Dekat dengan Tetirah KH Ahmad Dahlan, Tempat Jatuhnya Pesawat Tempur TNI AU, Liputan Muhammad Syaifudin Zuhri
PWMU.CO – Penulis sejarah Muhammadiyah Pasuruan Luqman Wahyudi SPd MPd meraih juara IV Lomba Penulisan Sejarah dan Aktivitas Lokal Muhammadiyah di ajang Fachrodin Award 2023, Rabu (25/11/2023).
Selain lomba menulis, di Fachrodin Award 2023 juga ada lomba konten video tentang sejarah dan kiprah tokoh-tokoh lokal Muhammadiyah yang berperan nyata bagi masyarakat. Temanya “Sumbangsih Muhammadiyah dalam Mendorong Kemajuan”. Ajang ini bagian dari rangkaian Milad Ke-111 Muhammadiayah pada 18 November 2023.
Sehari menjelang momentum bersejarah itu, saya berkunjung ke kediaman Luqman Wahyudi di daerah Baujeng, Beji, Pasuruan, Jumat (17/11/2023) sore.
Kunjungan singkat itu dibuka dengan diskusi tentang berita dua pesawat tempur TNI AU jenis EMB-314 Super Tucano terjatuh di daerah Keduwung, Puspo, Pasuruan, pada Kamis (16/11/2023). Berita itu penulis sampaikan kepada Luqman karena ia pernah menulis buku Tetirah dan Dakwah KH Ahmad Dahlan di Lereng Gurung Bromo (Tosari Pasuruan). Karya inilah yang mengantarkannya menduduki peringkat ke-7 di Fachrodin Award 2020.
Luqman membenarkan, lokasi jatuhnya pesawat itu dekat dengan tempat tetirah KH Ahmad Dahlan sesuai buku yang dia tulis. “Puspo itu 12 Kilometer sebelum Tosari, bahkan dulu Tosari pernah menjadi bagian dari wilayah Puspo,” jawabnya.
Tetirah dan Tretes
Sebagai alumnus Ilmu Sejarah, saya membedah buku karya Luqman dari sudut padangan Ilmu Sejarah. Tepatnya menggunakan pendekatan toponimik, yakni menggali sejarah dari istilah dan nama-nama tempat yang disebut dalam catatan sejarah, seperti nama desa-desa kuno.
Luqman mengaku, salah satu rujukan sumber sejarah primer bukunya yakni catatan H Muhammad Sjoedja’, salah satu murid pertama KH Ahmad Dahlan di Kauman Yogyakarta.
“Dalam salah satu catatan Haji Muhammad Sjoedja’ yang disalin cucunya, H Mu’tasimbillah al-Ghazi, di akhir tahun 1922 hingga awal tahun 1923 kesehatan KH Ahmad Dahlan memburuk sehingga disarankan untuk rehat pemulihan (tetirah) ke gunung Tretes di bawah Keresidenan Malang Jawa Timur,” terang Luqman sambil menunjukan beberapa halaman bukunya.
Kepala SD Muhammadiyah 3 Pandaan Pasuruan ini menekankan, “Dalam catatan Muhammad Sjoedja’ ditulis singkat bahwa KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah diantar dua anggota HB Moehammadjijah, Fachroedin dan Adboellah, naik spoor dari Yogya menuju gunung Tretes Keresidenan Malang.”
Terkait nama gunung Tretes, menurut Luqman, Tretes merupakan sebutan untuk lereng gunung yang dimanfaatkan untuk refreshing (tetirah). “Jadi Tretes itu merujuk pada tempat yang sejuk, meski saat ini Tretes ditujukan pada satu tempat di Prigen Pasuruan. Namun Tretes yang dimaksud sebagai tetirah KH Ahmad Dahlan ada di Tosari lereng utara Gunung Bromo,” jelasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Tentang Pelukis Badrie