• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Naskah Piagam Jakarta Batal Jadi Teks Proklamasi, Ini Alasannya

Selasa 11 Agustus 2020 | 09:13
in Featured
0
986
SHARES
1k
VIEWS
Bung Hatta, Bung Karno, Subardjo menyusun teks proklamasi karena naskah Piagam Jakarta tak terbawa.
Bung Hatta, Bung Karno, Subardjo menyusun teks proklamasi karena naskah Piagam Jakarta tak terbawa.

PWMU.CO– Naskah Piagam Jakarta semestinya menjadi teks Proklamasi Kemerdekaan sesuai keputusan BPUPKI. Namun tidak ada seorang pun di antara Bung Karno, Bung Hatta, Mr Subardjo, dan anggota PPKI yang membawa naskah itu waktu rapat di rumah Laksamana Tadashi Mayeda, 16 Agustus 1945 tengah malam.

”Tidak seorang di antara kami yang mempunyai teks resmi yang dibuat pada tanggal 22 Juni 1945,” kata Bung Hatta seperti ditulis dalam bukunya Sekitar Proklamasi.  Malam itu mereka berkumpul di rumah Mayeda Jl. Meiji Dori 1 atau Imam Bonjol 1 Jakarta.

Menurut Hatta dalam bukunya itu ada lima orang yang ikut merumuskan teks proklamasi yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Subardjo, Sukarni, dan Sayuti Melik. Tapi sumber lain kebanyakan menyebut hanya tiga orang: Bung Karno, Bung Hatta, dan Subardjo.

Mereka mojok di ruang tamu kecil duduk di kursi dengan meja. Ruang itu terpisah dengan ruang tengah tempat berkumpul sekitar 40 anggota PPKI. Sementara di luar rumah ramai berkerumun rakyat dan pemuda menunggu hasil rapat ini.

Menurut penuturan Mr Ahmad Subardjo waktu itu Bung Karno bertanya tentang teks dalam Piagam Jakarta. ”Masih ingatkah saudara teks dari bab Rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar kita?”.

”Ya, saya ingat, tetapi tidak lengkap seluruhnya,” jawab Subardjo.

”Tidak mengapa, kita hanya memerlukan kalimat-kalimat yang menyangkut proklamasi. Bukannya seluruh teksnya,” jawab Bung Karno.

”Saya persilakan Bung Hatta menyusun teks ringkas. Sebab bahasanya saya anggap yang terbaik. Sesudah itu kita persoalkan bersama-sama,” kata Bung Karno. ”Setelah kita memperoleh persetujuan, kita bawa ke muka sidang lengkap yang sudah hadir di ruang tengah.”

Baca Juga:  Aidit Salahkan Bung Karno atas Gagalnya G30S

Bung Hatta menjawab,”Kalau saya mesti memikirkan lebih baik Bung menuliskan, saya mendiktekannya.”

Teks Proklamasi Baru

Bung Karno sepakat. Lantas dia meminta pulpen dan kertas. Bung Hatta dan Subardjo mendiktekan kalimat proklamasi yang diambil dari kalimat akhir alinea ketiga naskah Piagam Jakarta sebatas ingatannya. Alinea itu menjadi berbunyi: Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Semestinya alinea lengkap dalam naskah Piagam Jakarta itu berbunyi: Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.”

Alinea pertama proklamasi itu langsung disepakati tanpa koreksi  meskipun tidak persis sama dengan alinea di naskah Piagam Jakarta atau Pembukaan UUD 1945. Lalu Hatta mengatakan, kalimat pernyataan proklamasi saja masih kurang lengkap. Harus ada alinea kedua.

”Kalimat itu hanya menyatakan kemauan bangsa  untuk menentukan nasibnya sendiri,” ujar Hatta menyela. ”Mesti ada komplemennya yang menyatakan caranya menyelenggarakan Revolusi Nasional.”

Lantas Hatta mendiktekan kalimat: Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l. dioesahakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnya.

Di alinea kedua ini ada koreksi. Kata pemindahan disarankan diganti penjerahan. Bung Karno mencoret kata pertama dan menuliskan kata baru itu di atasnya. Tapi kata dirasakan belum pas. Lebih sesuai kata pemindahan seperti awalnya. Bung Karno mencoret kata penyerahan dan menuliskan kata pemindahan lagi di bawahnya. Lantas semuanya sepakat dengan rumusan teks itu.

