• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Anji, The Death of Expertise

Sabtu 8 Agustus 2020 | 16:56
in Kabar
0
462
SHARES
471
VIEWS
Anji, The Death of Expertise, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Dhimam Abror Djuraid, penulis Anji, The Death of Expertise. (Sketsa ulang foto Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

Anji, The Death of Expertise, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.

PWMU.CO – Kasus Anji dan Hadi Pranoto, sekali lagi, menjadi bukti matinya kepakaran, the death of expertise. Revolusi digital memakan banyak korban dan melahirkan pahlawan-pahlawan instan.

Revolusi digital, internet, dan medsos telah memenuhi hasrat heroik manusia dan memuaskan dahaga orang akan narsisme.

Siapa pun bisa bicara apa saja, kapan saja, di mana saja. Orang boleh dan bisa bicara apa saja, mulai dari resep ayam geprek sampai cara praktis tinggal di Planet Mars, atau soal filsafat ketuhanan yang paling rumit.

Tidak perlu William Wongso untuk berbicara soal resep ayam geprek. Tidak perlu menunggu Elon Musk untuk menjelaskan kemungkinan kehidupan di Planet Mars. Tak perlu mendengar Imam Alghazali atau Slavoj Zizek untuk menjelaskan eksistensi Tuhan. Siapa saja boleh berbicara apa saja. Soal benar atau tidak, itu lain soal.

Google dan mesin pencari, search engine, telah menggantikan peran para pakar. Para influencer dengan pengikut puluhan juta orang menjadikan para pakar terpaku dalam peti mati.

Selebritas atau Pakar?

Sederetan selebritas, dengan pengikut jutaan orang di dunia maya, telah menjadi orang-orang yang sangat berpengaruh yang cuitannya lebih didengar ketimbang para pakar-pakar universitas terkemuka.

Seseorang tanpa identitas yang jelas tiba-tiba saja disebut profesor, dan mengaku sudah menemukan obat ajaib yang cespleng bisa langsung menyembuhkan pasien Covid 19. Bahkan, Ratu Elizabeth dari Inggris juga diklaim sudah memesan obat ajaib itu.

Baca Juga:  Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

Sebelum Anji dan Hadi Pranoto, gejala death expertise juga terjadi ketika Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengumumkan penemuan kalung ajaib yang bisa mengusir virus Corona. Alih-alih mengurusi pertanian yang menjadi keahlian dan tupoksinya, Departemen Pertanian malah sibuk mengurusi kalung ajaib.

Temuan ini bikin heboh karena memang dipublikasikan besar-besaran di media konvensional dan media sosial. Penyanyi dangdut Iis Dahlia, yang punya pengikut 12 juta orang di dunia maya, direkurt untuk memromosikan kalung itu.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga menunjukkan fenomena death of expertise. Sejak awal munculnya pandemi dia malah berada garis paling depan sebagai penyangkal.

Lalu ketika pandemi benar-benar terjadi Menteri Terawan malah memperkenalkan ramuan jamu yang diklaim bisa menyembuhkan pasien Covid 19. Klaim Menteri Terawan ini sebelas-duabelas dengan Hadi Pranoto.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi adalah dead expert ketika mengatakan virus Corona tidak mempan bagi orang Indonesia karena sudah biasa makan nasi kucing. Kita prihatin ketika kemudian Pak Menteri terjangkit Covid 19.

Jokowi hingga Donald Trump

Presiden Jokowi juga dead expert ketika mengatakan bahwa virus Corona akan mati dalam cuaca panas. Sekarang ini ketika cuaca sedang panas-panasnya penyebaran malah naik.

Donald Trump yakin hidroklorokuin bisa menangkal Corona dan ia mendapatkan suntikan itu secara berkala. Trump juga mengatakan suntik deterjen bisa menjadi penangkal Corona. WHO membantahnya habis-habisan, tapi kepakaran WHO pun telah mati.

Baca Juga:  Ayo Naik Kelas Jadi Penulis Opini

WHO dituding sebagai bagian dari konspirasi yang mengarang cerita pandemi. Mereka yang menjadi penganjur pemakaian masker disebut sebagai kacung WHO.

Di era post-truth, pasca-kebenaran seperti sekarang, orang tidak tertarik mendengarkan kebenaran. Orang lebih suka mendengarkan apa yang ingin mereka dengar. Orang tidak mencari informasi, mereka mencari konfirmasi.

Psikologi ini yang dieksploitasi dengan munculnya para influencer yang menjadi terkenal dan kaya raya secara instan.

Cari Fatwa ke Kiai Google

The death of expertise telah menjalar ke mana-mana sampai ke urusan agama. Peran kiai dan ulama tradisional sudah digeser oleh Kiai Google dan Ulama Medsos.

Dulu orang mencari fatwa kepada MUI. Dulu orang mengaji kepada kiai. Sekarang cukup cari fatwa di Google dan mengaji lewat YouTube.

Medsos membawa berkah tumbuhnya semangat keberagamaan, tapi harus dibayar dengan menipisnya otoritas para ulama. Santri-santri digital yang mengaji lewat internet tumbuh lebih besar dibanding santri pengajian di masjid atau majlis taklim.

Para ulama tradisional merisaukan cara pengajian yang tidak mutawatir, tidak nyambung sanadnya kepada Rasulullah. Tapi, sia-sia. Santri digital malah berkembang lebih pesat.

Kitab-kitab kuning berbagai disiplin ilmu dari berbagai generasi salaf bisa ditemukan aplikasinya secara digital. Ulama-ulama tradisional pun mendapatkan jutaan santri digital.

Dari Televangelist ke Netangelist

Fenomena dakwah di Indonesia mengikuti pola perkembangan teknologi, sama juga dengan yang terjadi di Amerika atau negara-negara lain.

Baca Juga:  Pemakzulan Presiden Amerika Serikat, Akankan Donald Trump Lengser?

Ketika perkembangan media massa belum masif para “evangelist” melakukan dakwah secara konvensional lewat pertemuan tatap muka.

Lalu setelah muncul televisi, lahirlah generasi pendakwah yang memakai televisi sebagai media dakwah. Pendeta Pat Robertson bahkan punya stasiun televisi sendiri, dan dia dikenal sebagai “televangelist” pendakwah televisi. Sekarang di era digital bermunculanlah para pendakwah digital “netangelist” pendakwah lewat internet.

Di Indonesia era televangelist memunculkan pendakwah generasi Zainuddin MZ, atau yang lebih muda seperti Aa’ Gym. Lalu di era netangelist sekarang menjamur para pendakwah digital dan milenial mulai dari Hanan Attaqi, Firanda, Khalid Basalamah, Felix Siauw, atau Adi Hidayat. Dan dari kalangan pesantren tradisional belakangan muncul Gus Baha’.

Matinya kepakaran di semua bidang, termasuk agama, tidak bisa dihindarkan, dan tidak akan ada jalan untuk kembali. Otoritas itu pergi dan tidak akan bisa kembali lagi. Kepintaran para pakar dan ulama itu akan diambil alih oleh teknologi kecerdasan buatan, artificial intelligence.

Algoritma pada akhirnya akan mengambil alih otak manusia. Kecerdasan buatan telah melampaui kepintaran manusia. Manusia bisa menyusun algoritma untuk membuat kecerdasan buatan. Tapi sekali mesin itu dibuat dia akan berkembang terus melebihi kecerdasan manusia.

Mesin-mesin akan menggantikan manusia untuk menjadi penasihat di bidang kesehatan, keuangan, pendidikan, keluarga, perkawinan, perjodohan, politik, kesenian, agama, dan apa saja.

Para ahli benar-benar telah mati. (*)

Anji, The Death of Expertise, Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Dhimam Abror DjuraidDonald TrumpJokowi
Share185SendTweet116

Related Posts

Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

Minggu 24 Januari 2021 | 15:13
1.5k
Taubat Jusuf Kalla
Kolom

Taubat Politik Jusuf Kalla

Minggu 24 Januari 2021 | 05:38
7.9k
Taubat Jusuf Kalla
Kolom

Gaya Lompatan Jokowi Atasi Krisis

Selasa 19 Januari 2021 | 09:55
223
New Normal dan Roller Coaster Berhantu, kolom inspiratif ditulis oleh Anwar Hudijono, independent columnist.
Kolom

Tersingkapnya “Masker” Amerika

Selasa 12 Januari 2021 | 12:04
404
Pigai, Say No to Racism
Kolom

Pigai, Say No to Racism

Sabtu 9 Januari 2021 | 16:54
31k
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Manusia-Manusia Telanjang

Sabtu 2 Januari 2021 | 12:42
503
Next Post
Ilustrasi dzikir dalam koma.

Dzikir dalam Koma

Sukarni

Sukarni Usai Culik Bung Karno, Takut Pakai Baju PETA

MPLS TK Aisyiyah Bulubrangsi via Daring

MPLS TK Aisyiyah Bulubrangsi via Daring

Paul Deprat, Raja Kerajaan Wy.

Kerajaan Jadi-Jadian di Australia

LPCR Gelar Sayembara Business Plan Sociopreneur

LPCR Gelar Sayembara Business Plan Sociopreneur

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
316

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
812

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
241

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
400

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Inginkan Manajemen Kecemplung di Syariah, Pradana Boy Yang Jadi Asisten Staf Khusus Presiden

Menimbang Umrah di Masa Pandemi

Minggu 24 Januari 2021 | 19:59
SMP Mutu Surabaya Gelar Webinar Kepemimpinan

SMP Mutu Surabaya Gelar Webinar Kepemimpinan

Minggu 24 Januari 2021 | 18:55
Smadiga Gresik, Satu Bulan Satu Pelatihan

Smadiga Gresik, Satu Bulan Satu Pelatihan

Minggu 24 Januari 2021 | 16:14
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.

Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

Minggu 24 Januari 2021 | 15:13
Ahli bicara: Covid-19: Penularan dan Ikhtiar Mencegahnya. Artikel ini ditulis oleh Prof Dr Maksum Radji M Biomed Apt dari Universitas Indonesia.

Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

Minggu 24 Januari 2021 | 09:54
Taubat Jusuf Kalla

Taubat Politik Jusuf Kalla

Minggu 24 Januari 2021 | 05:38
3 rumus diet alami

3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

Minggu 24 Januari 2021 | 04:36
Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Sabtu 23 Januari 2021 | 20:29
Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Sabtu 23 Januari 2021 | 18:12
Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Sabtu 23 Januari 2021 | 15:26

Berita Populer Hari Ini

  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    24497 shares
    Share 9799 Tweet 6124
  • Taubat Politik Jusuf Kalla

    7709 shares
    Share 3084 Tweet 1927
  • 3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

    3536 shares
    Share 1414 Tweet 884
  • Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

    1490 shares
    Share 596 Tweet 373
  • Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

    639 shares
    Share 256 Tweet 160
  • Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

    595 shares
    Share 238 Tweet 149
  • 9 Syarat Pemimpin Muhammadiyah

    1167 shares
    Share 467 Tweet 292
  • Salihi Saleh, Bendahara PWM Sulbar Meninggal Menyusul Istrinya

    4580 shares
    Share 1832 Tweet 1145
  • Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

    23945 shares
    Share 9578 Tweet 5986
  • Menimbang Umrah di Masa Pandemi

    136 shares
    Share 54 Tweet 34
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama