• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Minggu, Agustus 7, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Indonesia Pusat Kemakmuran Dunia

Senin 14 Juni 2021 | 11:46
7 min read
75
SHARES
233
VIEWS
ADVERTISEMENT
Indonesia Pusat Kemakmuran Dunia
Emha Ainun Nadjib

Indonesia Pusat Kemakmuran Dunia oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan.

PWMU.CO– Sejak Patangpuluhan dulu para penghuninya tiap hari harus siap hati legowo dan sikap bijaksana untuk menerima tamu-tamu yang bermacam-macam. Ada yang datang untuk konsultasi masalah keluarga.

Ada yang sekadar ingin ketemu Simbah. Ada yang butuh mengeluh atau diskusi tanpa jelas arahnya. Ada yang sebenarnya minta sangu sejumlah uang melalui berbagai modus. Ada yang berjalan kaki ratusan kilometer menuju suatu tempat sakral dan mampir di Kadipiro.

Ada yang stress karena keadaan negara. Ada yang menawarkan konsep pembangunan masa depan Bangsa Indonesia atau khusus Ummat Islam dengan membawa buku tebal serius yang ditulisnya sendiri.

Ada yang dari lembaga resmi, lokal maupun nasional. Ada permintaan agar Kadipiro menerima orang nomor satu. Sampai beberapa kali pengajuan. Tanpa syarat. Terserah kapan. Terserah berapa lama. Terserah pertemuannya di mana. Terserah boleh membawa staf dan pengawal atau tidak. Bahkan ngikut pembicaraannya dengan tema apa. Tapi pokoknya mohon diperkenankan untuk sowan dan ketemu.

Ada Pejabat. Ada Habib. Ada Syekh. Ada Mursyid. Ada Ajengan. Ada Tuan Guru. Ada rombongan DPR. Ada tokoh Ormas. Ada tokoh-tokoh dari masa silam, terutama zaman Majapahit dan Walisongo. Ada perutusan dari markas besar Jagawerdhi atau Kepolisian. Ada yang minta disuguhi KiaiKanjeng sekadarnya sebisanya dengan sound kecil membawakan lagu-lagu. Ada yang sendiri, beberapa orang, atau rombongan.

Tamu Parpol

Terakhir kemarin datang tamu resmi dari sebuah parpol berlatar belakang Islam yang namanya terkait dengan kesejahteraan dan keadilan. Kadipiro menerimanya secara resmi, supaya tidak terseret oleh obrolan sopan santun basa basi atau omong bebas.

Helmi Mustofa memoderatori secara formal. Kiai Tohar memulai dengan memperkenalkan hal-hal yang menyangkut Rumah Maiyah Kadipiro dengan ragam kegiatannya. Terpaksa diterapkan aturan, di samping Prokes Covid-19, juga tidak ada yang boleh merekam acara itu, auditif maupun audio-visual. Untuk mengantisipasi supaya tidak menjadi bahan di Media Sosial, Youtube dll, kemudian direspons secara dholuman jahula, direspons-respons secara lebay, didramatisir, dikarang-karang sebagaimana biasanya ketidak-beradaban media online.

Meskipun tatkala Ustadz Abu Bakar Baasyir atau Ustadz Abdus Shamad datang ke Menturo, tidak terjadi penggorengan-penggorengan, edit-editan, gathuk-gathukan untuk dramatisasi ekstrimisasi dan adu domba.

Para tamu itu adalah rombongan pimpinan DPP partai politik yang seluruh publik Indonesia mengenalinya sebagai salah satu partai yang berlatar belakang Islam.

Tidak tahu apakah kedatangan mereka ini ada hubungannya dengan gemuruh “Gelora” yang sedang yuwaswisu fi shudurihim atau tidak. Tetapi di dekade-dekade sebelumnya, rombongan partai ini memang sudah beberapa kali berkunjung ke Kadipiro.

Ngakunya mereka berhajat untuk “mendengar nasihat, tausiyah dan saran-saran dari Cak Nun”. Tetapi yang ada di pikiran saya bukan tausiyah, melainkan deretan pertanyaan-pertanyaan. Dan itu coba saya kemukakan. “Kami di kadipiro justru ingin memperoleh informasi dan penjelasan, hujjah, burhan atau apapun atas hal-hal yang kami sama sekali belum mengerti tentang partai politik”.

Apa yang dilakukan oleh manusia untuk mengisi hidupnya adalah model-model respons mereka terhadap kehidupan, zaman, dan nasib. Khusus untuk manusia Muslim mestinya respons itu didasari oleh wacana-wacana Islam, Al-Qur`an dan semua terkait dengan didutakannya Rasulullah Muhammad Saw oleh Allah Swt.

