PWMU.CO– Kudis dan kurap menjadi bahasan Wakil Ketua PWM Jawa Timur Drs Nur Cholish Huda MSi saat berbicara dalam Kajian Rutin Dosen dan Tenaga Kependidikan Umsida di Kampus 1, Kamis (1/9/2022).
Dia bahas itu ketika menjelaskan tentang 4 K penyakit kerja. Yakni kudis alias kurang disiplin, kurap artinya kurang rapi, kutil (kurang teliti). ”Yang terakhir ini penyebabnya, kuman, kurang iman. Males dan suka menunda adalah sumber kegagalan,” tuturnya.
Menurut dia, kita itu unggul kalau punya iman. Kalau tidak unggul pasti imannya tidak tenang. Jangan rendah diri. Dia mengatakan, pelaut ulung tidak lahir dari laut yang tenang.
Orang Muhammadiyah, lanjut Nur Cholis Huda, harus militan, tidak kenal mengeluh, tidak kenal putus asa. Itu tecermin dalam simbol Muhammadiyah berupa matahari. Ia kemudian menerangkan tiga makna filosofi simbol Muhammadiyah itu.
Pertama, matahari yang mencerahkan. ”Dosen dan karyawan Umsida harus mencerahkan karena Muhammadiyah. Bisa mencerahkan kalau dia sendiri hidupnya cerah. Kalau tidak cerah tidak bisa mencerahkan, karena itu orang Muhammadiyah jangan gampang sambat,” ujarnya.
Kedua, memberi tak harap kembali. Ketiga, istiqamah. ”Apapun yang terjadi istiqamah, tidak berubah. Itu simbol matahari,” tegasnya.
Dia menyebut, sesuatu terasa sangat berharga ketika kita memperolehnya dengan susah payah. Ia mengatakan, kemerdekaan itu menjadi sangat berharga bagi masyarakat Palestina. Berbeda bagi masyarakat kita hari ini, sebab hanya menikmati hasil jerih payah dan hidup bersama kemerdekaan.
”Untuk mensyukuri kemerdekaan kita mengenang orang-orang yang telah banyak berkorban, kepada mereka kita berutang budi dan harus berterima kasih, karena Islam memerintahkan agar kita berterima kasih kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita,” ujarnya,
Dia menuturkan, syukur kepada Allah bisa diwujudkan dengan penghargaan kepada manusia lain. Hal ini tercantum dalam hadits yang berbunyi: Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka dia berarti tidak bersyukur kepada Allah. (HR Ahmad)
Nur Cholis Huda juga mengungkapkan makna integritas yang sesungguhnya bagi masyarakat yang merasakan kemerdekaan hari ini. Menurutnya, integritas adalah melaksanakan yang kita ucapkan, menepati yang kita janjikan, dan memegang teguh kesepakatan.
Ia menyambungkan dengan hasil penelitian di Amerika Serikat sebanyak 29 persen karyawan menikmati pekerjaannya dengan semangat. Sebanyak 54 persen tidak menikmati pekerjaannya, mereka memberikan waktunya, tapi bukan hatinya. Sebanyak 17 persen bukan hanya tidak menikmati, tetapi membenci pekerjaannya.
Penulis Shinta Amalia Ferdaus Editor Sugeng Purwanto