PWMU.CO – Kader Muhammadiyah Lamongan, Nastainul Hasan yang bekerja sebagai Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan memperoleh penghargaan tingkat nasional dari Kementerian Menteri Sosial (Kemensos).
Penganugerahan penghargaan untuk pilar sosial dan m itu digelar di Gedung Aneka Bakti Kementerian Sosial, bertepatan dengan HUT RI ke-76 Republik Indonesia, Selasa (17/8/2021)
Nastain mendapatkan penghargaan, setelah diusulkan oleh Koordinator PKH Kabupaten Lamongan, sekaligus untuk mewakili Lamongan, karena mempunyai inovasi meluncurkan Gerobak Kehidupan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH Desa Bulu Brangsi, Laren, Lamongan.
Gerobak tersebut dinamakan Gerobak Kehidupan, dengan harapan KPM bisa bangkit secara ekonomi dan bisa menjadi keluarga sejahtera sesuai tujuan dari program PKH itu sendiri.
Selain bekerja sebagai Pendamping PKH, Nastainul Hasan atau yang akrab disebut Tain ini juga merupakan kader Muhammadiyah Lamongan.
Dia pernah menjadi Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Ranting Godog, Sekretaris IPM Cabang Laren, Kokam, Search and Recue (SAR) Pemuda Lamongan, dan Sekretaris Tapak Suci Pimpinan Daerah Lamongan.
Sisihkan 2,5 Persen Gaji
Kepada PWMU.CO, Tain mengaku gerobak itu dibuat dari uang modal usaha, dari sumbangan, serta dia menyisihkan 2,5 persen dari gajinya setiap bulan untuk mewujudkan idenya tersebut.
“Semoga dengan itu bisa menjadi contoh bagi pendamping-pendamping lain yang belum mendapat penghargaan, agar bisa berinovasi dalam melaksanakan kegiatan bisnis PKH,” katanya.
Meskipun penghargaan tersebut dilaksanakan secara virtual, karena kondisi pandemi Covid-19, namun Tain mengaku senang, terharu dan sangat bersyukur.
Dia juga berpesan kepada para pendamping PKH agar melakukan segala sesuatu diniatkan ikhlas karena Allah SWT, karena Allah yang membalas kebaikan kita.
Sementara itu, dalam sambutanya, Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini menyampaikan terimakasih kepada tokoh-tokoh dan seluruh pilar sosial yang selama ini bekerja dalam senyap.
“Yang selalu bekerja tanpa pamrih, dan tidak mempedulikan berapa yang akan dia dapat, namun mereka terus bekerja dan terus berjalan meskipun dalam kondisi kelelahan dan kesenyapan,” tutur Risma.
Menurut Risma, hal itu tentu tidak mudah dan tidak semua orang bisa melakukannya. Pilar-pilar sosial bekerja dan berjuang untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan.
“Penghargaan ini tidak sebanding dengan apa yang bapak ibu sekalian kerjakan untuk bangsa dan negara ini,” ujarnya.
Dalam kondisi Covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk di Indonesia ini, menurut Risma, pilar-pilar sosial telah membuktikan bahwa kita semua bisa bergotong royong.
“Kita bisa menerjemahkan Pancasila dalam arti yang sebenar-benarnya, yaitu dalam dalam kehidupan untuk menolong dan meringankan beban orang lain,” tandas Risma. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni