Sudah vaksin tapi positif Covid-19, ini kata Kadinkes Jatim Herlin Ferliana pada tokoh Muhammadiyah yang mengikuti vaksinasi.
PWMU.CO – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr Herlin Ferliana MKes mengatakan, masyarakat masih bisa positif Covid-19 walaupun sudah menerima vaksin. Pasalnya, vaksin tidak memberikan kekebalan seratus persen. Namun, efeknya tidak separah orang yang belum divaksin.
Dia menjelaskan, untuk setiap individu, vaksinasi dilakukan dua kali. Pada vaksinasi pertama, tubuh dikenalkan oleh virus yang menyerang. Dan kekebalan tubuhnya baru 20 persen. Lalu setelah 14 hari kemudian, dilakukan vaksinasi lagi. Dari vaksinasi kedua ini, muncul kekebalan sekitar 80 persen.
“Jadi tidak 100 persen. Maka nanti tetap harus menjaga protokol kesehatan. Setelah vaksinasi yang pertama, protokol kesehatan harus tetap ketat. Karena hanya sekitar 20 persen. Sehingga nanti memang ada satu atau dua orang yang sudah divaksinasi tetapi positif. Karena mereka kekebalannya baru 20 persen,” paparnya.
Tetapi, sambungnya, efek dari keparahan yang ditimbulkan tidak separah kalau tidak punya kekebalan. “Kalau Bapak dan Ibu sudah vaksinasi kedua, protokol kesehatan pun harus tetap dilakukan. Karena belum 70 persen penduduk kita ini tervaksinasi semuanya,” kata dia saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan vaksinasi di Gedung Muhammadiyah Jawa Timur, Senin (1/3/2021).
Jarak Vaksinasi Kedua
Vaksinasi yang dilakukan dua kali ini, harus dengan merk vaksin yang sama. Maka dari itu, yang sudah divaksinasi di PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) Jatim, akan divaksinasi di kantor ini lagi setelah 14 hari. Sedangkan untuk usia 60 tahun ke atas, vaksinasi kedua menunggu 28 hari.
“Karenanya vaksin yang kami siapkan dengan merk yang sama sudah disiapkan untuk bapak ibu semuanya. Jadi merk itu sudah dikawal dan disiapkan. Sehingga nanti jangan lupa pada 14 hari berikutnya. Bapak ibu akan divaksinasi dosis kedua,” tuturnya.
Sampai saat ini, lanjut dia, program vaksinasi yang dilakukan di Indonesia berjalan lancar. Vaksin yang diberikan pun relatif aman. Selama ini, tidak ada reaksi bahaya yang ditimbulkan. Meski demikian, dia meminta penerima vaksin tetap mengikuti prosedur.
“30 menit setelah vaksinasi bapak-ibu duduk untuk mengikuti observasi kita. Kalau nanti tidak apa-apa bisa pulang. Tetapi, kalau ada sesuatu yang kira-kira mengkhawatirkan, nanti bisa langsung telepon ke Pak Suko (dr Sukadiono Bendahara PWM Jatim), saya, atau Bu Yanti (Kepala Puskesmas Gayungan, Surabaya),” ujarnya. (*)
Penulis Miftahul Ilmi. Editor Mohammad Nurfatoni