PWMU.CO – Sirine alarm tanda bahaya menggema di TK ABA 3 Sumbersari Jember pagi itu. Tanda adanya bencana gempa bumi.
Guru dan murid mengikuti arahan dalam penyelamatan bencana. “Merunduk, sembunyi di bawah kolong meja dan lindungi kepala,” instruksi guru di dalam kelas.
Seluruh murid segera turun dari kursi lalu berlindung di bawah bangku mengikuti arahan guru. Mereka tidak panik. Menutup kepala menggunakan tangan atau tas. Sirine alarm tanda bahaya masih meraung-raung.
Kemudian ada aba-aba dari guru segera keluar kelas. Murid bangkit dari kolong bangku lantas berjalan mengikuti jalur evakuasi menuju titik kumpul di halaman sekolah.
Setelah berkumpul, guru menghitung muridnya dan melaporkan kepada Kepala TK ABA 3, Julul Waro SIp SPd.
Begitu jalannya sosialisasi dan simulasi kebencanaan yang diselenggarakan di TK ABA 3 Sumbersari oleh MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Jember, Jumat (8/3/2024).
“Keterlibatan peran guru dalam mendampingi murid saat simulasi bencana begitu diperlukan. Karena guru sebagai leader dari murid-muridnya agar mereka bisa menyelamatkan diri bila terjadi gempa,” kata Farud SPd, Ketua MDMC Jember.
Sosialisasi dan simulasi bencana disampaikan oleh Ketua MDMC Jember Farud SPd bersama anggota tim Gayuh, Fuad, Shabrila, Sahir, Rifki, dan Nita.
Materi yang disampaikan berupa penyelamatan diri ketika terjadi bencana banjir dan gempa. Kemudian diakhiri simulasi bencana gempa bumi.
Farud, Shabrila, dan Nita sebagai pemateri menyampaikan materi disertai video bencana dan cara menyelamatkan diri dari bencana banjir dan gempa bumi pada anak-anak usia dini.
Dalam pemaparan ini juga ada tanya jawab dengan murid TK.
Dilanjutkan simulasi bencana gempa bumi yang diikuti oleh seluruh guru dan murid.
Guru dan murid berkesan dengan simulasi ini. “Kegiatan ini sangat berkesan pada anak-anak. Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut,” tutur Indah Yuli W SPd, guru kelas TK B.
“Simulasi ini menjadi pembelajaran baru untuk anak-anak, sehingga mereka mengetahui langkah yang harus dilakukan ketika terjadi bencana gempa bumi,” sambungnya.
Penulis Khoirul Fahri Arrijal Editor Sugeng Purwanto