PWMU.CO – Lewat mural katup demokrasi, Guru Smamda Sidoarjo Arief Hanafi MSi berhasil mendapat penghargaan opini terbaik internasional.
Prestasi membanggakan guru Sosiologi SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda), itu ditorehkannya saat mengikuti kompetisi yang diselenggarakan International Waqaf Ilmu Nusantara Library (i-WIN Library) di Universitas Sains Malaysia (USM).
Keseluruhan hasil lomba Internasional Article Competition diumumkan secara virtual pada Rabu (8/9/2021). Kompetisi ini diikuti oleh 258 peserta dengan 208 judul Artikel dari 47 institusi.
Mural Katup Penyelamat Demokrasi
Menurut Arief Hanafi, pada ajang ini dia mengikuti kategori lomba Kajian Sosiologi dengan judul artikel “Mural sebagai Katup Penyelamat Demokrasi”. Dalam kesempatan ini dia berhasil mendapat penghargaan opini terbaik.
Alasan mengambil judul tersebut, lanjutnya, karena berangkat dari kegelisahannya atas banyaknya peristiwa penghapusan mural, yang akhir-akhir ini terjadi di beberapa kota besar di Indonesia.
“Ironis, padahal mural sudah ada sejak indonesia merdeka. Bahkan sejarawan, Harry Poeze mengungkapkan jika perjuangan melalui mural juga kerap dilancarkan oleh pemuda-pemuda Indoensia saat menjelang merdeka hingga pasca Indonesia merdeka. Mural pada waktu itu sebagian besar menyuarakan kemerdekaan. Bahkan Tan Malaka menjadi salah satu inisiator dalam gerakan mural tersebut,” kata ayah satu anak tersebut.
Arief menyebut isi mural yang dihapus sebagian besar adalah representasi dari kondisi yang dialami masyarakat akhir-akhir ini. “Sederhana saja sebenarnya, mereka hanya ingin menuangkan apa yang mereka rasakan dalam bentuk gambar. Namun respon penguasa agak berlebihan,” tuturnya.
Lebih jauh, Arief menjelaskan bahwa penghapusan mural adalah langkah yang kurang bijak. “Padahal konflik semacam ini bisa dikelola dengan lebih baik lagi oleh pemerintah. Maka di sini saya meletakkan mural sebagai katup penyelamat. Bukan malah dihapus tapi seharusnya dibiarkan begitu saja, karena sebagai wadah aspirasi masyarakat,” imbuh Arief.
Dengan banyaknya mural, kata dia, harusnya pemerintah mengevaluasi kinerjanya. “Apakah selama ini mereka sudah mewakili dan menyuarakan aspirasi wong cilik, sehingga banyak suara wong cilik disuarakan melalui mural,” ungkapnya.
Apresiasi Sekolah
Siti Agustini, Wakil Kepala Bidang Humas dan PSDM Smamda Sidoarjo menyambut baik hasil yang telah diperoleh. Guru Bahasa Indonesia ini berharap prestasi membanggakan itu menular ke guru lain. “Sekolah telah mendorong para guru untuk mengikuti berbagi lomba. Selain untuk sekolah, hal ini juga sebagai peningkataan kompetensi guru,” paparnya.
Agustin mengungkapkan, Smamda Sidoarjo sudah banyak menorehkan berbagai prestasi baik itu dari siswa maupun dari guru. “Beberapa guru kita telah ditunjuk sebagai guru penggerak oleh pemerintah, siswa kita juga menjuarai berbagai even perlombaan dari lomba sains, seni, hingga bidang keislaman. Maka lomba-lomba semacam ini sekolah siap memfasilitasi dan mendukung sepenuhnya,” jelasnya. (*)
Penulis Arrida Adhi Zulfiah. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.