PWMU.CO – Aisyiyah Lamongan kenalkan Khittah Perjuangan Muhamamadiyah pada kader melalui Sekolah Ideologi Kader yang digelar Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Lamongan, secara daring, Ahad (31/1/2021).
Penyampainya Ketua Majelis Pendidkan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Fathurrahim Syuhadi.
Dia menjelaskan, khittah artinya garis besar perjuangan. Khittah itu mengandung konsepsi pemikiran perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan.
“Hal tersebut mempunyai arti penting karena menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota Muhammadiyah. Garis-garis besar perjuangan Muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan dengan asas dan tujuan serta program yang telah disusun,” ujar Anggota Dewan Pendidikan Lamongan itu.
Dia menegaskan maksud dan tujuan khittah perjuangan Muhammadiyah adalah sebagai tuntunan, pedoman, dan arahan untuk berjuang bagi pimpnan maupun anggota Muhammadiyah dalam menyikapi perubahan sosial-budaya dan perkembangan teknologi informasi. “Supaya bisa bertahan hidup,” kata dia.
Sedangkan fungsi khitah, sambungnya, ialah sebagai landasan berpikir bagi semua pimpinan dan anggota Muhammadiyah serta menjadi landasan berpikir bagi setiap amal usaha Muhammadiyah.
Menurut dia, di dalam perjalanannya, Muhammadiyah telah merumuskan enam khittah perjuangan Muhammadiyah. Isi khittah disesuaikan dengan tujuan Muhammadiyah dan disusun sesuai dengan perkembangan zaman.
Keenam khittah perjuangan Muhammadiyah itu adalah Langkah 12 Muhammadiyah yang dirumuskan pada periode kepemimpinan KH Mas Mansur tahun 1938–1940; Khittah Palembang 1956-1959 yang dirumuskan pada periode kepemimpinan KH Ahmad Rasyid Sutan Mansur: Khittah Ponorogo 1969 yang dirumuskan pada periode kepemimpinan KH AR Fachruddin tahun 1969.
Khittah Ujung Pandang dirumuskan pada periode kepemimpinan KH AR Fachruddin pada tahun 1971; Khittah Surabaya 1978 (penyempurnaan dari Khittah Ponorogo 1969); dan Khittah Denpasar dirumuskan pada era kepemimpinan Prof Dr A. Syafi’I Ma’arif tahun 2002. Khitah ini dikenal sebagai Khittah Perjuangan dalam Kehidupan Bernegara dan Bernegara.
Gerakan Perempuan Aisyiyah
Di sesi lain, Ketua Majelis Pembinaan Kader PDA Lamongan Uswatun Chasanah menyampaikan materi Aisyiyah Gerakan Perempuan Berkemajuan.
Dia menyampaikan, Aisyiyah sebagai organisasi perempuan persyarikatan Muhammadiyah ini merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi mungkar, dan tajdid yang berazaskan Islam serta bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah.
“Gerakan Aisyiyah untuk mewujudkan ajaran Islam dalam kehidupan melalui sistem organisasi. Dan Aisyiyah memiliki kepribadian yang khas yakni kepribadian Muhammadiyah,” ujar Kepala TK ABA Surabayan Sukodadi itu.
Menurutnya, sebaai gerakan dimotori oleh kaum perempuan Asiyiyah bertujuan untuk melakukan perubahan dalam berbagai bidang kehidupan.
“Sebagai gerakan yang bertujuan untuk mewujudkan struktur dan budaya masyarakat yang berkeadilan, dengan mengangkat tema-tema stigma dan diskriminasi gender,” kata Pengurus Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) Lamongan ini.
Sebagai gerakan perempuan di Indonesia, lanjutnya, penting bagi Aisyiyah untuk menguatkan posisi dan perannya sebagai gerakan muslimah di Tanah Air.
“Yakni dengan melakukan transformasi sosial melalui konseptualisasi, mengkoreksi patriarki, dan penguatan institusi organisasi. Demi mobilisasi sosial dan penegakan hak politik, pemberdayaan ekonomi, memberantas kekerasan terhadap perempuan, dan monitoring pelaksanaan kebijakan publik,” papar dia.
Dalam memperjuangkan itu, sabungny, Aisyiyah mempunyai tiga strategi yaitu pembebasan, pemberdayaan, dan pemajuan.
Di akhir acara diadakan RTL (rencana tindak lanjut) agar peserta dari Pimpinan Cabang Aisyiyah se-Lamongan mengadakan kegiatan serupa dalam bentuk Sekolah Ideologi Kader, pelatihan kepemimpinan maupun kajian-kajian yang mempertajam ideologi Muhammadiyah-Aisyiyah bagi pimpinan dan kader.
Sekolah Ideologi Kader yang dibuka Sabtu (30/1/2021) itu ditutup secara resmi oleh Sekretaris PDA Lamongan Hj Asrokhah,S Ahad (31/1/2021) pukul 13.00 WIB. (*)
Penulis/Editor Mohamamd Nurfatoni.