PWMU. CO – Harapan untuk lima atlet Tapak Suci Jawa Timur di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua yang dilaksanakan 6-14 Oktober 2021.
Pelatih Seni Tugal Ganda Regu (TGR) Pimpinan Wilayah (Pimpwil) II Hamdani SPd MPd mengatakan lima atlet yang akan bertanding di fighter dan seni, dua pelatih, dan satu wasit ini akan diberangkatkan hari Kamis (30/9/21).
Kelima atlet itu adalah Eko Febrianto atlet tanding kelas J Putra dari Pimpinan Daerah (Pimda) Jombang; Moh Haekal Aziz atlet tanding kelas E putra dari Pimda Jember; Panji Ari Prayoga atlet seni beregu putra dari Pimda Surabaya
Sellanjutnya, Nizam Umarushalih atlet seni beregu putra dan Lutfi Athallah atlet seni beregu putra. Keduanya dari Pimda Surabaya.
“Untuk wasit dan pelatih, kami mengirim Drs Mahfud PKa dan Randika Asiani Wijaya SPd sebagai pelatih tanding yang keduanya dari Pimda Surabaya.”
Siapkan Tiga Tahun Setengah
Hamdani menjelaskan untuk keikutsertaan dalam PON kali ini, Pimwil II menyiapkan atlet selama tiga tahun setengah. Adanya pandemi menjadi ujian tersendiri dalam proses latihan.
“Kami betul-betul harus bisa mengondisikan latihan agar bisa sesuai tepat sasaran,” tuturnya.
Dia memaparkan walaupun di tengah wabah, kelima atlet ini bisa berprestasi. Selain tetap fokus pada tujuan untuk meraih yang terbaik, atlet juga harus menjaga kondisi dan terhindar dari virus.
“Mudah-mudahkan apa yang kita persiapkan ini bisa membawa hasil terbaik untuk atlet tapak suci di PON Papua. Semoga hasilnya bisa membanggakan,” inginnya.
Miliki Karakteristik
Hamdani mengungkapkan untuk bisa tampil terbaik, motivasi dan arah pelatih menjadi penting. Khususnya bagaimana dengan penyesuaian dengan karakteristik dari masing-masing atlet.
“Karakter ini harus dipegang teguh. Tidak bisa disamaratakan antara atlit A, B, atau C. Jangankan yang tanding individu, kadang-kadang yang seni beregu itu, walaupun satu kelompok memiliki karakteristik yang berbeda-beda,” katanya.
Hal ini, sambungnyam, harus kita atasi bersama agar memiliki motivasi yang sama dan seragam. Untuk itu, saat pandemi, kami memberikan motivasi secara best learning maupun problem solving.
“Jadi di situ kami mengajarkan atlit agar bisa belajar mengenal kelebihan dan kelemahan. Selain itu, juga belajar untuk bisa menerima dan mengelolah. Baik kelebihan yang sudah jadi maupun kelemahan yang belum bisa diperbaiki.”
Dia mengatakan motivasi ini diberikan agar mereka bisa beradaptasi dalam mencari solusi dalam mengatasi kelemahan itu dan juga mengatasi semua masalah.
Pandai Bekerja secara Cerdas
Hamdani menjelaskan atlet yang akan bertanding harus berpikir dan pandai bekerja secara cerdas. Sudah tidak zamanya hanya mengandalkan kekuatan fisik atau skill, tetapi juga dibutuhkan intelegensi.
“Di dunia matematis, semakin cerdas atlit maka kesempatan untuk berprestasi lebih mudah daripada mengandalkan skill semata,” katanya.
Dia berharap kejuaraan PON Papua ini adalah kesempatan mengantarkan atlet Tapak Suci agar bisa tampil secara maksimal dan berprestasi.
Hal ini sangat beralasan, karena ada nama Eko Febrianto yang pada PON XIX di Jabar tahun 2016 berhasil menjadi juara I. Di PON XX Papua ini dia harus mampu mempertahankan prestasi terbaiknya.
“Ada juga Haekal Aziz yang bisa diandalkan. Di Papua ini menjadi ajang pembuktian dia untuk bisa mengikuti jejak seniornya dapat berprestasi di atlet tanding putra,” tandasnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.