Al Aqsha:Sengketa Tiga Agama oleh Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar
PWMU.CO– Siapa berhak atas Al Aqsha?
Dalam bahasa Ibrani disebut Yerushalayim, orang Arab biasa menyebut Al Quds. Kota tua tempat berselisih anak cucu Nabi Ibrahim sejak ratusan ribu tahun silam. Inilah kota paling tua dengan aktivitas sejarah paling sibuk.
Nabi saw bersabda, semua nabi berasal dari bapak yang satu (Ibrahim) dan ibu yang berbeda (Sarah dan Hajar). Sarah ibu Ishaq dan Hajar ibu Ismail. Dari kedua keturunan inilah segala konflik dan perselisihan bermula. Yerushalayim menjadi pusat episentrum teologis ketiga agama itu. Yang semula berasal dari satu keluarga: Ibrahim.
Awalnya adalah persaingan antar putra Sarah dan Hajar, bersaing merebut hati Ibrahim termasuk kepercayaan untuk tetap bisa terpilih sebagai keluarga yang melahirkan para nabi sebagai kebanggaan dan prestige kemudian konflik berlanjut dan meluas dalam berbagai aspek termasuk penyimpangan teologis dan bid’ah.
Ditambah dengan perseteruan akibat kecemburuan Sarah kepada Hajar. Berbagai intrik dan konflik kerap mengemuka puncaknya adalah ‘dibuangnya’ Hajar dan bayi Ismail di gurun. Ketika Hajar bertanya kenapa? Apa karena kecemburuan Sarah, aku dan putraku kau buang?
Ada empat kawasan dengan situs tua yang dianggap suci. Orang Kristen mengimani bahwa di Bukit Golgota atau Kavlri. Di Gereja Makam Kudus itu jutaan orang Kristen berziarah ditempat yang diyakini sebagai tempat penyaliban, kematian dan kebangkitannya. Ditempat ini dikelola bersama antar sekte dan aliran.
Yahudi memiliki Kotel atau dinding ratapan atau tembok barat diyakini sebagai salah satu sisa fondasi bait suci zaman dulu, di dalamnya terdapat ruang Maha Kudus salah satu ruang paling suci karena dianggap sebagai fondasi penciptaan dunia.
Juga tempat meletakkan Ismail, atau Ishaq menurut keyakinan Yahudi dan Kristen, saat akan di kurbankan. Banyak orang Yahudi percaya bahwa di bawah Dome of The Rock terdapat ruang Maha Kudus itu.
Dome of The Rock. Kubah Batu, orang Islam menyebut Kubah as Syakhra. Di bawahnya ada batu tempat Nabi saw menapak sesaat sebelum mikraj ke langit tujuh. Kubah as Syahkra inilah yang menjadi pusat perselisihan dan konflik karena dianggap memiliki nilai sejarah tinggi.
Orang Yahudi berkeras menjadikan Yerusalem sebagai ibukota negara sekaligus kota suci. Di situlah rumitnya, sebab Yerusalem menjelma menjadi pusat aktivitas teologis. Kota Suci tiga agama langit. Saling menaklukkan silih berganti. Seakan memang diciptakan untuk bergiliran menguasai. Sebuah tempat di mana bapak para nabi pernah tinggal membangun keluarga.
Berbagai solusi ditawarkan. Tapi selalu berakhir dengan perang. Setiap hari darah bercecer bertahan berebut syahid pada tempat yang diyakini kesuciannya. Siapa tak ingin mati di sana. Di tempat para nabi dan moyang tiga agama menapakkan kaki dan menghirup udaranya.
Yerusalem kota suci tiga agama. Itulah bagian sejarah anak turun Ibrahim yang tak mungkin hilang. Satu bapak dua ibu berebut tempat tanah pusaka. Ini kisah tentang konflik tiga agama serumpun di antara 4.300 agama lainnya. Tak terbayang seperti apa ketika ribuan agama itu saling berebut benar atas nama iman yang diyakini. Wallahua’lam. (*)
Editor Sugeng Purwanto