ADVERTISEMENT
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Senin, Januari 30, 2023
  • Login
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

New Normal, New Norm, atau New Culture?

Sabtu 30 Mei 2020 | 18:46
6 min read
261
SHARES
815
VIEWS
New Normal: New Norm atau New Culture? (Ilustrasi freepik.com)

New Normal, New Norm, atau New Culture? Kolom oleh Aji Damanuri, Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Ponorogo. Juga Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tulungagung.

PWMU.CO – Wacana kenormalan baru “new normal” ditawarkan pemerintah ketika grafik pandemi Covid-19 masih cukup tinggi, bahkan di beberapa daerah cenderung naik.

Masyarakat bertanya-tanya apa sebenarnya pengertian, maksud, dan tujuan kenormalan baru atau yang lebih dikenal dengan new normal. Apakah kembali normal setelah pandemi menghantam (return to normal) atau normal kembali setelah ketidaknormalan (back to normal)?

New normal yang terkadang juga disebut sebagai kewajaran baru atau kelaziman baru, adalah sebuah istilah dalam bisnis dan ekonomi yang merujuk kepada kondisi-kondisi keuangan usai krisis keuangan 2007-2008 dan resesi global 2008–2012.

Sejak itu, istilah tersebut dipakai dalam berbagai konteks lain untuk mengimplikasikan bahwa suatu hal yang sebelumnya dianggap tidak normal atau tidak lazim, kini menjadi umum dilakukan.

Namun demikian, jauh sebelum pandemi Covid-19 terjadi, Prof David Laibson dalam artikel di The New York Times yang berjudul The ‘New Normal’ Is Actually Pretty Old, 2011 menyatakan, obsesi “kenormalan baru” adalah kegilaan sesaat, yang pada akhirnya semuanya kembali ke tren jangka panjangnya.

Meski begitu, Prof Laibson juga menyatakan, pada umumnya orang sedikit bersenang-senang dengan label new normal. Artinya apa yang disebut new normal dalam ekonomi adalah ketidaknormalan juga.

New Norm dan New Culture

Bagaimana dengan pandemi Covid 19? Boleh jadi new normal dianggap sebagai fase di mana pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan dan publik diperbolehkan untuk kembali beraktivitas dengan sejumlah protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah sebelum ditemukannya vaksin.

Jika ini yang dimaksud, maka menurut saya paradigma yang dibangun bukan new normal, tetapi new norm (norma baru), kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu.

Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma-norma baru ini akan berkembang menjadi budaya baru (new culture).

Meskipun perubahan budaya adalah fase tersulit dalam pergerakan sosial, namun sering kali sebuah peristiwa besar yang bersifat traumatik mampu mengubah perilaku sosial masyarakat.

Pada masa pandemi Covid-19 ini telah banyak budaya masyarakat yang berubah secara terpaksa dan harus dipaksakan untuk menyesuaikan dengan semangat menghadapi Covid-19. Ada beberapa budaya yang telah berubah, namun perlu formula yang lebih baik agar berlaku secara efektif.

Budaya Kesehatan, Komunikasi, dan Paedagogi

Pertama, budaya kesehatan dan kebersihan. Meskipun dalam Islam pembahasan taharah (bersuci) selalu dibahas sebelum ibadah-ibadah lainnya, namun sensitivitas masyarakat belum membudaya dengan baik, kecuali di beberapa komunitas seperti pesantren.

New culture yang sedang dikampanyekan, sebenarnya merupakan ajaran-ajaran yang telah lama disampaikan oleh para medis. Namun belum menjadi kesadaran publik, selain faktor pendidikan dan ekonomi, juga sarana dan prasarana yang masih minim.

Seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak (social distancing), olah raga mengeluarkan keringat, berjemur, selalu menjaga kebersihan, mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta menekan stress dengan meningkatkan spiritualitas.

Kedua, budaya komunikasi dan sosialisasi. Budaya berkumpul adalah kodrat manusia, baik perkumpulan santai maupun perkumpulan resmi, baik acara sosial maupun keagamaan.

Sebuah doktrin dan ajaran sering dilakukan secara langsung dengan suasana ramah tamah ketimuran. Namun dalam masa Covid-19 ini, semua dilakukan secara online. Tentu saja berbeda jauh dengan bertemu langsung, yang ngetren dengan istilah kopdar (kopi darat).

Senang atau pun tidak, supaya terhindar dari penyebaran Covid-19, komunikasi dan sosialisasi harus dilakukan dengan memanfaatkan tehnologi komunikasi.

Ketiga, budaya paedagogi. Belajar online atau daring yang telah lama dikenalkan dunia modern ternyata menjadi pengganti belajar tatap muka yang menyiksa bagi guru, siswa, dan wali murid.

Sepanjang pengetahuan penulis, sejauh ini belum ada rilis research dari lembaga-lembaga penelitian yang mengemukakan efektivitas pembelajaran daring. Kendala apa saja yang dihadapi dan bagaimana solusi yang diajukan?

