PWMU.CO – Bacaan Quran dapat meningkatkan kesehatan mental dan mencegah mengidap penyakit kronis. Hal ini diungkap pakar neuro sains Dr dr Taufiq Pasiak MPdI MKes dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Menado.
Penjelasannya itu disampaikan dalam Kajian Ahad Malam yang diadakan Mulia Insitute, Ahad (7/3/2021). Tema yang dibahas Optimalisasi Otak dengan al-Quran. Acara dimoderatori Dr Sulthon Amin MM.
Pernyataan Taufiq Pasiak itu berdasarkan penelitian Muniroh Mahjoob, Jalil Nejati dkk yang berjudul The Effect Holy Quran Voice on Mental Healt, atau Pengaruh Bacaan Quran terhadap Kesehatan Mental.
Penelitian ini, kata Taufiq, dirancang untuk mengetahui pengaruh mendengarkan al-Quran tanpa nada musik atau bacaan tartil terhadap kesehatan mental personal di Zahedan University of Medical Sciences, Tenggara Iran.
Taufiq mengungkapkan, hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok tes dan kontrol dalam skor kesehatan mental rata-rata mereka setelah mendengarkan al-Quran.
Hasil ini menunjukkan, sambung dia, mendengarkan al-Quran direkomedasikan oleh psikolog untuk meningkatkan kesehatan mental. Contoh, bila wanita hamil diperdengarkan al-Quran efektif mengurangi kecemasan, stress, maupun depresi.
Pengaruh lainnya, ujar dia, bisa menghindari salah satu dari penyakit kronis. Sebab mendengarkan bacaan Quran dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tidak mudah mengidap penyakit kronis.
Dijelaskan, kondisi sama bahwa berdoa dapat memperbaiki kinerja otak. Demikian juga mendengarkan musik. ”Doa terdapat juga di dalam al- Quran, maka semakin banyak berdoa semakin bagus,” kata Taufiq yang meraih doktor di Pascasarjana UIN Kalijaga tahun2009.
Dia juga menyampaikan tulisan berjudul The Effect of Listening to Holy Qur-an Recitation on Anxiety A-Systematic Review oleh Ashraf Ghiasi dan Afsaneh Koramat.
Tulisan itu menyebutkan efek positif dari mendengarkan bacaan al-Quran mengurangi kecemasan. Hanya satu studi yang melaporkan, tingkat kecemasan pada kepada kelompok pengajian al-Quran lebih rendah daripada kelompok kontrol. ”Tetapi secara stastistik tidak signifikan hasilnya,” ujarnya.
Optimalisasi Otak
Berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan optimalisasi otak terhadap al-Quran, menurut dia, dapat diketahui dari tingkatan pikiran seseorang terhadap al-Quran. Pertama, membaca tanpa memperhatikan kaidah, tentu tingkatan ini, kurang baik.
Kedua, membaca dengan baik sesuai dengan kaidah. Ini sudah bagus. Ketiga, mengetahui makna dan tafsirnya. Keempat, mengetahui ilmu penunjang yang berkaitan dengan al- Quran, seperti ilmu nahwu, shorof, ushul fiqih.
Kelima, mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Keenam, selalu berpegang teguh padanya. ”Dari sinilah dapat kita ketahui optimalkan otak kita terhadap al-Quran dan yang paling menentukan adalah kecintaan kita kepada al-Quran,” kata penulis buku Tuhan dalam Otak Manusia.
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto