Sambil Terisak, Saad Ungkapkan Perasaannya di Penutupan Musywil. Liputan Nely Izzatul dari Ponorogo
PWMU.CO – Saad Ibrahim, Ketua PP Muhammadiyah yang sebelumnya menjabat Ketua PWM Jawa Timur mengaku merasa sangat bahagia Musywil Ke-16 Muhammadiyah Jatim berjalan sukses.
“Saya merasa sangat bahagia dengan kebersamaan dari seluruh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, bisa mengakhiri amanah ini dengan rasanya sangat indah sekali. Saya tidak pernah merasa sebahagia ini,” ucapnya dengan suara bergetar.
Saad mengaku, bahkan ketika kemarin namanya masuk jajaran 13 Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, hal itu tidak membuatnya sebahagia seperti saat Musywil ini.
“Kenapa? Ya karena, (dengan masuk jajaran PP) itu, saya masih harus berjuang melaksanakan amanah,” ungkapnya.
Dia mengatakan, sejatinya kebahagiaan itu berada di akhir, bukan di awal. “Dan, hemat saya, yang tadi juga diakui oleh Pak Nur (Nur Cholis Huda) selama beliau di Muhammadiyah, maka inilah Musywil yang terbesar,” tandas Sa’ad disambut tepuk tangan peserta Musywil.
Berpesan agar Peka dengan Pertolongan Allah
Saad berpesan, agar warga Muhammadiyah selalu peka dengan bimbingan dan pertolongan Allah. Termasuk ketika PWM memutuskan Musywil di Universitas Muhammadiyah Ponorogo, maka itu dibimbing oleh Allah. Sehingga inilah yang terbaik, yang diberikan oleh Allah.
“Tadi sekitar jam 9 jam 10, hujan deras. Saya berbisik pada yang sebelah saya. Alhamdulillah hujan terjadi sekarang, coba kalau kemarin (waktu pembukaan). Maka maknanya, Insya Allah Muhammadiyah ini dilindungi oleh Allah. Jadi sekali lagi saya merasa sangat berbahagia pada hari ini,” katanya.
Saad juga mengaku percaya, bahwa Muhammadiyah itu insyaallah diberikan karomah oleh Allah. Bukan perorangan, tapi dalam lingkup persyarikatan Muhammadiyah.
“Maka melalui lisan kita, ketika kita mengucapkan sesuatu untuk Muhammadiyah, untuk li i’lai kalimatillah, berkhidmat untuk umat, akan ada power yang besar,” tegasnya.
Terkait dengan 13 formatur yang terpilih, menurut Sa’ad, itu merupakan formulasi yang pas, dengan komposisi 7 pimpinan lama yang masuk, ditambah dengan 6 pimpinan baru.
“Komposisi sekarang ini sangat bagus. Tujuh pimpinan yang lama semuanya masuk. Pak Sukadiono juga memiliki manajemen yang bagus. Mohon maaf, saya tidak memiliki kemampuan manajerial. Andai kata ada, itu mungkin legacy,” aku Saad.
PWM Jatim Maju karena Manajerial Semua Pimpinan
Dia menambahkan, tapi kenapa orang lain menyebutkan bahwa (PWM Jatim) maju, bahkan amat maju. Menurutnya, karena manajerial itu ada pada semuanya.
“Mas Tamhid itu hebat. Pak Haedar saja diatur, itulah hebatnya,” kata Saad disambut gerr hadirin.
Selain itu, ada Prof Biyanto, yang menurutnya merupakan sosok yang lembut. “Ada Prof Jainuri, yang beliau ini sangat senior. Pak Nur juga senior, tapi kita sangat bisa menghargai. Saya tau beliau senior, sehingga selalu saya hargai. Saya bangun rasa sayang. Kalau pak Thohir Luth masih sama (seumuran) dengan saya,” kata Saad.
Dalam mengakhiri sambutan, Saad mengucapkan terima kasih pada semua pihak, dan dia merasa punya hutang budi yang besar pada semua.
“Sekalipun dulu ada protes macam-macam, hemat saya itu bagian dari dinamika, apakah kita sungguh-sungguh atau tidak dalam mengurus Muhammadiyah. Oleh sebab itu, untuk kepimpinan yang sekarang, selalulah isi dengan kearifan,” pesannya.
Atas nama Ketua PWM Jatim 2015-2022, Saad juga memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Entah itu kesalahan dengan sesama pimpinan, anak-anak di kantor, kesalahan dengan PDM, dengan Bu Candra (Ketua PWA Jatim) dan jajarannya, PCM maupun PRM Se-Jawa Timur.
“Pokoknya sekali lagi saya mohon, atas nama PWM Jatim periode 2015-2022, saya mohon, dan mohon sungguh-sungguh supaya dimaafkan. Supaya pertanggungjawaban agama di akhirat tidak dipersoalkan oleh Allah,” katanya sambil terisak kembali. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni