Opini oleh Prima Mari Kristanto *)
PWMU.CO – Sekitar akhir tahun 90-an hingga awal tahun awal 2000-an pernah berdiri jaringan mini market milik warga Muhammadiyah. Penulis yang saat itu tinggal di Sidoarjo menyambut antusias keberadaannya di ruko sekitar Pasar Larangan Sidoarjo. Hebatnya lagi minimarket tersebut head to head bersanding dengan Indomaret dan Alfamaret yang terkenal dengan jaringan waralabanya.
Di Surabaya, penulis juga menemukannya di sekitar kawasan sekolah elite Muhammadiyah Pucang. Namun, perlahan tapi pasti minimarket-minimarket itu hilang satu demi satu. Yang lebih nyesek lagi adalah di kawasan sekolah elite Pucang sebagai captive market Muhammadiyah telah berdiri minimarket mainstream yang terkenal. Persyarikatan tertua dan terbesar di Indonesia dan ini seolah menjadi lame duck (bebek lumpuh) dalam mengelola potensi pangsa pasar warganya sendiri.
(Baca: Kala Haji Sudjak Dianggap Gila, Apakah RS Muhammadiyah Holding Company Juga Ide Gila?)
Subhanallah. Euphoria Aksi Bela Islam 411 dan 212 telah melahirkan Supermarket-212. Namun tampaknya struktur modal Supermarket-212 masih rapuh sebelum berani listing di pasar modal. Demikian juga jaringan captivemarket-nya masih sempit dengan mengandalkan peserta dan simpatisan Aksi Bela Islam.
(Baca juga: Istimewa! Sempat Anjlok 50 Poin, Saham Sari Roti Langsung Melompat Normal saat Penutupan)
Bukan bermaksud meremehkan ijtihad saudara kita dalam launching Supermarket-212, tulisan ini sekadar usul untuk Persyarikatan tercinta ini agar mengambil peran dalam ijtihad yang sama. Kegagalan membangun jaringan supermarket Muhammadiyah menjadi ibrah yang berharga untuk berbenah.
Ghirah berekonomi termasuk membangun toko-toko ritail belum mati di kalangan warga persyarikatan. Di sejumlah kantong komunitas warga , sekolah, dan rumah sakit Muhammadiyah masih berdiri toko-toko untuk melayani kebutuhan warga. Bahkan di kawasan Ahmad Yani Surabaya, masih berdiri Surya Mart. Tapi sangat disayangkan yaitu tidak adanya jaringan yang kokoh sebagai sebuah jamaah investasi dan distribusi sebagaimana Indomaret dan Alfamaret. Masih berbasis koperasi sekolah atau rumah sakit dengan manajemen tertutup dan terbatas modal. Bersambung ke halaman 2 …