Akidah Kokoh Tercermin Tiga Hal Ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir, Umair Fahmiddin.
PWMU.CO – Muhammadiyah saat ini telah mengalami perkembangan pesat jika dilihat dari berdirinya cabang dan ranting di berbagai daerah. Bahkan di luar negeri ditandai dengan berdirinya Cabang Istimewa Muhammadiyah.
Berdirinya berbagai amal usaha seperti sekolah, pondok pesantren, perguruan tinggi, rumah sakit, dan lain-lain juga menandai pesatnya perkembangan Muhammadiyah.
Ungkapan itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir Umair Fahmiddin Lc dalam acara Penguatan Ideologi Muhammadiyah (PIM) yang di gelar secara daring, Sabtu (27/03/21).
Dalam kegiatan bertema “Straightening Moeslem’s Aqidah in Global Era” itu Umair mengajak 800 peserta untuk mengenal kembali Muhammadiyah hingga meneguhkan akidah Islam.
Mengenal Kembali Muhammadiyah
Umair menjelaskan, AD/ART menjelaskan Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah Islam yang amar makruf nahi mungkar. Jadi, menurutnya, orientasi utamanya jelas sebagai gerakan dakwah.
Dia menyampaikan, identitas dakwah seperti dicontohkan KH Ahmad Dahlan yang dapat merangkul banyak pihak dan memberikan manfaat bagi banyak orang harus dijaga dan dipelihara.
“Saat itu, KH Ahmad Dahlan tidak hanya berdakwah pada warga Muhammadiyah tetapi juga orang-orang di luar Muhammadiyah sehingga mereka benar-benar merasakan kiprah dakwah Muhammadiyah,” ungkapnya.
Menurut Umair, mengenal kembali Muhammadiyah bisa dimaknai sebagai upaya untuk membuat diri berkontribusi dan bermanfaat.
“Dari penjelasan yang ada, dapat kita simpulkan bahwa mengenal kembali Muhammadiyah dapat kita maknai sebagai upaya membuat diri kita—selaku kader Muhammadiyah—berkontribusi dan bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita bahkan bagi masyarakat luas,” terangnya.
Meneguhkan Aqidah Islam
Sola akidah, Umair menjelaskan, kata tersebut memang tidak ada di dalam al-Quran. Tetapi beberapa ayat membahas tentang pendidikan akidah. Salah satunya pada Surat Luqman ayat 13.
“Ayat tersebut menjelaskan bahwa inti dari akidah yakni tidak menyekutukan Allah,” ujarnya.
Pertanyaannya, di zaman sekarang ini seperti apa penyimpangan akidah itu?
Umair menjelaskan bentuk penyimpangan akidah saat ini dapat dilihat dari prioritas kehidupan manusia. Kebanyakan manusia saat ini lebih mementingkan dunia daripada akhirat.
“Contohnya banyak. Misalnya, saat berdagang lalu tiba waktu shalat. Apa yang dilakukan manusia saat ini? Tentu akan melanjutkan aktivitas berdagangnya hingga lupa dengan shalatnya. Hal semacam ini yang dapat melemahkan akidah,” terangnya.
Lebih lanjut Umair menjelaskan, untuk meneguhkan akidah, manusia perlu mengingat kembali tujuan Allah menciptakan mereka seperti dalam Adz-Dzariyat ayat 56 yang menelaskan bahwa Allah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya.
“Jadi hidup manusia di dunia hanya untuk ibadah. Ibadah tidak hanya sebatas sholat melainkan setiap aktifitas kita bisa bernilai ibadah jika niatnya karena Allah,” jelasnya.
Cerminan Akidah yang Kokoh
Umair menyampaikan, orang yang akidahnya kokoh memiliki tiga cerminan. Pertama, komitmen pada Allah. “Salah satu cerminan orang yang kokoh akidahnya yaitu memiliki komitmen pada Allah dan senantiasa berpegang teguh pada norma-norma agama,” tegasnya.
Kedua, menolak pedoman hidup selain dari Islam. “Orang yang kokoh akidahnya akan menolak pedoman yang sifatnya terlalu keduniaan,” ujar mahasiswa pascasarjana Al Azhar ini.
Misal, lanjutnya, berbisnis tujuannya untuk mencari kaya saja tentu akan sia-sia dan hanya dapat di dunia. Namun, jika niat berbisnis untuk kaya dan kayanya untuk menyantuni orang-orang tidak mampu dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang-orang yang belum memiliki pekerjaan, tentu akan sangat ditunggu-tunggu dan akan lebih bernilai.
Yang ketiga, bersifat progresif dan penuh pertimbangan. “Ia akan benar-benar mempertimbangkan segala sesuatunya karena ia tahu waktunya di dunia tidak banyak. Ia memiliki prioritas dalam hidupnya, memiliki semangat memberi manfaat orang-orang di sekitarnya, tujuan hidup jelas, dan tindak tanduknya bernilai ibadah,” jelasnya.
Menurutnya, akidah yang benar dan kokoh akan membentuk akhlak atau karakter yang baik.
Tantangan Dakwah di Era Global
Menurut Umair, tantangan dakwah saat ini sangat kompleks karena pengaruh kemajuan teknologi. Hal tersebut dapat di lihat pada fenomena masyarakat global saat ini yang lebih dimanjakan dari pada orang terdahulu.
Kemajuan teknologi juga bisa berdampak ganda. Di satu sisi membawa dampak positif dan di sisi lain membawa dampak negatif.
“Dampak positifnya yaitu segala informasi dan bentuk pemikiran dapat disebarluaskan dengan sangat cepat. Selain itu juga dapat mendukung diaspora kader-kader Muhammadiyah di luar negeri,” terangnya.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu membuat masyarakat menjadi manja. “Kemajuan teknologi membuat generasi sekarang lebih manja, menjadi malas berpikir karena segala informasi sudah tersedia baik di Google maupun YouTube“, paparnya.
“Bagaimana sikap kita? Perlu adanya upaya untuk membendung pengikisan akidah yang memanfaatkan media sosial,” ujarnya.
Antusiasme Peserta
Menanggapi penjelasan Umair, beberapa peserta mengajukan pertanyaan, seperti disampaikan Syaiful Rizal SPdI.
“Bagaimana kiprah PCIM Mesir dalam berdakwah dan aspek akidah yang seperti apa yang bisa diterapkan untuk menjawab tantangan dakwah saat ini?” tanya guru yang biasa dipanggil Ustad Rizal ini.
“Kami di sini memiliki sistem pengkaderan untuk kader-kader Muhammadiyah yang belajar di Mesir dan kami siap membimbing sampai akhir,” terang Umair.
Aspek akidah yang tepat untuk menjawab tantangan dakwah saat ini, lanjutnya, tentu harus disesuaikan dengan wacana-wacana yang berkembang saat ini. Kita harus terus belajar tentang akidah dan berupaya mengaplikasikannya dalam bentuk gerakan-gerakan yang sesuai dengan situasi saat ini.
Diana Makhsusiyah SPdI mengajukan pertanyaan terkait cara yang tepat mengajarkan akidah pada anak. “Saya ingin bertanya, bagaimana cara yang tepat untuk mengajarkan aqidah pada anak?” tanya ibu dua anak ini.
Menjawab pertanyaan tersebut, Umair menjelaskan cara yang tepat mengajarkan alidah pada anak yaitu dengan menjadi role model bagi mereka.
“Cara yang tepat dalam mengajarkan aqidah pada anak yaitu dengan menjadikan diri kita role model bagi mereka. Jadi selain memberikan materi dalam bentuk teori kita juga wajib mempraktikannya terlebih dahulu agar bisa mereka contoh,” jawabnya tegas.
Umair menutup materi dengan mengajak para peserta untuk memperbaiki niat dalam beraktivitas. “Mari kita memperbaiki dan meluruskan niat dalam setiap langkah-langkah kita agar tindak-tanduk kita bernilai ibadah di sisi-Nya,” ajaknya. (*)
Akidah Kokoh Tercermin Tiga Hal Ini; Penulis Farida Lutfiatul Jannah EditorMohammad Nurfatoni