• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Sudah Zalim, Supra Jahiliyah Lagi

Sabtu 26 Desember 2020 | 04:59
in Kolom
0
4.1k
SHARES
4.2k
VIEWS
Zalim
Emha Ainun Nadjib

Sudah Zalim, Supra Jahiliyah Lagi oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan.

PWMU.CO-Zaman ini adalah zaman yang paling sulit, berat dan dilematis bagi setiap manusia yang hidupnya menomorsatukan Tuhan. Zaman Supra-Jahilyah. Teknologi, budaya dan sistem kemunafikan sudah sampai ke puncak kecanggihannya.

Keburukan sangat bisa dihadirkan sebagai kebaikan, kekufuran ditampilkan sebagai kesetiaan, kehinaan diumumkan sebagai kemuliaan. Bahkan kemunduran, kebobrokan dan kehancuran bisa diumumkan sebagai kemajuan, kebangkitan dan kejayaan. Juga sebaliknya bagi semua itu.

Dan bangsa kita memuat tiga kondisi. Pertama, sangat canggih dalam hal kebertahanan penghidupan. Kedua, sangat tangguh dalam hal menyiasati keadaan apapun dalam kehidupan. Ketiga, sangat hiprokrit dalam hal tata nilai-nilai, sangat sophisticated kemunafikannya menyiasati terbalik-baliknya hakikat dan kenyataan hidup.

Apabila kezaliman dan penjajahan menimpa mereka, level pertama dan kedua membuat mereka kuat dan stabil bertahan. Sementara kondisi ketiga justru membuat mereka sangat luwes dan tidak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi keterjajahan, atau bahkan memosisikan diri partisipatoris dalam mekanisme penjajahan.

Perang Kefasikan

Andaikan penguasaan, penindasan dan perusakan nilai-nilai kehidupan yang sedang berlangsung sekarang ini masih berformula tradisional dengan peperangan fisik. Seperti misalnya yang dilakukan oleh pasukan Raja Fir’aun yang merupakan lambang kekufuran dan kezaliman sepanjang sejarah sampai Allah memonumenkannya dengan mengawetkan jenazah bapak angkat Nabi Musa itu di dasar laut.

Di era Kerajaan Singosari di Jawa, Hulagu Khan dari Mongolia menghancurkan kekhalifahan Abbasiyah era Khalifah Al-Musta’sim yang memerah-darahkan air sungai Tigris dan menumpuk mayat-mayat kaum muslimin setinggi bukit.

Atau yang dekat saja dengan kita: pasukan Kerajaan Belanda yang di-support Sekutu. Kita tidak keberatan sama sekali untuk berhimpun dan menyusun pasukan sebagaimana arek-arek Suroboyo yang melahirkan Hari Pahlawan 10 November.

Andaikan ini perang peta tegas sederhana pengutuban muslim-kafir seperti Perang Badar atau semua pada zaman Rasulullah saw. Bahkan pun Perang Dunia I dan II jauh lebih teridentifikasi polaritasnya. Tapi yang berlangsung sekarang ini adalah perang kebusukan mulut, perang kefasikan narasi, perang kepengecutan, perang kemunafikan. Lempar batu sembunyi tangan. Memaki menghardik menista menghina dengan mulut ditutupi masker dan wajah bertopeng.

Saya pernah menyebutnya Pandawayudha dan tak seorang pun memahami bahwa sesungguhnya adalah Kurawayudha. Tetapi penjajahan dan kezaliman yang berlangsung sekarang menusukkan tombak, pedang dan anak panahnya tidak ke dada kita, melainkan masuk langsung ke jiwa kita, ke mental kita, ke otak kita dan ke hati kita.

Makhluk Dungu

Kita semua tidak mati bergelimpangan, melainkan diubah total menjadi makhluk bodoh, dungu, tidak mengerti martabat, tidak mampu menyangga kebenaran dan kebaikan. Kita menjadi kumpulan manusia yang ahmaq (dungu), yang tidak bisa diomongi apapun kecuali menjadi kemudlaratan, tidak bisa berkomunikasi kecuali dengan ketidakjujuran dan penistaan atas sesama.

