PWMU.CO – PTS Tematik SD Mumtaz berbasis proyek berlangsung Senin-Jumat (4-8/10/2021). Murid-murid SD Muhammadiyah 1 dan 2 Taman, Sidoarjo, atau yang dikenal dengan sebutan SD Mumtaz, mengikuti penilaian tengah semester (PTS) tematik berbasis proyek secara hybrid: daring dan luring.
Sebelumnya, pada Selasa-Jumat (28/9-1/10/2021 mereka mengikuti PTS secara online berpola asesmen kompetensi mainimum (AKM) untuk mata pelajaran Ismuba (Al-Islam, Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab); dan Bahasa Inggris.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Taman Enik Chairul Umah MSi MPd mengatakan, asesmen atau penilaian memang mengalami perubahan bentuk. “Sebenarnya untuk desainnya tidak berubah, hanya implementasi pelaksanaan di sekolah yang berbeda,” ujarnya.
Hal itu dilakukan untuk menyikapi kebijakan pemerintah yang menetapkan adanya ANBK atau asesmen nasional berbasis komputer. “Maka kami mempersiapkannya dengan mengenalkan dan melakukan pembiasaan soal-soal yang berpola AKM di semua jenjang kelas,” terangnya.
Dia menjelaskan, pada PTS kali ini pembiasaan itu dapat terlihat pada mata pelajaran Ismuba dan Bahasa Inggris. Sedangkan untuk tematik kami melakukannya dengan berbasis proyek.
Enik menerangkan, ada tiga model asesmen. Pertama asesmen terhadap pembelajaran, yang tujuan akhirnya adalah menentukan tingkat pencapaian hasil belajar siswa yang dilakukan di akhir materi pembelajaran.
Kedua, asesmen untuk pembelajaran. Pada asesmen untuk belajar ini tujuannya mengumpulkan informasi yang membantu guru memberi umpan balik dan tindak lanjut proses belajar.
Yang ketiga, asesmen sebagai pembelajaran, yang bertujuan membantu siswa memperbaiki cara belajar dengan menentukan kembali strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
PTS Berbasis Proyek
Wakil Kepala Bidang Kurikulum SD Mumtaz Arif Yuli Purwanto ST MPd, menjelaskan, saat ini proses penilaian sudah bergeser ke arah asesmen sebagai proses belajar murid.
“Jadi para murid ketika ada ulangan atau PTS dan PAS (penilaian akhir semester) tidak merasa terbebani. Mereka akan menyadari bahwa penilaian adalah bagian dari proses belajar,” ujarnya.
Karena itu SD Mumtaz menerapkan PTS berbasis proyek yang dikemas dalam kegiatan menyenangkan. Para guru memilih kompetensi dasar (KD) yang tepat untuk digunakan sebagai dasar pembuatan proyek.
Rinciannya: kelas I membuat dadu rainbow, kelas II amazing frame, kelas III origami hewan peliharaan. Kelas IV membuat poster hemat energi, kelas V model paru-paru sederhana, dan kelas VI mencangkok tumbuhan.
“Berbagai proyek tersebut dilaksanakan secara hybrid dengan multipendekatan,” kata Arif.
Dia memberikan contoh kelas V. Hari pertama siswa praktik membuat alat peraga paru-paru manusia. Hari kedua, membuat gambar cerita tentang penyebab kelainan pada organ pernapasan. Hari ketiga, membuat laporan tertulis mengenai proses pembuatan model paru-paru sederhana.
Hari keempat, secara sinkronus guru memberikan arahan rancangan pembuatan video presentasi dan asinkronusnya siswa membuat video presentasi. Hari kelima, siswa mengumpulkan video presentasi penggunaan alat peraga paru-paru manusia.
Arif menegaskan, kegiatan asesmen seperti ini menguatkan nilai-nilai KD harian atau tes tulis yang sudah dilakukan selama proses pembelajaran. “Selain itu, melalui PTS berbasis proyek, SD Mumtaz mengajak para siswa mengaplikasikan pengetahuannya dalam bentuk proyek dan menyampaikannya dalam bentuk performa,” ujarnya. (*)
Penulis Heni Dwi Utami Editor Mohammad Nurfatoni