PWMU.CO – Pembelajaran proyek di SMP Miosi undang pengusaha Salad Buah Rahma (SBR) Sidoarjo. Kegiatan digelar di Aula Miosi, Selasa (3/10/23).
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (Miosi) mengundang suami pemilik salad buah rahma (SBR) Sidoarjo sekaligus sales and business development consultant Yulianto Sumarto. Dia dihadirkan di sekolah untuk mengisi tema kewirausahaan dengan topik “Berani untuk Menjual”.
Yulianto menjelaskan, sebelum usaha harus punya cita-cita terlebih dahulu, “Kalau mau membuat rumah apa yang diperlukan? Ada tanah, batu bata, semen, pasir, kayu,” ujarnya.
Lalu, lanjutnya, kalau sudah ada bahan tinggal memanggil tukang. Lalu tukangnya bertanya, gambar rumahnya nanti seperti apa.
“Jadi gambar itu sebagai cita-cita, cita-cita sebisa mungkin dituliskan agar gambarannya semakin jelas. Cita-cita bisa ditulis lalu bisa ditempelkan di kamar. Adik-adik harus mempunyai cita-cita terlebih dahulu,” jelasnya.
Pengusaha Dilarang Bohong
Yulianto menjelaskan makna wirausaha. Wira artinya pejuang, berani, dan berwatak agung, berbudi luhur. Sementara usaha artinya bekerja, berbuat amal, dan berbuat sesuatu.
Kalau kewirausahaan merupakan sebuah proses dalam melakukan sesuatu yang baru dengan cara kreatif dan penuh inovasi, yang bermanfaat bagi orang lain dan memberikan nilai lebih.
“Sehingga orang yang punya usaha dilarang untuk berbohong dalam aktivitas usahanya,” tuturnya.
Sales and business development consultant ini mengingatkan usaha harus didasari ibadah, “Tujuan membuat usaha yaitu untuk ibadah, salah satu ibadah yang bisa dilakukan yaitu memuliakan karyawan, membuat produk yang enak, sehingga konsumen bahagia menikmatinya,” ungkapnya.
Lalu dia bercerita bahwa, “do what you love, love what you do“, lakukan apa yang kamu cintai, dan berusahalah mencintai apa yang kamu kerjakan.
Berawal dari Saus
Awalnya dia dan istrinya sama-sama menyukai buah, lalu istrinya bikin saus untuk salad buah, lalu dibagikan ke teman-temannya, mendapat respon positif, enak kata teman-temannya.
“Lama kelamaan teman-teman tidak mau diberi, maunya beli. Akhirnya kita membuat logo dan jualan,” paparnya.
Yulianto menjelaskan, awal jualan lewat media sosial dan membuat konten menarik, “Kami jualannya lewat instagram, lewat wa. Akhirnya kami mengembangkan membuat puding buah, sando, ximilu, dan aneka minuman,” terangnya.
Awal jualan mereka sering bangun pukul satu dini hari, jam dua. Kami sering healing, tidak lupa membawa produk, di sana bikin konten. “Costumer juga pernah membawa salad buah rahma ke Belanda, ke Raja Ampat, mereka videokan,” ulasnya.
Dia menjelaskan dalam memulai usaha tentukan produknya, cara promosinya, sasarannya siapa.
“Produk harus bagus dan berkualitas, lalu bisa dipromosikan lewat media sosial Instagram, TikTok, dan Facebook. Pengemasan sebuah produk harus menarik, lalu bisa dibuat konten-konten menarik,” jelasnya. (*)
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.