Baca Juga:  Cak Nun soal Budaya Politik Nasional: Pilih Celana atau Makanan; Korupsi atau Rasa Malu?

Tidak mampu menggunakan pengetahuan dan ilmu kecuali untuk mengalahkan dan memperhinakan semua yang tidak sama dengan kita. Tidak mengerti dialektika dan sistem komprehensi kebenaran, kebaikan, keindahan, apalagi kebijaksanaan, kemuliaan, martabat dan derajat kemanusiaan.

Bahkan Hulagu Khan yang menghancurkan Bagdad adalah penyerbu yang berilmu dan lebih mengerti kehidupan serta kebijaksanaan. Setelah berhasil menguasai Bagdad, Hulagu mengundang Khalifah Al-Musta’sim untuk makan malam, dengan menyuguhkan piring-piring dan gelas berisi gumpalan emas permata. Sehingga Sang Khalifah bertanya,”Bagaimana mungkin saya makan gumpalan emas-emas dan perhiasan-perhiasan ini?”

Hulagu Khan menjawab,”Bukankah semua ini yang Baginda cari, himpun, dan kumpulkan dengan kekuasaan dan kepemimpinan Baginda? Sekarang silakan memakan harta benda ini. Bahkan pintu gerbang Istana Baginda terbuat dari emas. Andaikan saya, harta benda mahal itu tidak akan saya jadikan pintu gerbang dan perhiasan istana, melainkan saya pakai untuk memakmurkan kehidupan rakyat dan membiayai pelatihan pasukan-pasukan kerajaan saya, agar punya kekuatan untuk mempertahankan kedaulatan kami.”

Mungkin kita adalah Musta’sim-Musta’sim kerdil bertebaran se-nusantara di bagian menengah dan atas. Manusia-manusia 10 persen bawah yang pegang kendali di kekuasaan 10 persen atas. Sementara 80 persennya sangat sibuk beragama tetapi praktik hidupnya hubbud-dunya wa karahiyatul maut. Tidak berani tidak beribadah, tetapi salah priotitas nilai kehidupan.

Mengikuti Muhammad saw tapi tidak shiddiq, tidak sungguh-sungguh menempuh nilai-nilai, sehingga secara massal menjadi bangsa yang tidak amanah. Maka mau tabligh apa dengan bekal main-main dalam bernegara berdemokrasi beragama dlsb kecuali kesemberonoan, kengawuran, penghinaan dan penistaan.

Tidak becus membaca kebenaran dan kebaikan, serampangan menentukan pemimpin dan fungsionaris apa pun. Maka tak akan pula dianugerahi Allah fathonah, kecerdasan untuk menembus kegelapan esok hari, lusa dan masa depan. Dholuman jahula. Lalim selalim-lalimnya, dungu sedungu-dungunya.

Moral Bobrok

Kalau yang menindas kita ini kekuasaan dan kekuatan, maka selemah apapun kita akan menjadi cacing-cacing yang menggeliat. Kita akan bangkit dan maju brèng untuk sampyuh brubuh. Tetapi yang menindas kita bukanlah kekuasaan yang ngedap-edapi. Bukan kekuatan yang nggegirisi. Melainkan moral bobrok dan mental bosok. Kekuatan yang njijiki, menjijikkan, nyebahi, njembeki, gak kedugo dan sangat memuakkan. Bersentuhan saja wallahilladzi nafsi biyadihi kita emoh-emoh temen, karena kita manusia ciptaan Allah yang ahsanu taqwim.

Njembeki dalam segala aspek. Tidak setia ilmu dalam hal benar-salah. Tidak berakhlak dalam hal baik-buruk. Tidak punya kepekaan dalam hal indah-jorok. Tidak sportif dan tidak jantan dalam urusan mental. Allah merumuskannya: Innalladzina yunadunaka min wara`il hujurati aktsaruhum la ya’qilun.

Betapa halus lembutnya narasi ayat Allah: saya tidak pernah menyangka bahwa tafsir akurat dari yunadunaka min wara`in hujurat itu diaplikasikan secara sempurna oleh globalisme keliaran media massa dan media sosial.

Budaya lempar tahi dari belakang dinding yang Allah merumuskan mereka sebagai kebanyakan mereka adalah orang-orang yang tidak menggunakan akal. Sembunyi di balik kecanggihan teknologi komunikasi, yang membuka total pintu kebebasan bagi semua manusia untuk buang air besar lewat mulut atau penanya.

Baca Juga:  Demokrasi Kambing dan Bebek

Itu semua adalah ujung jari-jemari Trio Mufsidin: Iblis Dajjal Ya’juj Ma’juj. Ilmu-ilmu, kebudayaan dan peradaban di dunia sampai hari ini tidak mungkin melihat dan menemukan Trio-Mufsidin itu, karena mereka tampil sebagai Trio-Siluman.

Puncak keberhasilan Trio-Mufsidin justru adalah ilmu, budaya dan mental manusia meyakini bahwa mereka tidak ada. Bahwa semua pasukannya, para pengikutnya dan korban-korbannya, yakin bahwa Trio-Mufsidin itu hanya narasi fatamorgana. Semua, kelompok-kelompok manusia, justru merasa dan yakin sedang berada di jalan yang benar, memperjuangkan kemanusiaan dan rakyat, menegakkan demokrasi dan pluralisme.

Siluman Materiil

Bahkan bagi hampir semua ummat manusia, termasuk sebagian kaum muslimin sendiri, yang sedang berlangsung di muka bumi hanyalah negara-negara, PBB, Amerika Serikat dan RRC, Saudi Arabia, Iran dan Yaman, Perang Dingin, Arab Spring, Presiden-Presiden, Kabinet-Kabinet, Kebijakan-kebijakan, Pembangunan-pembangunan, IMF, peta Moneter, Kemerdekaan 1945, NKRI, Pemilu dan banyak gambar-gambar teknis siluman materiil seperti itu.

Sedangkan penilapan Jawa kuno, Freemasonry, Illuminati, rekayasa animasi NKRI lengkap dengan presiden, kabinet dan reshuffle-nya. Apalagi Iblis, Dajjal dan Ya’juj Ma’juj – semua itu hanyalah hoax, berita khayalan, sekadar idiom bahasa atau istilah kata yang hanya fatamorgana atau khayalan narasi dan wacana.

Karena mereka sudah sempurna dididik untuk tidak bisa melihat, menemukan dan mengalami substansi, gelombang, sumber arus, inti signal, invisible provider dan server, yang meng-install dan men-set up pola mental, peta ilmu dan pengetahuan serta cara berpikir ummat manusia, al-ammarah bis-su`i yang tidak berasal dari dalam lubuk jiwa takdir manusia, melainkan direkayasa dan dinaungkan secara global sehingga menguasai semua lalu lintas kehidupan manusia dengan bangunan peradaban zamannya.

Adapun kita para pelaku Maiyah, sejauh-jauhnya berjuang hanyalah sebatas mempertahankan jangan sampai merajalelanya kekuasaan Trio-Mufsidin itu menyentuh kita, meskipun bisa menghalangi langkah kita.

Kita semua, yang bertebaran dan berserak-serak di berbagai wilayah Jawa, nusantara dan dunia, dengan pangkal tentakel dan jaringannya yang ada di Kadipiro, adalah Qoum Ad-Dlu’afa. Kumpulan orang-orang lemah, sehingga selalu berikhtiar dan berjuang untuk jangan sampai terpuruk ikut dilemahkan dan lantas menjadi qoum al-musatdl’afin.

Kita sudah selalu berikhtiar untuk kita sendiri tidak kerasukan atau terkontaminasi oleh globalisasi gelombang Trio-Mufsidin, tetapi kita tidak berdaya untuk mempertahankan kehidupan ummat manusia di dunia dan bangsa Indonesia atas merajalelanya kekuasaan mereka.