Karenanya butuh kreativitas dunia pendidikan untuk mengemas model pembelajaran daring ini. Bukan saja bagaimana penyampaian materi yang efektif, tetapi juga bagaimana penanaman nilai bisa dilakukan.

Budaya Ekonomi dan Keagamaan

Keempat, budaya ekonomi. Digitalisasi ekonomi dan keuangan telah membudaya sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Sehingga tinggal melanjutkan dan memperluas jaringan, komoditas, dan pasar sasaran.

Di beberapa daerah dengan tingkat pandemi zona merah ada yang menerapkan aplikasi e-pasar untuk melayani kebutuhan masyarakat bekerja sama dengan ojol (ojek online). Fintech juga menjadi tren baru dalam transaksi keuangan yang mengancam eksistensi para kasir.

Kelima, budaya keagamaan yang mengalami perubahan radikal dengan pembatasan tempat ibadah. Ratusan tahun dokrin ukhuwah dibangun di atas logika pemakmuran masjid sebagai basis sosial dan spiritual.

Karenanya bukan perkara gampang mengubah keyakinan umat yang sudah mendarah daging ini. Apa lagi fitrah keagamaan seseorang yang terancam, ketakutan, dan kekurangan selalu ingat akan Tuhannya.

Tradisi ngaji rutin berbasis teks puluhan tahun kadang belum mampu mengubah prilaku umat. Kajian rutin dengan tema tertentu saja belum tentu mampu memahamkan jamaah, apa lagi hanya materi-materi yang disampaikan via media sosial.

Maka, ekspektasi yang terlalu tinggi jika para agamawan membayangkan umat akan berubah seratus derajat hanya dengan edaran beberapa lembar. Butuh pendekatan sosiologis dan antropologis dalam mengarahkan umat pada tradisi keagamaan baru tersebut.

Pendekatan normatif-empiris, normatif-sosiologis, atau normatif-antropologis, bisa dijadikan bahan kajian dalam memahami manusia (perilaku). Baik kepatuhan terhadap norma berupa fatwa, maklumat, maupun kompilasi hukum Islam.

Butuh penelitian mendalam daripada sekadar justifikasi dan stereotype bagi perilaku umat, agar ke depan norma hukum Islam bisa dijalankan dengan baik.

Peran Teknologi dalam New Norm dan New Culture

Semua new norm dan new culture tersebut membutuhkan peran teknologi secara maksimal. Baik teknologi tepat guna maupun teknologi komunikasi sebagai piranti peradaban modern.

Penguasaan teknologi yang baik sangat menunjang pelaksanaan budaya baru saat pandemi berlangsung. Baik budaya kesehatan, komunikasi, paedagogi, ekonomi, dan keagamaan.

Semua membutuhkan kecanggihan teknologi dan keterampilan dalam menggunakannya. Produksi berita, iklan, tuntunan, materi, video, dan lain sebagainya perlu dikemas secara smart marketing supaya lebih bisa memahamkan dan memberi efek perubahan perilaku.

Para pemangku kebijakan, baik pemerintah maupun ormas, perlu membangun pemahaman dan kesadaran baru dalam menggerakkan potensi umat. Pemahaman bahwa dibutuhkan pendekatan sosiologis dan antropologis dalam mengatur tatanan masyarakat masa pandemi ini.

Kelemahan media sosial yang hanya mampu menyampaikan pesan namun kurang mampu membangun kesadaran dan nilai juga perlu solusi jitu.

Akhirnya, daripada terus ribut dengan istilah dan konsep baru new normal, lebih baik menghadapi dan mengatasi pandemi Covid-19 ini dengan membangun budaya baru (new culture) yang antisipatif, adaptif, dan solutif bagi masyarakat.

Kebijakan yang arif dan bijaksana dibangun di atas logika keilmuan dan moralitas, jauh dari motif jahat yang mengabaikan keselamatan jiwa.

Sejujurnya masyarakat yang berada dalam kepanikan, ketakutan, dan tekanan psikis tidak membutuhkan polemik. Tetapi membutuhkan solusi nyata agar selamat dari penularan Covid-19. Wallahu a’lam bi al shawab.(*)

Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Aji DamanuriNew CultureNew NormNew normalThe New Normal
SendShare104Tweet65Share

Related Posts

Bukan Tergantung Figur, Kepemimpinan Muhammadiyah Itu Kolektif Kolegial

Jumat 30 Desember 2022 | 07:57
577

Aji Damanuri: Bukan Tergantung Figur, Kepemimpinan Muhammadiyah Itu Kolektif Kolegial Bukan Tergantung Figur, Kepemimpinan Muhammadiyah Itu Kolektif...

Di Mata Kolumnis: PWMU.CO Luar Biasa!

Selasa 27 Desember 2022 | 13:05
1.2k

Aji Damanuri Di Mata Kolumnis: PWMU.CO Luar Biasa! Oleh Aji Damanuri, Sekretaris Majelis Tarjih Pimpinan...

Gedung BankZiska Diresmikan

Minggu 25 Desember 2022 | 11:36
204

Peresmian Gedung Bankziska di Desa Jabung Mlarak Ponorogo. PWMU.CO- Gedung BankZiska Ponorogo diresmikan di sela...

UMY-Intuitive Institute Menggelar Pelatihan Manajemen Penggalangan Dana Bersertifikat

Selasa 6 Desember 2022 | 15:30
210

Dr Shariq Siddiqui PhD di acara Certified Fundrising Management (Aji Damanuri/PWMU.CO) UMY-Intuitive Institute Menggelar Pelatihan...

Empat Hal Ini Perlu Diwaspadai Muhammadiyah

Rabu 26 Oktober 2022 | 06:05
2.4k

Aji Damanuri: Empat Hal Ini Perlu Diwaspadai Muhammadiyah (Istimewa/PWMU.CO) Empat Hal Ini Perlu Diwaspadai Muhammadiyah;...

Lima Mimpi Besar Seorang Kader Muhammadiyah

Selasa 25 Oktober 2022 | 12:33
553

Aji Damanuri: Lima Mimpi Besar Seorang Kader Muhammadiyah (Dokumentasi PWMU.CO) Lima Mimpi Besar Seorang Kader...

Pawang Hujan ke Mana? Mengenal Fikih Kebencanaan Muhammadiyah

Kamis 20 Oktober 2022 | 05:17
638

Pawang Hujan ke Mana? Mengenal Fikih Kebencanaan Muhammadiyah (Ilustrasi freepik.com premium) Pawang Hujan ke Mana? Mengenal Fikih...

Hukum Suap-menyuap untuk Menjadi PNS dan Lain-Lain

Rabu 14 September 2022 | 05:26
577

Hukum Suap-menyuap untuk Menjadi PNS dan Lain-Lain (Ilustrasi freepik.com premium) Hukum Suap-menyuap untuk Menjadi PNS...

Pak AR, Ketum PP Muhammadiyah yang Lebih NU dari Orang NU

Minggu 11 September 2022 | 14:34
1.7k

Jamaah Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al-Fattah Tulungagung, 4 September 2022. Pak AR, Ketum PP...

Gus Dur, Muhammadiyah Tulen yang Dititipkan di NU

Minggu 11 September 2022 | 06:18
2k

pengasuh Komunitas Padang Mahsyar Kota Batu Nurbani Yusuf dalam Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al-Fattah...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171195 shares
    Share 68478 Tweet 42799
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    84590 shares
    Share 33836 Tweet 21148
  • Siswa Smamio Raih Perak di World Young Biologist Olympiad

    12541 shares
    Share 5016 Tweet 3135
  • Campus Expo Smamio Undang 35 PTS-PTN

    13637 shares
    Share 5455 Tweet 3409
  • Smamsatu Mantu, Praktik Unik Penilaian Proyek Karakter

    39238 shares
    Share 15695 Tweet 9810
  • Spiderman Smamsatu Borong Medali Kejurnas Panjat Tebing FPTI

    97666 shares
    Share 39066 Tweet 24417
  • Siswa Spemdalas Juara I English Speech Tingkat Provinsi

    3235 shares
    Share 1294 Tweet 809
  • Kenang Legenda Sepak Bola, Siswa Spemdalas Bikin Pop-up Book Pele

    4075 shares
    Share 1630 Tweet 1019
  • Smamsatu Kembali Menggelar Seminar Pendidikan Internasional

    30262 shares
    Share 12105 Tweet 7566
  • Mahasiswa asal Afghanistan Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    2513 shares
    Share 1005 Tweet 628

Berita Terkini

  • MBC SD Muhlas Murajaah dan Hafalan di Taman SuroboyoSenin 30 Januari 2023 | 15:22
  • Cerobong Angka SD Muri Gresik Memikat Pengunjung Pameran IniSenin 30 Januari 2023 | 15:18
  • Guru SD Muri Gresik Pelatihan Media Pembelajaran InteraktifSenin 30 Januari 2023 | 12:42
  • Career Day SMA Muhi Undang Ketua Eksekutif SNPMB 2023Senin 30 Januari 2023 | 12:40
  • Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik Launching Aplikasi Mugeb AppSenin 30 Januari 2023 | 10:37
  • Ikhwan Nurhadi Terpilih Jadi Ketua PDM Kabupaten KediriSenin 30 Januari 2023 | 10:29
  • Juara Tahfidh, Begini Rahasia Pola Asuh Siswa SD Mugeb IniSenin 30 Januari 2023 | 06:33
  • Dua Wajah Baru PWA Jatim Siap Jalankan Roda AisyiyahSenin 30 Januari 2023 | 06:03
  • Pemuda Lintas Agama dan Komunitas Difabel Susun Produk Eco BhinnekaSenin 30 Januari 2023 | 05:30
  • Minim persiapan, SMP Musasi raih peringkat ketiga Sport Olympiad Futsal; Liputan Farah Az Zahra Asmara, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    SMP Musasi Raih Peringkat Ketiga Sport Olympiad FutsalMinggu 29 Januari 2023 | 23:09

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!