PWMU.CO– Kirim logistik ke bencana Pulau Selayar, MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) dan Lazismu kembali mengirimkan relawan ke Pulau Bonerate dan Kalaota. Ini pulau terdampak parah gempa di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan.
Sebanyak 15 relawan dari MDMC Sulawesi Selatan, Kabupaten Selayar, Jawa Tengah dan Yogyakarta berangkat menuju dua pulau tersebut dengan kapal Pelni, Sabtu (8/1/2021) pagi.
Mereka kirim logistik yang direncanakan berlangsung sampai satu bulan ke depan. Total logistik yang dibawa 7,5 ton. Rinciannya 250 paket hunian darurat terdiri 500 lembar tenda terpal, 250 kg kawat dan 325 kg paku.
Kemudian 500 paket family kit berupa perlengkapan mandi seperti sabun mandi, sabun cuci, sikat dan pasta gigi, kelambu tidur. Juga perlengkapan makan seperti gelas, piring, sendok, entong, erus, panci, tempat nasi. Ada juga perlengkapan shalat berupa sarung dan sajadah.
Fathul Faruq, Koordinator Tim Respon MDMC PP Muhammadiyah untuk gempa Selayar menyampaikan, bantuan tersebut dari masyarakat Indonesia yang disalurkan melalui Lazismu.
Menurutnya, relawan yang dikirim beserta logistik ditempatkan di pos pelayanan (posyan) Muhammadiyah yang sudah berdiri di Desa Sambali, Bonerate dan Garaupa Raya, Kalaotoa. Kedua pulau itu sekarang roda ekonominya belum lancar. Belanja barang dan sayuran masih sulit.
”Kalaupun ada, dalam skala besar harus dikirim dari Makassar. Untuk kebutuhan kebutuhan sehari-hari masih terbatas. Tapi logistik makanan untuk anggota tim bisa terpenuhi,” kata Faruq.
Desa-desa di dua pulau itu kerusakan rumah dan fasilitas umum paling parah. Aksesnya juga cukup sulit. Seperti akses komunikasi hanya bisa dilakukan di lokasi-lokasi dan jam-jam tertentu. Di pulau tersebut belum ada jaringan PLN. Listrik mengandalkan genset dan solar cell. ”Ini menjadi tantangan koordinasi kami,” ungkap Faruq.
Bertahan Hidup
Karena tergolong pulau-pulau terluar, Faruq mengatakan jika terjadi kondisi emergensi, fasilitas kesehatan terbaik hanya Puskesmas setempat. Fasilitas lebih baik paling dekat dan paling cepat diakses berada di Maumere, NTT.
Akses transportasi ke Pulau Selayar menggunakan kapal Pelni atau feri. Itupun sepekan sekali jadwalnya. ”Ada kapal rakyat, kapal kayu yang biasa ngangkut barang-barang. Mereka punya trip, hanya saja tidak terjadwal. Kalau pas muatan barang banyak, mereka jalan,” ungkap Faruq.
Karena itu, kata Faruq, MDMC menyiapkan seluruh kebutuhan utamanya untuk emergency kesehatan dibawa seperti obat-obatan dan makanan untuk mengantisipasi tidak bisa keluar dari kedua pulau tersebut karena cuaca buruk.
Untungnya, warga pulau tersebut punya jiwa sosial tinggi dan bersedia berbagai. Pernah beberapa musim mereka bertahan di rumah. Tidak mendapatkan barang belanja dari luar. Mereka makan dari hasil berkebun dan melaut di pulau itu. Kondisi bisa sampai 3-4 bulan.
”Ini catatan penting untuk teman-teman tim. Harus survive bulan 2 sampai 3 bulan tanpa kiriman logistik dari luar,” jelasnya. (*)
Penulis Arif Jamali Muis Editor Sugeng Purwanto