Jangan sampai gelombang global itu memengaruhi jiwa dan keputusan kita, meskipun mereka tetap mampu membuntu jalan kita. Kita tidak akan menjadi pengikut atau budak dari Trio itu, meskipun juga tidak mampu untuk melawan rakyat dan pasukan mereka.

Baca Juga:  Gelitik Cak Nun tentang Pancasila dan Jalan Tol Menuju Surga

Perindu Surga

Kita tidak akan menjadi bagian dari gerakan global perusakan bumi dan jiwa manusia yang dipimpin secara software dan arus data oleh Trio-Mufsidin itu, juga bisa berupaya untuk tidak menjadi bagian yang dirusak, meskipun kita tidak mampu melawan atau meniadakan proses perusakan yang menyeluruh, komprehensif dan kausalitatif itu di seantero bumi.

Kita lemah tak berdaya, hanya bisa rebah kepada Allah swt. Hanya bisa standby melaksanakan perintah Allah innama amruhu idza arada syai`an an yaqula lahu kun fayakun. Terharu-biru dan nelangsa di hadapan-Nya. Kita kaum dhu’afa hanya bisa meneguhkan bahwa kita terus berjalan, terus madhep mantep dengan iman dan ilmu yang dihidayahkan olehNya, memastikan amal saleh sehari-hari, bekerja keras untuk memenuhi amanat untuk hidup sebatas yang Allah perintahkan, tekun dan rajin sowan kepada-Nya dengan ibadah mahdlah, dengan dzikir, wirid bahkan hizib.

Kita perindu surga, dan ketakutan oleh neraka. Namun selama di dunia ini sudah ada air kawah neraka yang bukan mengerikan, melainkan memuakkan, menjijikkan, bosok dan njembeki di sepanjang jalur online Trio-Siluman itu yang berseliweran siang malam di sekitar kita. Kita tidak akan kolu untuk berperang melawan air kawah neraka ini. Menang ora kondhang, malah muntah-muntah, kalah wirang.

Tetapi kita mustahil tidak meyakini janji Allah wamakaru wamakarallah, wallahu khoirul makirin. Dengan bish-shobri was-shalat, dengan terus bekerja keras, beramal saleh, dengan dzikir, wirid dan hizib, kita berlatih sabar menunggu wamakarallah seminggu dua minggu lagi, atau sebulan dua bulan lagi, bahkan jika pun lebih dari itu.

Kirim Doa

Para salikin wa fa’ilin Maiyah tidak akan terjerembab jatuh ke lembah keraguan-raguan terhadap cinta Allah kepada yang setia dan tekun mentauhidiNya, tidak nelangsa dalam gejala keyakinan bawah sadar bahwa Allah pernah tidak menepati janji-Nya, bahwa Allah bermain-main dengan irodah dan amr-Nya.

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ

فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَـقُّ ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْـكَرِيْمِ

وَمَنْ يَّدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ ۙ لَا بُرْهَا نَ لَهٗ بِهٖ ۙ فَاِ نَّمَا حِسَا بُهٗ عِنْدَ رَبِّهٖ ۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْـكٰفِرُوْنَ

وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَا رْحَمْ وَاَ نْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ

Hari ini, Jumat 25 Desember 2020, mulai tatkala matahari tenggelam, mohon Jamaah Maiyah mengonsentrasikan batinnya untuk menghimpun keyakinan atas kasih sayang Allah kepada siapa pun yang mencintai dan patuh kepada-Nya. Serta memusatkan tangis jiwanya untuk mengimani keadilan Allah yang pasti bertindak kepada para munafiqun yang melecehkan dan menyelingkuhiNya. Kemudian intadziris-sa’ah. (*)

Tulisan Sudah Zalim, Supra Jahiliyah Lagi bisa juga bisa dibaca di caknun.com dengan perubahan judul.

Editor Sugeng Purwanto

Tags: Emha Ainun NadjibSupra Jahiliyah
Share1654SendTweet1034

Related Posts

Demokrasi kambing
Kolom

Demokrasi Kambing dan Bebek

Sabtu 9 Januari 2021 | 15:55
441
Jangan ludahi
Kolom

Jangan Ludahi Wajah Manusia

Minggu 13 Desember 2020 | 22:27
241
Cak Nun
Kolom

Cak Nun Sindir Pemerintah dan HRS

Jumat 11 Desember 2020 | 14:12
6.5k
Sakit kakinya
Kolom

Sakit Kakinya, Bukan Hatinya

Selasa 27 Oktober 2020 | 18:44
135
Orang Saleh yang Sombong
Kolom

Orang Saleh yang Sombong

Selasa 29 September 2020 | 21:04
13.8k
Wawancara dengan Buya Syafii Ma'arif adalah salah satu kenangan tak terlupakan kontributor Malang Uzlifah. Ada juga kenangan bersama Haedar Nashir, Emha Ainun Nadjib.
Milad PWMU.CO

Wawancara dengan Buya yang Tak Terlupakan

Minggu 22 Maret 2020 | 06:32
941
Next Post
SMA Muhi Yogyakarta Buka Kelas Internasional dan Unggulan Tahfidh

SMA Muhi Yogyakarta Buka Kelas Internasional dan Unggulan Tahfidh

SD Muwri Bagi Rapot secara Drive Thru

SD Muwri Bagi Rapot secara Drive Thru

FEB Umla Sukses Gelar Webinar Internasional 8 Negara

FEB Umla Sukses Gelar Webinar Internasional 8 Negara

Logo ME Awards 2016

Inilah Para Juara Tahfidh Al-Quran ME Awards Special Edition 2020

Logo ME Awards 2016

Para Juara Pidato Bahasa Inggris ME Awards 2020

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
298

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
797

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
235

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
395

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Taubat Jusuf Kalla

Taubat Politik Jusuf Kalla

Minggu 24 Januari 2021 | 05:38
3 rumus diet alami

3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

Minggu 24 Januari 2021 | 04:36
Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Sabtu 23 Januari 2021 | 20:29
Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Sabtu 23 Januari 2021 | 18:12
Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Sabtu 23 Januari 2021 | 15:26
Ini Momen Interaksi Siswa Berlian School dengan Al-Quran

Ini Momen Interaksi Siswa Berlian School dengan Al-Quran

Sabtu 23 Januari 2021 | 14:28
Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

Sabtu 23 Januari 2021 | 13:52
9 Syarat Pemimpin Muhammadiyah

9 Syarat Pemimpin Muhammadiyah

Sabtu 23 Januari 2021 | 13:32
Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

Sabtu 23 Januari 2021 | 12:25
Monopoli politikus

Monopoli Politikus Kuasai Hak Rakyat

Sabtu 23 Januari 2021 | 11:58

Berita Populer Hari Ini

  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    16537 shares
    Share 6615 Tweet 4134
  • Resmikan Sekolah Riset Smamio Gresik, Ini Harapan Haedar Nashir

    6358 shares
    Share 2543 Tweet 1590
  • Salihi Saleh, Bendahara PWM Sulbar Meninggal Menyusul Istrinya

    4459 shares
    Share 1784 Tweet 1115
  • TVMu Jatim Stasiun Mugeb Gresik Diresmikan

    5726 shares
    Share 2290 Tweet 1432
  • Smamio Campus Tour Virtual Libatkan Alumni di 30 PT Favorit

    4469 shares
    Share 1788 Tweet 1117
  • Anggota DPR RI Resmikan PLTS Smamio

    5251 shares
    Share 2100 Tweet 1313
  • Ikhtiar Medis dan Teologis Bebas Covid

    3221 shares
    Share 1288 Tweet 805
  • Milad Ke-6, Smamio Resmikan 3 Ikon Sekolah

    2532 shares
    Share 1013 Tweet 633
  • Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

    1401 shares
    Share 560 Tweet 350
  • Tekad Smamio Menjadi Sekolah Kreatif tanpa Batas

    4131 shares
    Share 1652 Tweet 1033
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama