PWMU.CO – Sembako Mimsapro untuk abang becak di Kota Probolinggo dilaksanakan dalam rangka Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW.
MI Muhammadiyah 1 Kota Probolinggo (Mimsapro) melakukan bakti sosial dengan berbagi pada beberapa tukang becak, Jumat (162/2024). Acara ini dilakukan dengan tujuan memupuk rasa syukur serta mengajarkan kepada siswa indahnya berbagi pada sesama.
Acara yang dibuka oleh Kepala Mimsapro Hanafi diawali dengan pemberian materi pada siswa. Materi ceramah yang diberikan berisi tentang pengetahuan Israk Mikraj. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok yakni kelas atas (kelas 4, 5 dan 6) yang diisi oleh ustadzah Misnati, kelas 3 oleh ustadz Imron, dan kelas bawah (kelas 1 dan 2) oleh ustadz Makruf.
Usai materi ceramah, kegiatan berlanjut dengan kegiatan utama yakni bakti sosial (baksos). Kegiatan baksos dibagi menjadi 3 tempat di Kota Probolinggo dengan masing-masing guru dan siswa sebagai petugas pembagian bantuan.
Lokasi pertama yakni Jalan Wahidin hingga Jalan Kartini yang dipimpin oleh ustadzah Lusi dan ustadzah Ita. Lokasi kedua dipimpin oleh Ustadz Ifan dan Ustadzah Nur yang bertempat di arah Jalan Thamrin hingga Jalan Mastrip.
Sementara itu lokasi ketiga yang bertempat di Jalan Panjaitan hingga Jalan Maramis dipimpin oleh Ustadz Zainal dan Ustadzah Fitri. Masing-masing kelompok pembagian diikuti oleh 2 guru dan 3 siswa.
329 Paket Sembako
Paket sembako yang dibagikan berisi 1 liter minyak goreng, 1 kg gula pasir, beras, dan 3 biji mie instan. Keseluruhan paket sembako yang dibagikan berjumlah 329 paket.
“Terima kasih MI Muhammadiyah 1 Kota Probolinggo, dan semoga Allah yang membalas gantinya,” ungkap Pak Suhar – salah satu tukang becak penerima paket sembako.
Kepala Mimsapro Hanafi juga menambahkan doanya melalui acara baksos ini. “Semoga Mimsapro bisa lebih baik ke depannya dan bantuan yang diberikan bisa bermanfaat untuk sekitar,” harapnya.
Salah satu siswa kelas V Bhektiana Tantri yang ikut berbagi sembako untuk abang becak mengungkapkan rasa senangnya bisa mengikuti kegiatan sosial seperti ini.
“Menyenangkan sekali bisa berbagi ke bapak-bapak tukang becak. Mereka tidak sering mendapat penumpang dan sering terlihat tertidur di jalanan menunggu penumpang yang memanggilnya,” ungkapnya. (*)
Penulis Ifandi Septa Adi. Editor Sugiran.