota Pimpinan Ranting Muhammadiyah Mojolangu Lowokwaru, Malang.

Pasalnya saya ini orangnya paling jijik dengan tikus. Nah saat itu saya harus masuk kandang yang isinya ribuan tikus putih dan beberapa ekor ular raksasa. Bau yang menyengat bisa saya tahan tapi saat harus mengambil beberapa foto, saya harus kerahkan semua energi untuk menahan rasa jijik yang amat sangat.

Sepadan dengan perjuangan keras saya, hasil reportase itu juga berhasil menarik perhatian netizen meskipun setelah reportase saya tidak bisa makan selama tiga hari karena kebayang terus oleh ribuan tikus putih dan ular-ular raksasa.

Baca Juga:  Menyambut Harlah NU, Ini Harapan Muhammadiyah

Ternyata tanpa saya sadari hal itu telah menjadikan putri ketiga saya sebagai penyayang binatang. Saya baru sadar di rumah ternyata saat saya sibuk reportase putri saya malah bermain dengan ular-ular raksasa. Dan sejak itu dia merengek minta dibelikan ular, tikus, monyet, dan binatang lainnya.

Kecewa Dua Liputan

Saya percaya kesuksesan seseorang itu bisa dipicu oleh rasa putus asa dan kecewa yang berhasil dibangkitkan kembali. Saya pernah merasa sangat kecewa saat menulis dua berita.

Pertama, saat meliput Ustadz Firanda Andirja yang dihadang Banser saat mau ceramah di sebuah masjid. Saat itu saya dipaksa untuk sedikit berbohong oleh nara sumber. Saya harus bongkar tulisan sampai sepuluh kali.

Dengan halus nara sumber minta saya agar memperhalus bahasa yang menurut saya itu untuk menutupi kejadian yang sebenarnya. Akhirnya atas kebijakan pemimpin redaksi, sepakat isi berita diperhalus dan demi keselamatan saya nama saya sebagai penulis diganti Tim PWMU.CO.

Kemudian yang kedua, saya harus rela berita saya dihapus padahal sudah viral karena pihak pemilik acara di sebuah stasiun radio akan mempolisikan PWMU.CO bila berita tersebut tetap terbit.

Buah manis sebagai kontributor PWMU.CO telah saya rasakan, saat saya mendapat hadiah untuk mengikuti dan meliput Rihlah Dakwah II Malaysia dan Thailand. Berkat PWMU,CO pula kini tulisan saya juga dimuat di media cetak. Dan yang terpenting saya tetap istiqAmah berkontribusi di usia empat tahun PWMU.CO.

Semua pengalaman manis dan pahit bersama PWMU.CO selamaini, telah menjadi guru terbaikku. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Buya Syafii MaarifEmha Ainun NadjibHaedae Nashir NoordjannahHaedar NashirNoordjannahUzlifah
Share126Tweet79SendShare

Related Posts

Shooting Batal
Feature

Shooting Batal, Mas Nadjib Tampak Lelah

Jumat 9 April 2021 | 20:11
1.1k
Corona dan Disiplin Warga Persyarikatan ditulis oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Mengingatkan warga yang belum disiplin patuhi pimpinan soal Covid-19.
Headline

Haedar Nashir: Muhammadiyah Kehilangan Kader Militan Nadjib Hamid

Jumat 9 April 2021 | 09:47
14.8k
72 Nasihat yang Menginspirasi
Kabar

72 Nasihat yang Menginspirasi

Senin 5 April 2021 | 10:06
195
FKUB Kota Malang
Kabar

FKUB Kota Malang Sikapi Bom Makassar

Rabu 31 Maret 2021 | 21:03
149
Bom Makassar
Headline

Bom Makassar, Muhammadiyah Minta Ungkap Aktor di Belakangnya

Minggu 28 Maret 2021 | 21:33
301
Di Balik Fantastisnya Pembukaan Muktamar XXII IPM
Kabar

Di Balik Fantastisnya Pembukaan Muktamar XXII IPM

Sabtu 27 Maret 2021 | 09:22
125

Discussion about this post

Berita Terbaru

Sanggar bimbingan

Sanggar Bimbingan Dibangun PCIM untuk Anak Buruh Migran di Malaysia

Sabtu 10 April 2021 | 22:34
Kwartir Wilayah

Kwartir Wilayah HW Jatim Rapat Virtual, Ini Pesannya

Sabtu 10 April 2021 | 21:55
SMK Muhammadiyah 2

SMK Muhammadiyah 2 Taman Gelar Ujian Kompetensi Keahlian

Sabtu 10 April 2021 | 19:48
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah

KH Ahmad Dahlan dan Keutamaan Khusyuk

Sabtu 10 April 2021 | 16:48
Nasyiatul Aisyiyah Sampaikan Duka atas Wafatnya Nadjib Hamid

Nasyiatul Aisyiyah Sampaikan Duka atas Wafatnya Nadjib Hamid

Sabtu 10 April 2021 | 16:34
Firasat sebelum Nadjib Hamid Wafat

Firasat sebelum Nadjib Hamid Wafat

Sabtu 10 April 2021 | 16:22
Kenangan Ustadz Nadjib Ngumpulno Balung Pisah, catatan Abdul Wahab, Jurnalis Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya tentang Nadjib Hamid.

Kenangan Ustadz Nadjib Ngumpulno Balung Pisah

Sabtu 10 April 2021 | 15:12
Inilah Juara Festival Faqih Usman Ke-5 Tahun 2021

Inilah Juara Festival Faqih Usman Ke-5 Tahun 2021

Sabtu 10 April 2021 | 14:27
Sekolah Ramadhan

Sekolah Ramadhan: Generasi Tangguh

Sabtu 10 April 2021 | 13:48
Kesalahan Fatal Komnas HAM

Kesalahan Fatal Komnas HAM

Sabtu 10 April 2021 | 12:39

Milad PWMU.CO

Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
Headline

Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 11:42
15.6k

Mohammad Nurfatoni: Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Tangis dan Tawa di Balik Berita...

Read more
Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 06:18
231
Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Minggu 21 Maret 2021 | 00:51
177
Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Minggu 21 Maret 2021 | 00:13
205
Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Sabtu 20 Maret 2021 | 17:35
249

Terpopuler Hari Ini

  • Nadjib Hamid menekankan pentingnya pemimpin menciptakan sejarah dan meninggalkan 'sunah' hasanah (jejak kebaikan) dalam kehidupan ini.

    Ustadz Nadjib Telah Mudik Selamanya

    4492 shares
    Share 1797 Tweet 1123
  • Tugas Khusus dari Ustadz Nadjib

    3216 shares
    Share 1286 Tweet 804
  • Abdul Mu’ti: Mas Nadjib Selalu Bergembira Menolong

    3671 shares
    Share 1468 Tweet 918
  • Haedar Nashir: Muhammadiyah Kehilangan Kader Militan Nadjib Hamid

    4729 shares
    Share 1892 Tweet 1182
  • Din Syamsuddin: Pergaulan Nadjib Hamid Melintasi Batas Persyarikatan

    2686 shares
    Share 1074 Tweet 672
  • Teladan Digital Ustadz Nadjib Hamid

    2650 shares
    Share 1060 Tweet 663
  • Yakin Ada Skenario yang Lebih Baik di Balik Wafatnya Nadjib Hamid

    1402 shares
    Share 561 Tweet 351
  • Tugas Belum Selesai dari Mas Nadjib

    1310 shares
    Share 524 Tweet 328
  • Nur Cholis Huda: Tugas Apapun Akan Dilaksanankan Pak Nadjib

    1171 shares
    Share 468 Tweet 293
  • Hasil Akuisisi, RS Muhammadiyah Kalikapas Lamongan Diresmikan

    511 shares
    Share 204 Tweet 128
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In