PWMU.CO – Suasana dingin Kota Malang dengan curah hujan yang tidak menentu akhir-akhir ini, tak menyurutkan semangat anak-anak muda Muhammadiyah dalam menghadiri rapat kordinasi (Rakor), di Hall Room Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang, Ahad (5/3) lalu.
Pertemuan tersebut secara intens membahas tentang program dari Lazismu Kota Malang. Yakni, relawan guru bimbingan belajar (Bimbel) gratis yang sudah berjalan dibeberapa kecamatan, dan pilot project program Takmir Masjid dengan tujuan untuk menjadikan warga sekitar masjid menjadi berdaya.
(Baca: Inspiratif! Bimbingan Belajar Berbasis Ranting dan Masjid dan Lazismu Berdayakan Masyarakat dengan Indonesia Terang)
Hadir dalam pertemuan tersebut Katua Lazismu Kota Malang R Zakariah Subiantoro SE beserta kordinator Lazismu di masing-masing cabang. Tak terkecuali, para relawan pengajar yang didominasi oleh kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dibeberapa kampus di Malang.
Zakariah mengatakan, selain sebagai lembaga penghimpun dana dari Muzakki dan kemudian menyalurkannya kepada para Mustahik, Lazismu juga diharapkan bisa sebagai instrumen pemberdayaan umat. Yakni, bergerak di bidang dakwah untuk membendung kristenisasi yang akhir-akhir ini terjadi.
”Warga Muhammadiyah harus bisa memahami keadaan yang sedang terjadi saat ini, terutama yang merugikan aqidah umat Islam. Karenanya, kita harus ikut andil memberantas ketidak adilan itu agar kemiskinan yang menjerat kaum muslimin bisa diberantas,” ujarnya.
Fakta sosial juga mengungkap bahwa banyak orang yang dengan mudahnya menjual aqidahnya hanya demi sesuap nasi. ”Itu adalah kewajiban kita sebagai umat Islam, dan akan berdosa jika tetap membiarkan kebatilan ini semakin berkembang pesat,”tegasnya.
(Baca juga: 2 Miliar dari PT Paragon untuk Lazismu dan Dua Kembar Peyandang Disabilitas Ini Temukan Semangat Hidup sejak Terima Kursi Roda dari Lazismu)
Sementara itu, salah seorang penggagas Bimbel gratis Muktijani menyampaikan, bersyukur program Bimbel gratis yang pertama kali dirintis telah berhasil dijalankan denga baik di Kecamatan Sukun. Di sana ada sekitar 70 guru relawan. Muktijani mengungkapkan, meskipun awalnya pesimis, akan tetapi Bimbel gratis itu tetap berjalan, dan pada akhirnya bisa berkembang dengan semangat dakwah yang tinggi untuk mendidik anak-anak berbudi luhur.
”Pendidikan gratis ini telah memberikan dampak yang baik bagi perkembangan anak, khususnya anak-anak di sekitar Masjid Muhammadiyah. Karena untuk bisa belajar di Bimbel, mereka tak perlu memikirkan berapa uang yang harus dikeluarkan,” terangnya. (agung/aan)