Nur Laila, Kader Terbaik Aisyiyah Telah Tiada

Nur Laila (kiri) saat menghadiri Corp Mubalighat Aisyiyah Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur. (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Nur Laila, kader terbaik Aisyiyah itu telah tiada, Ahad (22/10/2023) tepat O4.05 Wib. Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur berduka.

Dwi Endah, anggota LLHPB PWA Jatim, menceritakan, pada Selasa (17/10/2023), dia bersama grup mengaji Korbid Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) dan Majelis Pembinaan Kader (MPK) PWA Jatim Farida Muwafiq menjenguk Illa–sapaan akrab almarhumah–di rumahnya.

“Kondisinya saat itu agak berat. Rabu bakda Isya masuk RS Graha Amerta. Kondisinya sesak napas dan membutuhkan bantuan oksigen,” ungkapnya.

Jumat pagi, sambung Dwi Endah, kondisinya membaik karena sudah menerima transfusi darah. “Badannya hangat dan mau minta makan,” kenangnya…. .

Setelah itu, Sabtu (21/10/2023) sudah mulai turun saturasi oksigennya. “Bakda Maghrib sudah mulai ditalkin karena turun kesadaran. Sempat saturasi hanya 70. Tengah malam (saturasi oksigen) naik ke 90. Tapi tensi drop dan makin sesak,” lanjutnya.

“Sebelum subuh sudah mulai tenang dan kemudian kapundut,” imbuhnya dalam pesan di grup Whatsapp PWA Jatim.

Endah menambahkan, nafsu makan Illa turun dalam dua bulan ini. “Awalnya mengira karena efek puasa Senin Kamis dan Daud. Ternyata setelah dicek, menurut dokter, kondisinya sudah sangat lemah karena kanker yang telah menyebar ke organ penting seperti paru-paru,” ungkapnya.

Wejangan seolah Pertanda

Segenap pimpinan dan anggota PWA Jatim berbondong-bondong menuju alamat rumah duka untuk bertakziyah dan mendoakan almarhumah dan keluarganya. Lokasinya di Jln. Karangmenjangan 108-110 Kompleks Masjidillah, Surabaya.

Dwi Purwati, rekan di Divisi Keluarga Sakinah Majelis Tabligh dan Ketarjihan PWA Jatim, cukup terpukul dengan kepergiannya. “Mbak Illa, mbakku. Beliau orang baik. Mujahidah. Husnul khatimah. Masuk dalam jannah Allah. Doa-doa baik selalu untukmu,” tulisnya.

Jumat (20/10/2023) usai rapat majelis di Kantor PWA Jatim, Dwi bersama Farida Muwafiq dan Sri lestari bermaksud membesuk. Namun mereka belum bisa bertemu karena Illa belum diperkenankan dijenguk.

Dwi mengatakan, “Komunikasi by WA dengan mbak Illa masih tersimpan semua. Materi dan bahan-bahan quotes divisi Keluarga sakinah, ilmu-ilmu, sudah mbak berikan semua ke saya. Wejangan-wejanganmu seolah sebagai pertanda. Insyaallah saya akan lanjutkan proker dan ide-ide kita bersama.”

Wakil Ketua MTK Jatim Sri Lestari memberikan kesaksiannya bahwa almarhumah orang baik. “Innalilahi wainna ilaihi raji’un. Ya Allah. Saya sama Bu Farida hari Jumat sudah sampai Graha Amerta gak boleh masuk. Ya Allah, terimalah segala amal kebaikan beliau ya Allah. Kami bersaksi Mbak Illa orang baik,” ungkapnya.

Nur Laila (kanan) bersama anggota Majelis Tabligh dan Ketarjihan MTK PWA Jatim usai Raker, Kamis (1/6/2023).

Kader Militan

Rukmini Amar MAP turut menyampaikan belasungkawanya. “Teriring doa kami untuk keluarga dan Almarhumah,” ujarnya lantas berdoa:

اللهم اجرنا فى مصيبتنا واخلفلنا خيرا منها
اللهم اغفرلنا ولها وعا قبنا منها عقبى حسنة،…امين

“Ya Allah berilah balasan dalam mushibah yang menimpa kami (keluarga almarhumah dan keluarga besar Aisyiyah) dan berilah penggantinya. Ya Allah ampunilah kami dan dia (almarhumah). Dan Semoga dia diberi ganti tempat yang lebih baik di alam kuburnya, dikumpulkan dengan orang-orang yang shaleh.”

Yayuk Tri Herawati, rekan seMajelis di MTK PWA Jatim, kepada PWMU.CO bercerita, “Mbak Illa adalah sosok kader militan yang istimewa. Tidak banyak omong, tapi aksi baiknya banyak.”

“Sebelum kami di PWA, kami sudah berkecimpung bersama di Aisyiyah. Beliau menggagas grup WA “Aisyiyah Berkemajuan yang sudah berisi 157 anggota,” kisahnya.

Yayuk menambahkan, “Beliau mencari ide materi, menyusun silabus materi, dan menyiapkan materi yang beliau rekap dari berbagai sumber untuk menghidupkan WA Group itu. Dalam sakit dan lemahnya beliau selalu menyiapkan materi tepat waktu.”

“Selamat jalan Bu Illa. Semoga bahagia di surga Allah SWT. Kami bersaksi bahwa jenengan orang baik,” imbuhnya. (*)

Penulis Nurul Hidayah Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version