Khutbah Idul Fitri: 3 Syarat Jadi Khalifah Allah di Bumi, Masyhud SM.
Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah.
Kita telah melaksanakan Siyamu ar-Ramadhan sekaligus Qiyamu ar-Ramadhan (shalat Tarawih), mudah-mudahan Allah menerima amal shalih kita sehingga kualitas taqwa kita meningkat, sebagaimana tujuan dari berpuasa adalah “la’allakum tattaqun” (supaya kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa) (Q.s. 2 al-Baqarah : 183).
Kita pun berlindung kepada Allah dari kesia-siaan ibadah di bulan Ramadhan, sebagaimana yang pernah dikhawatirkan oleh “Banyak orang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya lapar dan dahaga. Dan banyak pula orang yang qiyamur Ramadan, tetapi mereka tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya lelah.” (H.r. Ibnu Majah no. 1680 dan Imam Ahmad no. 7680)
- Arti dan Tujuan Hidup Manusia
Setelah melaksanakan shalat Idul Fitri dan puasa syawal, kita pun disibukkan dengan urusan pendidikan anak sebagai usaha untuk mempersiapkan mereka menyambut masa depan yang penuh harapan. Pendidikan adalah menyiapkan manusia masa depan, bukan untuk menyiapkan manusia masa kini.
Sebelum Indonesia merdeka maupun setelah merdeka sampai hari ini, ternyata hampir semua umat Islam Indonesia kehilangan filosofi kehidupannya di dunia ini, dengan berpandangan bahwa meraih prestasi dalam dunia pendidikan berharap dengan mudah mendapat pekerjaan. Padahal seharusnya dunia pendidikan Islam menanamkan pandangan hidup bagi manusia bahwa tujuan hidupnya di dunia ini hanyalah untuk menghambakan diri kepada Allah Swt. Sebagaimana firmanNya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (Q.s. 51 adz-Dzariyat : 56-58)
baca juga: Khutbah Idul Fitri 2017: 3 Pesan Ramadhan yang Harus Kita Rawat Selamanya
Karena satu-satu tujuan hidup adalah untuk menghambakan diri kepada Allah, siapa saja yang tidak mau mengabdikan diri kepada Allah, maka hidupnya sia-sia belaka tidak ada artinya dia hidup di dunia. Penyerahan diri kita kepada Allah, bukan karena Sang Pencipta membutuhkan persembahan kita (Q.s. 51 adz-Dzariyat: 57 -58; 14 Ibrahim: 8):
Dan Musa berkata: “Jika kamu dan orang- orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (Q.s. 14 Ibrahim: 8)
Sebaliknya manusia yang membutuhkan bimbinganNya agar meraih jalan keselamatan, kenikmatan dan kemenangan hidup (Q.s. 35 Faathir: 15; 4 an-Nisa’ : 69; 24 an-Nur : 52)
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (Q.s. 35 Fathir: 15)
Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik- baiknya. (Q.s. 4 an-Nisa’: 69)
Dan siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan (Q.s. 14 an-Nur : 52).
baca juga: Khutbah Idul Fitri: Lima Hal yang Sebabkan Umat Islam Terpuruk
untuk lebih lengkapnya Khutbah Idul Fitri: 7 Syarat Jadi Khalifah Allah di Bumi dari Ustad Masyhud SM.
[pdf-embedder url=”https://www.pwmu.co/wp-content/uploads/2017/06/khutbah-idul-fitri-2.pdf” title=”Khutbah Idul Fitri: 7 Syarat Jadi Khalifah Allah di Bumi, Masyhud SM.”]