Maka yang kemudian saya kemukakan adalah ketidakmengertian tentang apa yang menjadi landasan pemikiran teman-teman ini sehingga respons mereka berwujud pendirian Parpol. Sanadnya apa. Sandaran dalil naqly maupun ‘aqly-nya apa. Berangkat dari uswatun hasanah yang mana dari Rasulullah.

Berlandaskan kisah Kanjeng Nabi yang bagian mana. Gampangnya: ayatnya apa, hadits atau sunnah-nya yang mana, sehingga respons perjuangannya berupa Parpol.

Negara dan Pemerintah

Kalau diperluas perspektifnya, Parpol adalah salah satu pilar demokrasi”. Lha demokrasi itu sendiri terletak di lajur mana dari jalur Nubuwwah? Atas dasar sanad dan matan apa dan bagaimana, atas dasar ikhtiar dan ijtihad yang bagaimana, sehingga bangsa Indonesia mendadak mendirikan negara?

Itu pun pilihannya adalah Republik. Sementara Belanda sendiri yang mengganggu hidup mereka 3,5 abad tetap Kerajaan sampai hari ini. Inggris ya Karajaan. Monaco, Spanyol, bahkan Jerman, juga Kerajaan. Tetangga kita Malaysia juga Kerajaan atau Kesultanan. Pun Muangthai. Sehingga ada pembagian tugas antara pejuang Negara dengan petugas Pemerintah.

Ada pilah antara Kepala Negara dengan Kepala Pemerintahan. Lha di Indonesia Aparat Sipil Negara prakiknya berada di bawah Pemerintahan. Para petugas Pemerintahan sendiri tampaknya tidak pernah membedakan antara Negara dengan Pemerintah. Kalau ada pejabat menjumpai suatu perkara kemudian menyatakan Negara harus hadir, ternyata maksudnya adalah Pemerintah harus hadir.

Sabahat saya Pipit Kartawijaya di Berlin sudah sejak 15 tahun yang lalu berupaya maksimal untuk mengusik pusat birokrasi Pemerintah Indonesia agar mulai mempelajari dan memahami pilah antara Negara dengan Pemerintah.

Ada pembagian dan perbedaan wilayah tugas antara petugas Negara dengan aparat Pemerintah. Kalau undang-undang menyebutkan bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Kata oleh Negara di situ tidak sama dengan oleh Pemerintah. Pemerintah adalah bawahan Negara. Para petugas Pemerintah, bahkan sampai Presiden, adalah pegawai sementara, outsourcing.

Berbeda dengan ASN yang permanen sampai dapat hak uang pensiun. Andaikan Indonesia vakum tidak punya Pemerintah, tugas dan kewajiban Negara tetap berlangsung untuk kesejahteraan baku seluruh rakyat.

Apakah partai-partai politik Indonesia sudah melakukan dan menyebarkan paket-paket atau lingkaran-lingkaran pendidikan politik? Pendidikan bernegara? Apakah tamu-tamu di Kadipiro itu sebagai penggiat partai politik pernah berpikir sampai ke sana?

Kadipiro menyatakan bahwa yang kita berani bikin hanya Maiyah, dan belum paham kenapa teman-teman bikin Parpol, tenang-tenang merelakan pendirian Negara, Kesatuan pula, serta menjadi tabi’it-tabi’in demokrasi tanpa reserve.

Peradaban Madinah

Sementara di Kadipiro sejuah-jauhnya hanya Maiyah. Karena acuan utama sesudah Islam Mekkah adalah Peradaban Madinah. Sesudah mempersatukan hal akidah dan tauhid di Madinah, kaum muslimin menata perekonomian, pasar, interaksi sosial, tata budaya, pertanian, tata kota, pendayagunaan jenis-jenis tanah dan peta sumber air, sampai estetika, kesenian dan kebudayaan.

Indonesia adalah negara dengan jumlah kaum muslimin terbanyak atau terbesar di seluruh dunia. Menurut Kadipiro, Indonesia sangat potensial menjadi Serambi Madinah.

Kiai Tohar mempelajari Piagam dan Peradaban Madinah sampai detail sejak umrah hingga sekarang. Kualitas pecinta rakyat dan perambah zaman serta penggali ilmu seperti Kiai Tohar inilah yang akan saya dorong untuk menjadi Ketua Majelis Tinggi Rakyat Indonesia alias MPR, andaikan negeri ini berjalan normal dan rasional.

Sanad yang dianut oleh NKRI adalah modernisasi Barat sejak pasca Perang Salib, Renaissance hingga Globalisasi.

Allah swt, al-Quran, keteladanan sosial politik Rasulullah saw terutama di Negeri Madinah bukan sesuatu yang penting bagi Pemerintah Indonesia, para pemimpin dan tokoh-tokohnya. Bahkan para ulamanya juga tidak mengurai misalnya dari wacara al-Quran apa beda antara balad, bilad dan baldah.

وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيۡتُونِ
وَطُورِ سِينِينَ
وَهَٰذَا ٱلۡبَلَدِ ٱلۡأَمِينِ
لَقَدۡ كَانَ لِسَبَإٖ فِي مَسۡكَنِهِمۡ ءَايَةٞۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٖ وَشِمَالٖۖ
كُلُواْ مِن رِّزۡقِ رَبِّكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لَهُۥۚ بَلۡدَةٞ طَيِّبَةٞ وَرَبٌّ غَفُورٞ

Petunjuk-petunjuk Alllah ini tidak cukup disyukuri, bahkan oleh para Ulama kita tidak digali makna dan hikmahnya sebagai sumber hidayah Allah untuk membangun bangsanya. Padahal ayat itu langsung dinisbahkan oleh Allah kepada urusan rezeki dan kesejahteraan, sebagaimana filosofi setiap Negara yang membangun. Kulu min rizqi Rabbikum wasykuru.

Pusat Kemakmuran Dunia

Sungguh kita adalah bangsa yang kurang berterima kasih kepada Sang Pencipta. Kita adalah kaum muslimin terbanyak sedunia yang sampai hari ini bersikap acuh tak acuh dan melecehkan gerbang hidayah Allah. Padahal dari berbagai fakta sejarah dan antropologi maupun ketersediaan kekayaan alam, Indonesia seharusnya menjadi Pusat Kemakmuran Dunia. Bacalah kembali Kebon tentang putaran Borobudur penyerap berkah langit ke bumi dan putaran energi thawaf di ka’bah yang ilaihi roji’un.

Tamu-tamu di Kadipiro itu merespons ibaratnya kami ini semua bertujuan ke Bandung. Tapi tidak punya kendaraan sendiri. Hanya ada Angkot menuju Bandung. Jadi kami yang menumpang naik Angkot itu.

Tentu maksudnya Angkot itu adalah NKRI, Demokrasi dan Pemilu.

Kesimpulan terakhirnya adalah di badan politik tamu-tamu ini diperlukan Lingkaran Pasukan Wirid, kemudian Lingkaran Diskusi di pusat dan daerah-daerah untuk menjawab Lha firman Allahnya mana. al-Qurannya mana. Uswatun hasanah Rasulullahnya mana. Ijitihad Islamnya mana.

Tidak berarti Kadipiro menuntut mereka untuk refresh dan memulai dari awal. Juga tidak untuk pada akhirnya menentukan ketepatan formula politik Islam di Indonesia. Melainkan sekadar dengan istiqamah lingkaran-lingkaran ijtihad itu, Allah akan menganugerahi mereka petunjuk dan berkenan memperjalankan mereka ke masa depan di jalan Allah.

Kalau pakai idiom dari sifat Rasulullah: mereka meneguhkan kembali shiddiqnya, membuktikan ke publik amanah-nya, sehingga sah dan diterima oleh konstituen untuk tabligh, dan akhirnya Allah swt akan memfathonahkan langkah-langkah mereka ke masa depan. (*)

Tulisan ini juga bisa dibaca di caknun.com

Editor Sugeng Purwanto

Tags: DemokrasiEmha Ainun NadjibIslam MekkahPartai politikPeradaban Madinah
SendShare30Tweet19Share

Related Posts

Diktaktor Partikelir dan Matinya Demokrasi

Selasa 8 Maret 2022 | 10:37
2.3k

Dhimam Abror Djuraid Diktaktor Partikelir dan Matinya Demokrasi, oleh Dhimam Abror Djuraid, kolumnis tinggal di...

Pemimpin Politik Islam Tak Laku di Pemilu

Kamis 20 Januari 2022 | 10:26
393

Nurbani Yusuf Pemimpin Politik Islam Tak Laku di Pemilu oleh Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar....

Partai Politik Perusak Demokrasi

Kamis 23 Desember 2021 | 06:28
214

M Rizal Fadillah Partai Politik Perusak Demokrasi oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan....

DPR Tukang Stempel

Selasa 21 Desember 2021 | 10:02
121

M Rizal Fadillah DPR Tukang Stempel oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan. PWMU.CO-...

Presidential Threshold Nol Persen!

Jumat 17 Desember 2021 | 09:07
297

M Rizal Fadillah Presidential Threshold Nol Persen! oleh M Rizal Fadillah, Analis Politik dan Kebangsaan....

Sila Keempat Pancasila ternyata Bukan Demokrasi, Ini Penjelasan Yamin

Senin 31 Mei 2021 | 21:38
708

Mohammad Yamin PWMU.CO- Sila keempat Pancasila selama ini ditafsiri sebagai konsep demokrasi. Bahkan sekarang menjadi...

Gerakan Reformasi, Kilas Balik setelah 23 Tahun

Sabtu 22 Mei 2021 | 12:28
206

Pidato Presiden Soeharto saat mengundurkan diri di Istana Negara, 21 Mei 1998. PWMU.CO- Gerakan Reformasi...

Tiga Jebakan Kapitalis

Minggu 18 April 2021 | 21:09
196

Daniel Mohammad Rosyid Tiga Jebakan Kapitalis oleh Daniel Mohammad Rosyid, Ketua Pendidikan Tinggi Dakwah Islam...

Membangun Politik tanpa Parpol

Kamis 15 April 2021 | 05:55
176

Daniel Mohammad Rosyid Membangun Politik tanpa Parpol oleh Daniel Mohammad Rosyid, Ketua Pendidikan Tinggi Dakwah...

Partai Ideologis Masih Penting

Rabu 14 April 2021 | 16:50
475

HM Masduki Partai Ideologis Masih Penting oleh Ir HM Masduki SH MH, Ketua DPW Partai...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • 7 Pesilat SMPM 7 Borong 7 Juara

    14132 shares
    Share 5653 Tweet 3533
  • Amerika Serikat, Pembaca Terbanyak Kedua PWMU.CO

    46026 shares
    Share 18410 Tweet 11507
  • Smamio Launching Kafe Inspirasi Kopi

    47319 shares
    Share 18928 Tweet 11830
  • Kuliah Premium Smamio: Belajar Itu ibarat Maraton, Bukan Sprint

    46981 shares
    Share 18792 Tweet 11745
  • Pembicara dari Turki di Fortasi Sekolah Ini

    49368 shares
    Share 19747 Tweet 12342
  • Alumni Smamita Diterima Jalur Prestasi UMM dan Akademi Militer

    9886 shares
    Share 3954 Tweet 2472
  • Keunikan Masjid Bilal bin Rabbah, Dilengkapi Shopping Center

    997 shares
    Share 399 Tweet 249
  • Menikmati Kecanggihan Museum Nabi Muhammad di Madinah

    1738 shares
    Share 695 Tweet 435
  • Begini Proses Produksi Berita PWMU.CO hingga Melahirkan Penulis Keren

    8167 shares
    Share 3267 Tweet 2042
  • Penjual Gorengan Naik Haji, Begini Kisahnya

    1695 shares
    Share 678 Tweet 424

Berita Terkini

  • Pesan Keutamaan Puasa Asyura di Khutbah Jumat Masjid NabawiMinggu 7 Agustus 2022 | 20:55
  • Di SD Mutu Kagumi, Puskesmas Balongpanggang Sosialisai IniMinggu 7 Agustus 2022 | 20:46
  • Muhammadiyah Membangun Berorientasi Kemanfaatan dan Kemaslahatan UmatMinggu 7 Agustus 2022 | 20:20
  • Muhibah Muhammadiyah
    Muhibah Muhammadiyah ke Aussie, Begini Sambutan Umat di SanaMinggu 7 Agustus 2022 | 18:50
  • Senior Care
    Senior Care PAM Kenjeran Salurkan Sembako dan Uang ke LansiaMinggu 7 Agustus 2022 | 18:05
  • PBS Teken MoU dengan King Sejong Institute untuk SmamioMinggu 7 Agustus 2022 | 17:22
  • Bekerjalah seperti Digaji Lima Juta, meski Gajinya Satu JutaMinggu 7 Agustus 2022 | 17:04
  • SD Mugeb Siapkan Formasi Pimpinan IPM JuniorMinggu 7 Agustus 2022 | 16:57
  • Siswa SD Almadany
    Siswa SD Almadany Berjalan Kaki demi Raih PahalaMinggu 7 Agustus 2022 | 16:18
  • Ngaji on the Street
    Ngaji on the Street makin Asyik saat Belajar QiroahMinggu 7 Agustus 2022 | 12:14

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In