PWMU.CO – Sekretaris Umum Pimpnan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd membahas tentang pentingnya seorang yang beriman untuk memiliki kesadaran teologis dan ekologis.
Hal ini dipaparkan saat menghadiri Tabligh Akbar Resepsi MiladKe-111 Muhammadiyah dan Milad Ke-106 Aisyiyah yang berlangsung di Perguruan Muhammadiyah Mojopetung, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Ahad (26/11/2023) pagi.
Prof Mu’ti menjelaskan masalah bangsa ini dari waktu ke waktu tidak semakin sederhana tetapi semakin kompleks. Di antara masalah yang tidak hanya menjadi masalah bangsa, tetapi juga menjadi masalah bagi masyarakat di seluruh dunia adalah masalah kerusakan lingkungan. Muhammadiyah sudah mengangkat persoalan kerusakan lingkungan itu sejak Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015.
“Kalau kita baca keputusan Muktamar menyangkut isu strategis kemanusiaan, yang diangkat oleh Muhammadiyah adalah persoalan kerusakan lingkungan, perubahan iklim, atau dalam bahasa Dukunnya adalah climate change,” ucapnya disambut tawa penonton.
“Kalau kita lihat, bencana yang terjadi itu banyak karena perbuatan manusia yang sering disebut dengan man made disaster, bencana yang sebabnya adalah perbuatan manusia. Tema Milad kali ini menunjukkan komitmen Muhammadiyah untuk senantiasa menjaga anugerah Allah berupa kekayaan alam yang luar biasa ini,” jelasnya.
Prof Mu’ti juga mengingatkan para hadirin bahwa Allah telah berfirman melalui al-Quran bahwa di antara perilaku orang-orang munafik adalah mereka yang senantiasa membuat kerusakan di bumi. “Orang beriman adalah mereka yang punya kesadaran teologis dan kesadaran ekologis. Karena itulah Muhammadiyah kemudian membangun gerakan ekologis, gerakan yang menggambarkan kecintaan Muhammadiyah terhadap kelestarian alam”
“Sekarang ini mulai banyak inisiatif misalnya dengan gerakan untuk mengurangi sampah yang menjadi sebab berbagai macam penyakit di masyarakat. Ada juga gerakan untuk sedekah bumi, bukan dalam bentuk sesaji, tetapi dengan cara menanam tanaman yang mampu menjaga kelestarian udara dan alam ini untuk kita tetap nyaman tinggal di dalamnya,” ungkap Prof Mu’ti.
Global Forum for Climate Movement
Dia menjelaskan bahwa di umur ke-111, Muhammadiyah baru saja menyelenggarakan Global Forum for Climate Movement, sebuah forum tingkat dunia yang melibatkan berbagai kelompok untuk mengatasi perubahan iklim. Selain itu, Muhammadiyah juga meluncurkan Muhammadiyah Climate Center.
“Ini akan menjadi pusat di mana Muhammadiyah tidak hanya melakukan kajian-kajian ilmiah tentang isu-isu lingkungan, tetapi juga melakukan riset bagaimana kita mengembangkan berbagai produk teknologi dan berbagai upaya rekayasa-rekayasa ilmiah yang membuat kita dapat berpartisipasi melestarikan alam semesta,” katanya.
“Sejak Muktamar 2015 dan juga sejak Milad ini, membangun green culture atau budaya ramah lingkungan akan terus diusahakan Muhammadiyah. Kita akan mencoba membangun green hospital, dan green school and universities. Bangunan-bangunan Muhammadiyah akan menggunakan listrik bertenaga surya,” ungkapnya.
Lambang Muhammadiyah ini matahari, maka kita usahakan listriknya juga bertenaga matahari,” imbuhnya disambut gemuruh tepuk tangan para hadirin.
“Kantor PP Muhammadiyah Jakarta dan masjid At-Tanwirnya itu sudah menggukan tenaga surya. Bahkan masjid itu sering saya sebut masjid hijau. Bukan catnya yang hijau, tetapi karena masjid ini ramah lingkungan. Air wudhunya tidak mengalir jauh seperti Bengawan Solo, tetapi air wudhunya kita tampung kembali untuk kita pergunakan memelihara ikan di kolam dan menyiram tanaman,” katanya.
Ia lantas menyinggung pentingnya melakukan gerakan hemat air. “save water, save the life, jika kita bisa menghemat air maka kita bisa menyelamatkan kehidupan,” ungkapnya.
Penulis Terry Angria Putri Perdana Editor Mohammad Nurfatoni