• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Lidah Nikita Memang Tak Bertulang

Jumat 13 November 2020 | 19:49
in Kolom
0
9.2k
SHARES
9.3k
VIEWS
Ady Amar: Lidah Nikita Memang Tak Bertulang

Lidah Nikita Memang Tak Bertulang, kolom ditulis oleh Ady Amar, pengamat masalah-masalah sosial.

PWMU.CO – Tentulah lidah itu tak bertulang. Jika lidah bertulang, maka pastilah mulut jadi tidak lincah berbicara, berat dan kaku rasanya.

Bisa jadi, manusia akan malas berbicara. Tidak mustahil renyah tawa pun makin sulit bisa didengar . Senyap, benar-benar senyap.

Tuhan Mahakreatif, mencipta lidah tanpa tulang. Itu agar manusia nyaman dalam bertutur kata, lidah pun punya fungsi-fungsi lainnya.

Maka ungkapan “memang lidah tak bertulang”, itu dimaksudkan sebagai pengingat agar manusia bisa menjaga lisannya. Bicara yang baik-baik saja. Bukan karena lidah tak bertulang, lalu boleh kita bicara sekenanya, seenaknya.

Di samping sebagai pengingat agar manusia bicara pada hal-hal kebaikan semata, juga menutup lisan kita dari membincangkan hal-hal yang tidak patut dibicarakan pada lawan bicara, apalagi bicara tidak perlu, dan lalu di-share ke ruang publik untuk sekadar sensasi.

Sensasi Nikita Mirzani

Nikita Mirzani artis sensasional, maaf seribu maaf, sebenarnya ingin menghindar membicarakannya. Meski terkadang juga acap mendengar sensasi yang dibuatnya.

Suatu waktu ia memilih memakai hijab, lalu menanggalkannya. Apakah ini bagian dari sensasinya, tentu ia sendiri yang mengetahuinya.

Saat memakai hijab dengan menutup kepalanya, tentu banyak yang lalu mensyukurinya, dan itu wajar. Mustahil ada yang tidak suka melihat seseorang yang memilih jalan hijrahnya itu.

Baca Juga:  Habib Rizieq Menuju Takdirnya

Tidak lama kemudian, ia membuka hijabnya dengan alasan yang tidak jelas. Memakai dan menanggalkan hijab adalah hak seseorang, tidak ada yang boleh mempersoalkan atau menggunjing, semua punya konsekuensinya.

Sensasi Nikita itu satu cara agar nama bersangkutan tetap eksis dibicarakan. Itu bagian dari seni komunikasi. Tentu tidak semua sensasi dikonotasikan negatif. Sensasi menjadi negatif karena dipakai untuk hal yang bersifat negatif.

Sensasi agar namanya tetap eksis, dibicarakan terus menerus, dan itu lalu menjadi kebutuhannya. Jika sensasi yang ditebar lalu dibicarakan meluas, itu menjadi kepuasan tersendiri buatnya.

Belum habis sensasi yang semula ditebar-dibicarakan, tidak sabar ia lalu mencipta sensasi lebih baru lagi, dan itu agar dirinya tidak putus dibicarakan. Tidak perduli meski dibicarakan dengan tidak semestinya.

Sensasi yang ditebar itu makin lama makin punya bobot risiko yang lebih besar dibanding sensasi sebelumnya, dan itu pilihan yang disadarinya.

Sensasi Menekan Risiko

Apakah Nikita tidak takut dengan risiko yang nantinya bakal diterimanya? Pasti ia punya rasa takut, itu manusiawi. Tapi sensasi itu buatnya lebih utama, lalu menekan rasa takutnya.

Sensasi Nikita tampak seolah dibuat sekadar main-main. Tidak demikian, ia membuatnya secara serius, meski dengan gaya cengegesan, yang lalu terkesan tidak serius.

Setiba Habib Rizieq Shihab (HRS) di tanah air, Nikita memposting video pendek dengan narasi menghina sebuah entitas yang sudah berlaku baku dalam kelompok masyarakat, yaitu “Habib”. Tulisan ini tidak ingin mengulang apa yang ia sampaikan, tidak nyaman untuk mengungkapnya berulang. Videonya sudah bertebaran menyebar ke sana ke mari.

Baca Juga:  Tetap Tegak walau Tangan Terikat, Kreativitas Perlawanan

Bisa dipahami lalu memunculkan kemarahan mereka yang bersimpati pada HRS. Ada seseorang yang meminta dalam 1×24 jam Nikita harus meminta maaf, dan seterusnya. Ada nada ancaman di situ, yang tidak semestinya dilakukan. Justru sensasi Nikita itu akan jadi sesuatu, dan lalu menjadi besar.

Ada pula Laskar Pembela Ulama, yang siap serbu rumah Nikita, meski harus bercucuran darah. Ini tentu bukan cara yang dimaui HRS, dan jika ini dilakukan maka akan men- downgrade HRS dengan Revolusi Akhlaknya.

Apa yang mestinya dilakukan menghadapi Nikita, dan mungkin akan muncul banyak lagi yang lain? Bersabar, dan menganggapnya bukan sesuatu yang pantas disandingkan dengan HRS. Sensasi itu tidak akan membuat HRS lalu menjadi kecil, justru sebaliknya.

Mengudek-udek Nurani

Belum hilang dari ingatan kita sebelumnya, sensasi yang dilempar Nikita. Itu tentang cuitannya di Instagram yang julit terhadap Puan Maharani, Ketua DPR RI, yang diduga mematikan mik saat rapat pengesahan UU Cipta Kerja.

“Ibu Puan ini lho, suka jahil jarinya,” tulisnya. Lalu ia “diserang”, dan terancam dipolisikan oleh ormas Gema Puan Maharani Nusantara (GPMN).

Baca Juga:  Simbolistik Ikhlas

Sensasi yang dibuatnya itu viral, dan muncul ancaman bertubi-tubi ia dapatkan. Tapi tidak sedikit pula yang membelanya.

Mas Hersubeno Arief, sampai harus mewawancara Rocky Gerung (RG), di Rocky Gerung Official , perihal Nikita dan ancaman yang akan didapatnya. Intinya, RG “pasang badan” siap tampil membelanya, jika sampai Nikita disidangkan.

Kasus Nikita vs Puan, tampaknya untuk sementara tidak dilanjut, entah pada waktunya, tentunya jika dianggap perlu. Meski ormas GPMN sebelumnya, mengancam akan mengerahkan 100 pengacara.

Nikita secara intelektual bisa disebut lumayan, tidak bisa disepelekan, itu bisa dilihat dari pilihan-pilihan sensasinya yang tepat, yang mampu mengudek-udek nurani, lalu pihak yang disasar menjadi tersengat, merespons dengan kuat.

Sensasi Nikita bisa berdiri sendiri, tapi bisa juga berkaitan antara sensasi yang satu dengan sensasi yang digagas berikutnya, jika itu dilihat sebagai spekulasi yang dimungkinkan.

Semua serba mungkin, sebagaimana Nikita yang mencipta sensasi yang akan terus ditebar, sampai waktu nantinya yang membuatnya jera, entah kapan.

Lidah Nikita Mirzani memang lidah tak bertulang dalam makna sebenarnya. Tentu tidak sebagai ungkapan bermakna pengingat, agar berhati-hati dalam berbicara… Wallahu a’lam. (*)

Lidah Nikita Memang Tak Bertulang: Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Ady AmarNikita Mirzani
Share3661SendTweet2288

Related Posts

Saweran emak-emak
Kolom

Saweran pun Diundat: Sandiaga dan Serangan Emak-Emak Militan

Minggu 27 Desember 2020 | 14:06
518
Sandiaga Uno, Menuju Nasional Monolitik Sistem
Kolom

Sandiaga Uno, Menuju Nasional Monolitik Sistem

Rabu 23 Desember 2020 | 09:19
649
Yusril dan Pilihan di Seberang Sana
Kolom

Yusril dan Pilihan di Seberang Sana

Selasa 22 Desember 2020 | 08:47
969
Rindu Suara Nyaring Buya Syafii Maarif
Kolom

Rindu Suara Nyaring Buya Syafii Maarif

Minggu 20 Desember 2020 | 06:42
987
Aksi 1812 dan Pekikan Takbir dari Penjara
Kabar

Aksi 1812 dan Pekikan Takbir dari Penjara

Jumat 18 Desember 2020 | 08:26
5.9k
Mimpi Bertemu Rasulullah dan Polarisasi Politik Dua Kubu
Kolom

Mimpi Bertemu Rasulullah dan Polarisasi Politik Dua Kubu

Kamis 17 Desember 2020 | 10:17
458
Next Post
Siapa Bilang Jadi Orang Kedua Tidak Enak

Siapa Bilang Jadi Orang Kedua Tidak Enak

Mengapa Muktamar Harus Diundur Lagi? Kolom ditulis oleh Ahmad Faizin Karimi, anggota Muhammadiyah biasa, tinggal di Gresik, Jawa Timur.

Banyak Kematian Tak Wajar di Bungah Gresik, Ini Usul Pengamat

Covid 19 Haruskah Hapus Skripsi? Ditulis oleh Ma’mun Murod Al-Barbasy, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ).

Ada Upaya Benturkan Muhammadiyah dengan FPI

Wafat, Sesepuh Muhammadiyah yang Rajin Dakwah Bersepeda Ontel

Wafat, Sesepuh Muhammadiyah yang Rajin Dakwah Bersepeda Ontel

Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.

The Invictus: Rekonsiliasi ala Mandela, Bagaimana Indonesia?

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
721

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
207

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
382

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more
Keutamaan Amalan Nabi Daud
Ngaji Hadits

Keutamaan Amalan Nabi Daud

Jumat 25 Desember 2020 | 06:26
463

Keutamaan Amalan Nabi Daud (Ilustrasi freepik.com) Keutamaan Amalan Nabi Daud ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more

Berita Terkini

Menko PMK

Menko PMK Kunjungi Korban Banjir Bogor

Rabu 20 Januari 2021 | 21:06
10 Hari sebelum Wafat, Ahmad Zainuri Masih Diskusi Buku ‘Banjir Darah’

10 Hari sebelum Wafat, Ahmad Zainuri Masih Diskusi Buku ‘Banjir Darah’

Rabu 20 Januari 2021 | 20:05
Lomba Daring Milad Ke-6 Smamio, Ini Juaranya

Lomba Daring Milad Ke-6 Smamio, Ini Juaranya

Rabu 20 Januari 2021 | 19:52
Smamsatu Gresik Siap Hijrah ke Gedung Baru

Smamsatu Gresik Siap Hijrah ke Gedung Baru

Rabu 20 Januari 2021 | 11:31
Hari Pertama di Mamuju, Tim Medis Muhammadiyah Lakukan Dua Operasi Bedah

Hari Pertama di Mamuju, Tim Medis Muhammadiyah Lakukan Dua Operasi Bedah

Rabu 20 Januari 2021 | 10:48
Wartawan Komari Wafat, Berpesan agar Anaknya Hafal Quran

Wartawan Komari Wafat, Berpesan agar Anaknya Hafal Quran

Rabu 20 Januari 2021 | 09:46
Tragedi KM 50

Tragedi KM 50, Ungkap Aktor Intelektual

Rabu 20 Januari 2021 | 08:57
Sekolah berbudaya inklusif merupakan bagian dari sekolah ramah anak yang telah menjadi satu kesatuan tak terpisahkan.

Sekolah Berbudaya Inklusif, Tantangan dan Keuntungannya

Rabu 20 Januari 2021 | 05:29
HUT Brebes, Forum Guru Besar Beri Strategi Bangun SDM

HUT Brebes, Forum Guru Besar Beri Strategi Bangun SDM

Rabu 20 Januari 2021 | 05:23
Jalan Mamuju longsor

Jalan Mamuju Longsor, Kiriman Bantuan Terhambat

Selasa 19 Januari 2021 | 16:05

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    470508 shares
    Share 188203 Tweet 117627
  • Tragedi KM 50, Ungkap Aktor Intelektual

    12044 shares
    Share 4818 Tweet 3011
  • Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

    22948 shares
    Share 9179 Tweet 5737
  • Guru Besar UMY Jadi Ketua KY, Ini Pesan Haedar Nashir

    1901 shares
    Share 760 Tweet 475
  • Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM

    1218 shares
    Share 487 Tweet 305
  • Ramanda Tauhid Wafat, HW Jatim Kembali Kehilangan Tokohnya

    1346 shares
    Share 538 Tweet 337
  • Kritik Pemerintah, Busyro Muqqodas: Muhammadiyah Jangan Dianggap Musuh

    4052 shares
    Share 1621 Tweet 1013
  • Dua Arus Pemikiran di Muhammadiyah

    1781 shares
    Share 712 Tweet 445
  • Warganet Tinggalkan WA, Pilih BiP

    9662 shares
    Share 3865 Tweet 2416
  • Wartawan Komari Wafat, Berpesan agar Anaknya Hafal Quran

    695 shares
    Share 278 Tweet 174
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 081233867797
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama