PWMU.CO – Bagaimana Umat Islam bisa menang dalam urusan bisnis? Konsultan dari SNF Consulting Iman Supriyono ST MM memberi resep. “Belilah perusahaan produktif.”
Iman menyatakan itu dalam ‘Talk Show Ekonomi Syariah’ yang diselenggarakan oleh Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Desa Suci di SMA Muhammadiyah 10 GKB Kompleks Perumahan Pondok Permata Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Ahad (26/2). Iman berbicara bersama Dosen FEB Unair Noven Suprayogi SE MSi Ak.
(Baca: Wakaf 50 Hektar di Cileungsi, Semoga Produktif dan Beranak-pinak Seperti Sumur Rumah Usman bin Affan)
Iman memberi contoh fenomena sumur rumah milik orang Yahudi pada zaman Nabi Muhammad SAW. “Mulanya, orang-orang Islam membeli air dari sumur itu. Oleh Nabi, Usman Bin Affan diminta bernegosiasi dengan orang Yahudi pemilik sumur itu, untuk membeli sumurnya. Dan Usman pun berhasil,” kata Iman. Menurut Iman, jika telah ada sumur, tidak perlu repot-repot membuat sumur yang baru. “Cukup kita beli saja sumur tersebut.”
Aksi beli sumur seperti dilakukan oleh Usman seharusnya bisa dilakukan oleh umat Islam untuk membeli perusahaan Sari Roti. “Sari Roti yang berpengalaman selama 30 tahun bisa dibeli dengan harga Rp 15 trilyun,” ujarnya.
Dia membuat perhitungan kasar. Misalnya dalam Aksi Bela Islam 212 yang dihadiri 7 juta orang itu bila masing-masing peserta setor uang Rp 2 juta, maka akan terkumpul Rp 14 trilyun. “Sudah bisa membeli perusahaan Sari Roti,” ujarnya.
(Baca juga: Agar Boikot Sari Roti Tidak Sia-Sia, Ini Saran Konsultan Bisnis)
Namun masalahnya, kata Iman, umat Islam hanya mau berkumpul orangnya, tapi belum mau berkumpul uangnya. “Harus ada aksi nyata setelah acara semacam ini,” dia menambahkan. Menurut Iman, angka Rp 2 juta itu realistis, sebab ongkos transportasi ke Jakarta saja hampir mendekati angka itu.
Iman melanjutkan, ada suatu kondisi bisnis yang sering tidak disadari umat Islam. Pertama, konsumen manut ubyuk (crowding effect) yaitu bisnis yang hadir di mana-mana dan disukai banyak orang. “Seperti Indomaret, Alfa Mart atau Mc Donald,” kata dia.
Kedua, persaingan bisnis adalah persaingan antarpegawai dalam suatu bisnis. Artinya perusahaan yang dan berkembang besar adalah perusahaan yang dikelola oleh SDM terbaik, lulusan dari perguruan tinggi terbaik.
(Baca juga: Istimewa! Sempat Anjlok 50 Poin, Saham Sari Roti Langsung Melompat Normal saat Penutupan)
Bagi Iman, pengusaha tidak perlu banyak-banyak. Tidak perlu 2 persen dari jumlah penduduk. “Cukup 5 orang dari setiap 1 juta penduduk dan 1 orang pengusaha memiliki 200.000 pegawai. Sehingga dengan 200.000 pegawai maka perusahaannya akan besar,” ungkapnya.
Persyarikatan Muhammadiyah, menurut Iman, tidak cocok berbisnis di sektor riil. Lebih tepat menjadi investment company. “Mengumpulkan dana warga Persyarikatan, kemudian belilah perusahaan-perusahaan yang sudah terbukti menguntungkan. Seperti sumur Yahudi tadi,” tagas Wakil Ketua MEK Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim ini.
Ketua PRM Suci Kiswanto mengatakan, ekonomi umat kini tengah berada di titik nadir. “Ekonomi di Indonesia ini hanya di kuasai oleh segelintir orang. Umat Muslim yang mayoritas belum menunjukkan gebrakannya di bidang ini.” ungkapnya. Dia menambahkan, talk show ini digelar untuk menggerakkan ekonomi umat, khususnya jamaah yang ada di Ranting Suci. (Kemas/Arifin)