PWMU.CO – Program Bakti Guru dimulai lagi di tahun 2024. Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Eko Hardi Ansyah MPsi mengatakan, mengulang sukses tahun 2023, PWM Jatim kembali menggerakkan program Gerakan Zakat Fitrah untuk Bakti Guru 2024 melalui surat Nomor 095/INS/II.0/C/2024.
“Untuk menyempurnakan program tahun sebelumnya, sosialisasi kegiatan ini dilakukan lebih awal yaitu sebelum Ramadhan 1445,” ujar Eko Hardi Ansyah pada PWMU.CO, Selasa (5/3/2024) siang.
Dia menjelaskan, surat instruksi tersebut juga dilengkapi dengan lampiran berupa panduan penghimpunan dan pentasharufan zakat fitrah dan fidiah agar terbangun soliditas semua warga Muhammadiyah dalam mensukseskan gerakan ini.
Berdasarkan data jumlah siswa, guru, dan karyawan sekolah Muhammadiyah di Jatim, potensi zakat fitrah bisa mencapai Rp 4 miliar lebih. Namun penerimaan total tahun 2023 masih belum mencapai seperempatnya. “Pada tahun 2024 ini dengan persiapan yang lebih matang dan dukungan semua pihak, insyallah target tersebut bisa tercapai,” kata Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Sidoarjo itu.
Anca, sapaannya, mengatakan sasaran program bakti guru ini, tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Karena bersumber dari zakat fitrah maka penerimanya haruslah para mustahik atau orang yang layak menerima zakat fitrah. “Program ini diperuntukkan bagi guru dan karyawan sekolah dan madrasah Muhammadiyah yang berpendapatan kurang dari Rp 500 ribu per bulan,” jelasnya.
Demikian pula dengan pasangan suami-istri yang pendapatan per bulan nominalnya sama dan belum mampu mencukupi kebutuhan dasar hidup minimal guru atau karyawan sekolah dan madrasah Muhammadiyah tersebut.
Syarat lainnya berstatus non-PNS, tidak menerima tunjangan sertifikasi profesi, tidak terafiliasi dengan ormas lain, dan telah mengabdi paling tidak dua tahun di sekolah atau madrasah Muhammadiyah.
“Untuk menerima program ini adalah memiliki tanggungan minimal satu orang dengan status rumah bukan milik sendiri baik itu mengontrak atau tinggal dengan orang tua,” ujarnya.
Ancah menerangkan, seperti tahun sebelumnya pendataan Program Bakti Guru 2024 akan dilakukan melalui aplikasi sekolah.dikdasmen.id. Untuk itu, diimbau agar sekolah dan madrasah Muhammadiyah melakukan updating data guru dan karyawan di aplikasi tersebut.
Selain itu, perlu menginput data sebagaimana kondisi yang ada dengan kepala sekolah dan madrasah memberikan penilaian tentang kelayakan penerima program ini secara objektif.
Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) juga perlu melakukan verifikasi dan memvalidasi melalui operator PDM masing-masing di sekolah.dikdasmen.id sebelum disahkan oleh PWM Jatim.
Pengalaman Tahun 2023
Ancah mengunkapkan, penyerahan bantuan beras dan Rendangmu sebagai bentuk Program Bakti Guru 2023 telah selasai ditunaikan pada Januari 2024. Sebelumnya, penyaluran dilakukan pada Juni 2023.
Dia menyampaikan, banyak manfaat yang dirasakan oleh para penerima progam ini. Setiap penerima mendapatkan 10 kg beras dan satu kaleng Rendangmu per bulan. Namun, untuk efesiensi operasional, kedua bahan tersebut diberikan setiap dua bulan sekali. Sehingga setiap penerimaan, guru dan karyawan menerima 20 kg beras dan dua kaleng Rendangmu.
Menurut Ancah, program yang menjadi prioritas PWM Jatim ini ditujukan untuk menggerakkan potensi taawun guru, karyawan, dan siswa di lembaga pendidikan dan rumah sakit Muhammadiyah. “Potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan pendidik Muhammadiyah,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, program ini berbeda dengan dana taawun seperti UIS (uang iuran siswa), UIG (uang iuran guru), dan UIK (uang iuran karyawan) yang sudah ada sebelumnya. Semua sumber dana taawun ini jika berjalan dengan optimal bisa menjadi sumber energi untuk pemerataan program sekolah unggul Muhammadiyah di Jawa Timur.
Selain itu, program ini dibentuk dengan tujuan meningkatkan kepercayaan diri para pendidik Muhammadiyah agar lebih menunjukkan potensi mereka dalam memberikan layanan pendidikan terbaik untuk para siswa di AUM pendidikan Muhammadiyah serta lebih berkomitmen terhadap Muhammadiyah.
“Para guru dan karyawan tersebut diharapkan bisa tumbuh rasa kebersamaan bukan kesendirian dalam berjuang di amal usaha pendidikan Muhammadiyah,” katanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni