PWMU.CO – Bonggol jagung bisa dijadikan desinfektan. Penelitian ini dikerjakan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda).
Penelitian ini mengantarkan Smamda Sidoarjo juara 2 tingkat nasional dalam kompetisi Escom UIN Sunan Kali Jaga kategori lomba karya tulis ilmiah nasional (LKTIN) tingkat siswa. Anggota KIR Smamda terdiri Astrid Wardhani, Syahwaliza Chani’atul, Frida Sayyidatina.
Bonggol jagung itu masih mengandung alkohol sebagai bahan dasar desinfektan. Proses menghasilkan alkohol harus melalui distilasi atau penyulingan dengan suhu tidak boleh melebihi 75⁰.
”Jika suhu melewati 75°, maka alkohol yang kami hasilkan tidak murni. Oleh karena itu suhu saat proses distilasi harus betul-betul diawasi,” kata Erna Kristinningrum, pembina KIR Smamda.
Dia menjelaskan, produk desinfektan yang dibuat berupa spray aromaterapi. Bahan utama yaitu alkohol dan aromaterapi.
Dijelaskan, pemilihan aromaterapi memiliki manfaat untuk merilekskan badan, pikiran. Lebih banyak manfaatnya bagi tubuh daripada parfum biasa.
”Aromaterapi tidak hanya untuk wewangian ruangan, tetapi memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan,” lanjut perempuan yang akrab dipanggil Berbie.
Dia juga menerangkan kalau penelitian ini sukses bisa mengurangi limbah binggol jagung. Produksi jagung nasional pada tahun 2008 sebanyak 14.854.050 ton. Dari jumlah itu 30% berupa bonggol. Berarti terkumpul 4.725.125 ton bonggol setelah proses pipilan jagung.
”Kita bisa dengan mudah menemukan limbah bonggol jagung di sekitar kita, seperti di pasar, rumah makan yang memakai sayur jagung, pabrik pengolahan jagung, limbah rumah tangga, dan masih banyak lagi,” lanjut guru kimia.
Untuk aromaterapi dalam desinfektan spray digunakan bunga sedap malam. Bunga yang menjadi khas Jawa Timur ini banyak digunakan masyarakat yang tertarik untuk menjadikan wewangian dalam rumah.
Bunga ini juga banyak dijual di pinggir jalan. Bunga sedap malam juga memiliki manfaat untuk menyembuhkan influenza, rematik, dan beberapa penyakit.
”Bunga sedap malam banyak digunakan untuk acara pernikahan. Setelah digunakan acara, sering kali langsung dibuang. Padahal bunga sedap malam dapat dimanfaatkan kembali, salah satunya menjadi aromaterapi,” ujarnya.
Presentasi di Perpustakaan
Desinfektan spray yang dibuat KIR Smamda Sidoarjo memiliki fungsi untuk membantu mengurangi penyebaran virus Covid-19. Umumnya desinfektan spray hanya berbau alkohol. Dengan modifikasi menjadi sebagai aromaterapi jauh lebih bagus hasilnya.
”Karya ini menarik para penguji sehingga kami dinyatakan juara kedua,” kata Erna yang punya gerai minuman sehat.
Dari ruang perpustakaan Smamda, Astrid Wardhani, Frida Sayyidatina, Syahwaliza Chani’atul melakukan presentasi. Mereka mendapat nomor urut pertama.
”Saat presentasi bisa lebih tenang. Bisa menyampaikan dengan lugas dan menunjukkan foto proses pembuatan desinfektan spray dengan baik,” tuturnya. (*)
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto