PWMU.CO – Rusyadah sang ‘Alarm’ Smamsatu Gresik Itu Berpulang. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Keluarga besar SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik berduka. Salah satu guru terbaiknya, Rusyadah, wafat, Senin (26/7/2021) pukul 13.00 WIB.
Pernah Dihukum Keluar Kelas
Koordinator Bimbingan dan Konseling (BK) Smamsatu Wiwit Rahmya Rosintan MPsi Psikolog, merasakan duka yang mendalam. Dia mengenal sosok Rusyadah sebagai teman, guru, dan sosok ‘budhe’ bagi dua anaknya.
Menurutnya, guru Geografi kelahiran Gresik, 26 Juni 1966 itu adalah sosok yang punya semangat berbagi kebaikan. Juga pribadi yang menginspirasi. Sehingga sosoknya selalu menjadi ‘alarm’ baginya. “Saya adalah murid beliau dan pernah dihukum keluar kelas karena tidak mengerjakan tugas membuat peta Indonesia,” kisahnya.
Sejak tahun 2006 Rusyadah menjadi partner seperjuangannya, sebagai guru di Smamsatu Gresik. “Bu Rusyadah sebagai guru Geografi, saya guru BK. Bekerja sama dengan Bu Rusyadah sangat luar biasa. ‘Alarm’ itu tetap berfungsi. Bila saya tidak benar di koridor sebagai guru, maka saya ditegur dan dinasihati. Ini adalah hal yang selalu saya rindukan,” ungkapnya.
Terakhir sebelum sakit, sambungnya, saya mendapat tugas sebagai pendamping atau mujanibah peserta Pesantren Kilat Darul Arqam (PKDA). Peristiwa itu menutnya sangat berkesan.
“Karena meski kondisi kurang sehat, beliau tetap hadir tepat waktu. Dan itu menginspirasi saya yang waktu itu datang tepat waktu di lobby sekolah. Kami menyapa para peserta PKDA putri saat Ramadhan 1442,” kisahnya.
Selain itu, lanjutnya, beliau anggota aktif WhatApps Group (WAG) ‘Culiner Club Smamsatu’ yang saya buat. “Beliau suka membantu para entrepreneur atau pengusaha makanan dan minuman di lingkungan sekolah. Bu Rusyadah selalu memborong dagangan lalu dibagi-bagikan kepada siapa saja. Itu terjadi saat sebelum pandemi,” ujarnya.
“Saat pandemi pun tetap aktif membeli dan meminta penjualnya mengirimkan ke rumah. Sungguh saya senang dan akan rindu sosok Bu Rusyadah yang suka ketertiban, kedisiplinan, keteraturan, kekeluargaan, suka berbagi dan berkebaikan. Ibu, selamat jalan, insyaallah surga menanti njenengan,” ujarnya.
Sosok Baik dan Dermawan
Rasa duka mendalam juga dirasakan M. Ali Syafaat. Guru Bahasa Inggris ini sangat kehilangan atas meninggalnya Rusyadah. “Karena menurut saya, beliau orangnya sangat baik dan dermawan,” ujarnya.
“Hal itu karena hampir setiap mengajak putri saya, Nayla Putri Aliza ke Smamsatu, pasti beliau selalu memberikan uang saku atau membelikan jajan di kantin,” tambahnya.
“Selain itu ketika saya berjualan bumbu masakan dan makanan frozen, beliau selalu memborongnya, sampai membeli 10 bumbu. Dan itupun tidak untuk dirinya sendiri, tapi dibagikan ke tetangga,” ungkap Ali yang juga member WAG ‘Culiner Club Smamsatu’.
“Yang paling berkesan adalah ketika saya ke rumah beliau untuk mengantarkan pesanan bumbu masakan. Bu Rusyadah meminta saya untuk singgah sebentar. Saya dijamu dengan dibelikan lontong sayur, dan minuman segar. Masyaallah, sungguh luar biasa,” cerita dia.
Jeli dan Teliti Kebijakan Sekolah
Kebaikan Rusyadah juga disampaikan Kepala Smamsatu Ainul Muttaqin SP MPd. Dia pernah menjumpai satu peristiwa yang berkesan dengan almarhuma. “Jika ada anak-anak yang datang ke sekolah, pasti ada saja yang diberikan oleh Bu Rusyadah. Entah itu mainan, permen, jajan, atau apa saja yang membuat anak-anak senang,” kisahnya.
Bagi Ainul, Rusyadah adalah sosok yang luar biasa: tiada duanya. Aktivitasnya di amal usaha Muhammadiyah tidak diragukan lagi. “Terkadang membuat terkejut terhadap apa yang kita lakukan. Orangnya suka menyapa, selalu menanyakan kabar, entengan dan Ioman (suka menolong dan memberi).
Ainul juga mengenang saat berkegiatan gowes di Bundaran Gresik Kota Baru (GKB). Saat itu Rusyadah bersama suami, Syaifuddin Aslam dan putrinya Rahmah. “Beliau datang ke situ meski tidak memungkinkan untuk mengikuti gowes. Bu Rusyada datang membawa makanan dan kue yang dibagikan ke teman-teman. Ini bentuk support yang luar biasa. Beliau loman,” ungkapnya.
Menurut Ainul, dalam setiap kegiatan sekolah, Rusyadah selalu hadir, tidak pernah absen. “Itu adalah bagian dari tanggung jawab profesi yang dia tunjukkan,” tambahnya.
Ainul mengatakan, Rusyadah juga jeli dan teliti pada apapun. Seperti dalam hal surat-menyurat, statemen, atau pernyataan. “(Kami) seringkali dikritisi karena ada hal-hal yang ganjil atau dirasa kurang pas.Tidak segan-segan beliau mengkoreksi kepada siapapun yang menulis, membuat surat, atau yang mengeluarkan statemen termasuk saya,” ujarnya.
“Mohon maaf Pak Ainul, saya izin mau menyampaikan yang menurut saya kurang pas. Dan mohon maaf jikalau dalam menyampaikan ada hal-hal yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan Bapak,” kata Ainul menirukan ucapan Rusyadah jika hendak menyampaikan kritik kepadanya.
“Apalagi tentang hal-hal yang menyangkut Muhammadiyah, beliau sangat jeli dan kritis. Jika ada hal-hal yang menyangkut persyarikatan. Bu Rusyadah pasti akan mengingatkan,” kenangnya.
Kritik Suaminya yang Waka Kurikulum
Yang masih teringat, cerita Ainul, ketika Rusyadah mengingatkan kata penutup sambutan khas IPM: Nuun, walqalami wama yasturuun. “Kalau nuun saya baca pendek, beliau pasti menegurnya. Itulah bukti bahwa beliau sangat mencintai sekolah ini, dengan cara khasnya,” ungkapnya.
“Pernah juga ketika saya didapuk mengisi kultum di suatu masjid, esoknya belia bercerita, ‘Pak Ainul, tadi malam saya datang, melihat Pak Ainul’. Beliau tidak segan-segan menyampaikan apresiasinya,” ujarnya.
Tetapi jika ada yang kurang, sambungnya, beliau pasti menyampaikan: “Pak Ainul tadi kurang begini, kurang begini.” Ainul sangat bersyukur karena ada orang yang mengingatkan. “Jika tidak ada yang mengingatkan, tentu kita tidak dapat ber-muhasabah,” kata dia.
Ainul mengenang, Rusyadah adalah sosok yang profesional. Ketika suaminya, Syaifuddin Aslam SPd, menjadi wakil kepala sekolah bidang kurikulum, juga sering dikritisi soal kebijakan kurikulumnya. “Padahal itu suaminya sendiri. Itu berarti dia ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa kerja adalah kerja, profesional tetap profesional,” kata Ainul.
Rusyadah sang ‘alarm’ Smamsatu itu wafat meninggalkan suami Syaifuddin Aslam dan seorang anak bernama Rohmawati SAg.
“Selamat jalan Bundaku, Bunda Rusyadah. Semoga Panjenengan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT. Diampuni segala khilaf dan dosanya. Dan diterima amal ibadah Panjenengan. Terima kasih Bu Rusyadah. Semoga akan muncul Bunda Rusyadah yang lain di SMA Muhammadiyah 1 Gresik,” ucap Ainu Muttaqin. (*)
Rusyadah sang ‘Alarm’ Smamsatu Gresik Itu Berpulang: Penulis Estu Rahayu Editor Mohamamd Nurfatoni