PWMU.CO– Alumni panti meninggal, keluarga besar Panti Asuhan Muhammadiyah Sumenep berduka. Moh. Alwi, angkatan pertama di panti ini meninggal dunia, Kamis (24/6/2021).
”Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Telah meninggal dunia, saudara kita, kakak kita, Moh. Alwi. Semoga diterima amal ibadahnya dan diampuni segala dosanya,” tulis Moh. Wari di WA group alumni panti.
Menurut Wari, Alwi meninggal dunia karena kanker usus. Sudah cukup lama mencari pengobatan, tapi belum ada kejelasan. Maklum Alwi tinggal di Kangean. ”Terakhir karena sering terasa sakit dibawa ke RSI Jemursari Surabaya,” ujar Wari yang dapat kiriman foto dari temannya.
Sedangkan menurut Moh. Zaenal, alumnus panti yang tinggal di Kangean, Alwi tidak tahu apa sakitnya hingga terakhir dibawa ke RSI Jemursari. ”Tidak tahu dengan penyakitnya, langsung periksa ke Surabaya baru tahu itu kanker usus,” cerita Zaenal yang kini jadi pelatih Tapak Suci.
Zaenal menambahkan, Alwi memang sering mengeluh sakit pinggang dan lambung. Ia mengira hanya maag akibat makan tak teratur dan perjalanan jauh.
Langkah cepat diambil oleh para alumni panti. Pengumpulan dana langsung dilakukan. Melalui rekening bendahara Ikatan Alumni Panti Asuhan Muhammadiyah (Ika Paymuh) Sumenep, Supaidi, para alumni mengirim dana semampunya.
Bahkan Wagiman KS, yang menjadi pengasuh mulai awal berdirinya panti asuhan Muhammadiyah Sumenep juga menyeru semua menyumbang. ”Ayo semua semampunya. Tunjukkan solidaritas teman yang pernah menderita bersama di panti asuhan yang pernah bapak asuh,” pinta pria yang kini tinggal di Yogya.
Dia langsung memberi contoh anak-anak panti dengan menyumbang seratus ribu. ”Ayo tak perlu sungkan. Semua harus menyumbang,” ujar mantan sekretaris PDM Sumenep ini.
Dalam tempo dua hari sudah terkumpul Rp 4 juta. Dana ini dikirim ke Moh. Zaenal yang tinggal di Kangean agar disampaikan langsung kepada keluarga duka.
”Alhamdulillah, bapak bangga dan senang. Ternyata solidaritas di antara kalian masih tinggi. Teriring doa untuk kalian semua baik. Semoga Allah selalu menunjukkan jalan kemudahan bagi semua dalam kita meniti kehidupan di dunia ini,” tulis Wagiman, mantan kepala SMA Muhammadiyah 1 Sumenep.
Kesaksian Teman
Alwi merupakan generasi pertama yang menghuni Panti Asuhan Muhammadiyah Sumenep. Ia masuk tahun 1994 dan lulus tahun 1996. ”Alwi langsung masuk kelas 2 jurusan Biologi, karena sebelumnya ia pindah dari SMA Negeri Arjasa,” terang Wari, sesama alumni dari Kangean yang masuk tahun 1995.
Alwi dikenal sebagai anak yang pendiam. Teman-temannya menjuluki gong. Tidak bunyi kalau tidak dipukul. ”Dia memang pendiam, tidak banyak bicara tapi suka membantu. Termasuk membantu mengajari temannya jika dimintai,” lanjut pegawai KUA Tandes Surabaya ini.
Setelah lulus SMA, Alwi merantau ke Malang. Ia menjadi marbot di Masjid Baiturrahmah Sawojajar Malang. Selama tinggal di masjid Jalan Danau Singkarak ini, Alwi melanjutkan pendidikan di Universitas Wisnu Wardhana jurusan Bahasa Indonesia hingga lulus.
”Ia kemudian pulang mengajar di SMA Muhammadiyah 3 Arjasa. Bahkan sempat menjadi Waka Kurikulum,” lanjut Wari.
Alwi juga mendaftar PNS, dan lolos sehingga mengajar di SMP Negeri Kangayan Kangean Sumenep.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto