Aisyiyah Bojonegoro Bayar BPJS Ketenagakerjaan 82 Guru TK Aisyiyah, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Bojonegoro Dwi Anjarwati.
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Bojonegoro menggelar Resepsi Milad Aisyiyah ke-105 bertajuk Sukses Muktamar ke 48: Perempuan Mengusung Peradaban Utama. Resepsi berlangsung di Aula At-Taqwa Jalan Teuku Umar 48 Bojonegoro, Ahad (26/06/2022).
Resepsi Milad Aisyiyah Bojonegoro dihadiri 550 orang dari beberapa unsur diantaranya tamu undangan, Koperasi Wanita (Kopwan) Aisyiyah dan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Aisyiyah dan Badan Pembantu Pimpinan PDA Bojonegoro.
Selain itu hadir juga utusan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) se-Bojonegoro, Pimpinan Ranting Aisyiyah, Ortom Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah dan Tapak Suci.
Pra acara diisi dengan beberapa tampilan. Diantaranya Tari Bali dan Tari Sajojo oleh siswa TK Aisyiyah 2 Bojonegoro. Dilanjutkan Tari Rampak oleh TK Aisyiyah 4 Bojonegoro, tahfidh oleh TK Aisyiyah 1 Bojonegoro, karaoke dan puisi tentang ibu oleh TK Aisyiyah Percontohan Bojonegoro, dan karawitan oleh guru TK Aisyiyah 3 Bojonegoro.
Ketua PDA Bojonegoro Dra Siti Nurhayati dalam sambutannya menyampaikan kegiatan resepsi Milad Aisyiyah ke-105 ini digelar secara sederhana namun bermakna dalam.
“Alhamdulillah Aisyiyah Bojonegoro bersinergi dengan Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro bisa melakukan pembayaran BPJS Ketenagakerjaan untuk 82 orang guru TK Aisyiyah,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.
Tidak Ada Kasih Sayang Melebihi Ibu-ibu
Sementara itu Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro Dr Roli Abdurahman menyampaikan sinergi RSA Bojonegoro Aisyiyah dalam memberikan BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan tidak ada kasih sayang melebihi ibu-ibu. Dan tidak ada kedisiplinan melebihi ibu-ibu.
Dia mengajak dalam ber-Muhammadiyah atau ber-Aisyiyah untuk menjaga 3 hal penting berkaitan dengan tema Perempuan Mengusung Peradaban Utama.
“Pertama ide dan gagasan ber-Muhammadiyah ber-Aisyiyah kita ada niat baik. Ada empati, rasa memiliki, bersimpati sebagai bentuk kepedulian kita,” urainya.
Kedua, lanjutnya, iman naik menjadi level tauhid. Tradisi belajar di Aisyiyah harus disemarakan. Orang Aisyiyah harus lebih cerdas dibandingkan wanita lain
“Ketiga, wanita harus punya karya, misalnya karya bidang pendidikan. Amal usaha Aisyiyah berupa TK Aisyiyah merupakan bentuk hasil karya nyata ibu-ibu Aisyiyah. Ibu adalah pendidikan yang pertama dan yang paling utama. Jargon Aisyiyah Bojonegoro itu unggul, sukses dan mulia,” paparnya.
Bermanfaat untuk Umat
Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim
Dra Siti Dalilah Candrawati dalam refleksi Milad Aisyiyah ke-105 menyampaikan wanita sebagai issu utama. Berdakwah, bertadjid dan beramal shaleh.
Perempuan ditakdirkan haid, melahirkan dan menyusui
“Aisyiyah siap menjadi pengusung peradaban utama. Milad Aisyiyah ibarat manusia hari lahirnya. Aisyiyah itu sebuah gerakan. Maka bagaimana Aisyiyah menjalankan roda organisasinya dan bermanfaat untuk umat,” ungkapnya.
Ketika perempuan, lanjutnya, masih domain di dalam tembok rumah yaitu dapur, sumur dan kasur, namun jangan sampai urusan dapur menghalangi kalian berjuang jalan Allah. Tegaknya Islam, Aisyiyah harus senada sejalan seiring. Jangan ada dusta diantara kita.
“Pesan dari pendiri Muhammadiyah yaitu perjuangan disertai keikhlasan lillahi ta’ala, berjuang harus disertai dengan ilmu dan menjalin silaturrahim dengan baik,” pesannya.
Salah satu peserta resepsi Milad Aisyiyah Sekretaris PCA Balen Rini Fatmawati saat di wawancara PWMU.CO menyatakan sangat antusias untuk ikut serta menghadiri acara resepsi Milad Aisyiyah ke-105.
“Senang sekali dengan kegiatan resepsi Milad Aisyiyah ini. Karena setelah pandemi baru kali ini ada pertemuan seperti ini di Aisyiyah Bojonegoro,” jelasnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.