Baca Juga:  5 Cerita Kedekatan Bung Karno-Mas Mansur

Kemudian beralih pada kata dioesahakan dikoreksi menjadi kata diselenggarakan. Perubahan kata ini juga disepakati. Setelah itu Bung Karno mengakhiri dengan kalimat: Djakarta, 17-8-05, wakil-wakil bangsa Indonesia.

Tahun tertulis ’05 merupakan penyingkatan angka dari tahun Showa Jepang 2605 sama dengan tahun 1945. Setelah dibacakan ulang oleh Bung Karno, semua setuju dengan rancangan naskah proklamasi itu.

Sayuti Melik Mengubah Teks Proklamasi

Bung Karno lalu memanggil Sayuti Melik yang melintas di ruangan itu. ”Ti, Ti, tik ini,” ujar Bung Karno sambil menyodorkan selembar kertas berisi teks proklamasi.

Sayuti mengambil kertas itu. Lalu menuju ke ruang lain yang ada meja dan mesin tik. Tapi mesin tik itu berhuruf Kanji Jepang. Pembantu Mayeda, Satzuki Mishima kemudian diperintahkan mencari mesin tik berhuruf Latin.

Dengan naik jeep, dia pergi ke kantor militer Jerman. Satzuki bertemu perwira Angkatan Laut Mayor Kandelar. Perwira ini bersedia meminjamkan mesin tik. Sesudah mesin tik tiba, Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi itu ditemani Burhanoeddin M Diah, wartawan Asia Raya yang berdiri di belakangnya.

Ketika mengetik, Sayuti Malik juga mengoreksi ejaan naskah itu. Seperti kata tempoh dikoreksi menjadi tempo.  Djakarta,17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05.

Kalimat wakil-wakil bangsa Indonesia dia ganti menjadi Atas nama Bangsa Indonesia. Lalu atas inisiatifnya dia menambahkan nama Soekarno-Hatta.

Hanya Ditandatangani Sukarno-Hatta

Sesudah naskah proklamasi selesai diketik diserahkan kepada Bung Karno. Kemudian mereka bergabung dengan anggota PPKI di ruang tengah. Ternyata di ruang itu juga ikut serta pemimpin pemuda dan pimpinan Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat/DPR).

Baca Juga:  Ahmad Dahlan, Cucu KH Ahmad Dahlan yang Gugur dalam Pertempuran Pertahankan Kemerdekaan RI

Sidang dibuka. Agenda pertama, Bung Karno membacakan naskah proklamasi pelan-pelan. Kemudian dia bertanya kepada hadirin. ”Dapatkah ini saudara-saudara setuju?” Semua hadirin bergemuruh menjawab,”Setujuuu…”

”Benar-benar saudara semuanya setuju?” tanya Bung Karno menegaskan lagi.

”Setujuuuu…”

Kemudian Hatta berkata,”Kalau saudara semua setuju, baiklah kita semua yang hadir di sini menandatangani naskah proklamasi ini.”

 Ini dokumen bersejarah, sambung Hatta. Ini penting bagi anak cucu kita. Mereka harus tahu, siapa yang ikut memproklamasikan Indonesia merdeka. Seperti naskah Proklamasi Kemerdekaan AS. Semua yang memutuskan ikut menandatangani keputusan bersama.

Semua hadirin terdiam mendengar tawaran Hatta. Belum ada yang merespon. Kecuali Sukarni  yang maju. Lalu dengan suara lantang berkata,”Bukan kita semua yang hadir di sini harus menandatangani naskah itu. Cukuplah dua orang saja menandatangani atas nama rakyat Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta.”

Omongan Sukarni itu disambut seluruh yang hadir dengan tepuk tangan riuh tanda setuju.  Sebelum rapat ditutup, Bung Karno memperingatkan bahwa hari itu tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10 Proklamasi Kemerdekaan akan dibacakan di depan rakyat di halaman rumahnya Jl. Pegangsaan Timur 56.

Rapat berakhir sekitar pukul 03.00. Tuan rumah Mayeda turun dari loteng menemui para tamunya bersama Shigetada Nishijima, ajudannya. Mereka memberi selamat atas hasil rapat ini. Sebelum pulang tuan rumah menyuguhkan roti, telur, dan ikan sardine untuk makan sahur.

Hatta berpesan kepada pemuda yang menjadi wartawan agar membantu memperbanyak teks proklamasi dan menyiarkan proklamasi kemerdekaan itu ke seluruh Indonesia dan dunia. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: Bung HattaBung KarnoPiagam JakartaRumah Laksamana MayedaSekitar ProklamasiSukarniTeks Proklamasi
Share394SendTweet247

Related Posts

Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Kolom

KH Ahmad Dahlan Radikal Versi Hatta

Sabtu 9 Januari 2021 | 06:37
615
Buya Hamka
Featured

Buya Hamka, Hidup Sulit di Masa Rezim Nasakom

Sabtu 2 Januari 2021 | 08:09
3.1k
Kekuasaan
Kolom

Kekuasaan Memang Mengasyikkan

Selasa 29 Desember 2020 | 15:56
157
Dari Penjara Kasman Singodimedjo Bahas Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Kabar

Dari Penjara Kasman Singodimedjo Bahas Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Rabu 23 Desember 2020 | 12:38
180
Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo
Headline

Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

Rabu 23 Desember 2020 | 07:08
512.4k
Prima Mari Kristanto penulis Jejak Khilafah.
Kolom

Mananti Lahirnya Kepala Daerah Pilihan Tuhan

Senin 7 Desember 2020 | 14:10
128
Next Post
PJJ Smamio Direspon Positif

PJJ Smamio Direspon Positif

Kehausan yang Mencekik Tiga Pasien Covid-19

Kehausan yang Mencekik Tiga Pasien Covid-19

Yukata dan Sumpit Jepang di OST Berlian

Yukata dan Sumpit Jepang di OST Berlian

Alumni Persis Camplong dirikan PKBM. Selain berdakwah, juga diperuntukan untuk masyarakat yang belum mengenyam pendidikan formal.

Alumnus Persis Camplong Dirikan PKBM, Gratis!

Dari Metafisik ke Teologi Pembebasan

Dari Metafisik ke Teologi Pembebasan

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
368

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
847

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
262

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
419

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Peduli Pendidikan, 530 gawai dibagikan IKA ITS Peduli dan Kemenko PMK RI. Selain gawai, juga ada 530 set perlengkapan school Covid kit.

Peduli Pendidikan, Bagikan 530 Gawai

Selasa 26 Januari 2021 | 21:51
Kaum pengeluh

Kaum Pengeluh dan Pengumpat

Selasa 26 Januari 2021 | 15:14
Google

Google Search Bakal Hilang dari Aussie

Selasa 26 Januari 2021 | 14:39
Karakter saudagar

Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

Selasa 26 Januari 2021 | 13:26
Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Selasa 26 Januari 2021 | 12:02
Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Selasa 26 Januari 2021 | 11:36
Pemerintah Tunda Bahas RUU HIP, Ini Reaksi Muhammadiyah

Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

Selasa 26 Januari 2021 | 11:01
Partai

Partai Korup Bisa Dibubarkan

Selasa 26 Januari 2021 | 06:18
Peduli bencana, SDMM himpun donasi Rp 21.500.006 untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Peduli Bencana, SDMM Himpun Donasi Rp 21 Juta

Senin 25 Januari 2021 | 21:30
Lelang sepeda menjadi bagian kepedulian Unismuh Makassar dalam menggalang dana kemanusiaan untuk gempa di Sulawesi Barat.

Lelang Sepeda, Unismuh Peduli Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 17:56

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    502156 shares
    Share 200862 Tweet 125539
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    21165 shares
    Share 8466 Tweet 5291
  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    38143 shares
    Share 15257 Tweet 9536
  • Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

    1278 shares
    Share 511 Tweet 320
  • Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

    769 shares
    Share 308 Tweet 192
  • Partai Korup Bisa Dibubarkan

    245 shares
    Share 98 Tweet 61
  • Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

    1016 shares
    Share 406 Tweet 254
  • Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

    146 shares
    Share 58 Tweet 37
  • Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

    120 shares
    Share 48 Tweet 30
  • Kaum Pengeluh dan Pengumpat

    113 shares
    Share 45 Tweet 28
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama