PWMU.CO – Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Babat Tengah resmi berganti ketua. Setelah dalam perhelatan Musyawarah Ranting (Musyran) ke-6 Muhammadiyah dan Aisyiyah Babat Tengah, Babat, Lamongan, Ahmad Arif Rahman Saidi terpilih sebagai ketua PRM dan dokter Farah Nurdiana terpilih sebagai Ketua PRA Babat Tengah periode 2015-2020.
Ahmad Arif Rahman Saidi yang merupakan Direktur BTM Mulia, salah satu Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) PCM Babat di bidang ekonomi ini ditetapkap sebagai ketua, setelah dirinya meraih suara terbanyak dari 9 formatur terpilih Musyran Muhammadiyah setempat. Pria yang akrab diapa Arief ini sehari-harinya juga adalah Komisaris PT Awam Group.
(Baca: Kakak-Adik Anak Penjual Timba Keliling, Pimpin Muhammadiyah-Aisyiyah Sukodadi Lamongan dan Putra Tokoh NU Itu Pimpin Pemuda Muhammadiyah Sukodadi)
Sementara untuk Ketua Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Babat Tengah dipercayakan kepada dokter Farah Nurdiana yang tidak lain merupakan Direktur RS Muhammadiyah Babat. Meski menempati urutan ketiga peraih suara terbanyak dari 7 formatur terpilih, Namun Alumnus Unair yang juga sebagai anggota Majelis Kesehatan PCA Babat ini, secara mufakat ditetapkan sebagai ketua terpilih oleh formatur lainnya.
Ketua Majelis Pembinaan Kader (MPK) PDM Lamongan Fathurrahim Syuhadi mengatakan, kedua Direktur AUM tersebut merupakan uswatun hasanah bagi anggota Persyarikatan yang bekerja di AUM. Di tengah-tengah kesibukan sebagai pegawai AUM, kedua Direktur AUM itu masih bersedia ngopeni (mengurus,red) Ranting Muhammadiyan maupun atau Aisyiyah.
”Ini jarang sekali dijumpai. Direktur AUM bersedia menjadi Ketua dan ngopeni Ranting Muhammadiyah-Aisyiyah yang anggotanya beragam. Dua aktivis ini merupakan contoh, karena mereka rela menjadi Pimpinan Ranting yang merupakan tempat dan denyut nadi kaderisai Persyarikatan Muhammadiyah,” katanya.
(Baca juga: Ketika Pemuda Bertani sacara Jamaah, 2 Ton Padi pun Dipanen dan Tentara Ini Jadi Ketua Ranting Muhammadiyah dan Wakafkan Rumah-Tanahnya untuk Dakwah)
Lebih lanjut Fathurrahim menegaskan, jika para Pimpinan AUM mau aktif mengurus Persyarikatan tidak tersekat level atau tingkatan, maka secara langsung bisa berdampak pada dakwah dan perkaderan yang barang tentu dapat berjalan dengan optimal.
”Namun sebaliknya, jika pimpinan AUM tidak aktif mengurus Persyarikatan, bisa dipastikan dakwah dan perkaderan tidak akan berjalan dengan optimal,” tandasnya. (mubarok/aan)