PWMU.CO – Siswa Mamsa membikin poster anti bulliying dalam pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Sabtu (9/3/2024)
Wakil Kepala Kurikulum MA Muhammadiyah 1 (Mamsa) Sidayu Gresik Jawa Timur Miftakhul Jannah SAg mengatakan tujuan penerapan P5 adalah untuk mengembangkan karakter dan ketrampilan, sikap serta pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan proyek sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
Dengan adanya poster siswa bisa tertarik terhadap informasi tentang tema tersebut. Siswa bisa menuangkan dalam bentuk warna, gambar, dan juga kata yang dibuat semenarik mungkin.
Siwa kelas X dan Fasilitator yaitu Ainur Rosyikh guru kesenian, dan Nurul Hidayati, SPd bersama- sama melakukan P5 di kelas tempat yang representatif. Kegiatan ini dimulai pukul 10.00 WIB sehabis jam istirahat.
“Kegiatan P5 dilakukan karena menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum merdeka. Selain itu, dengan adanya P5 dapat membantu peserta didik memahami bahwa pembelajaran memiliki hubungan dengan kehidupan sehari hari,” jelasnya.
Miftakhul sapaannya menjelaskan dalam proses dari gerakan P5 ini meliputi empat tahapan, pertama, tahap pengenalan, dalam tahapan ini siswa diberikan pengantar terlebih dahulu mengenai tema tersebut.
Bulliying merupakan suatu bentuk tindakan agresif yang dilakukan seseorang dengan sengaja dan berulang kali dengan tujuan untuk melukai atau ketidaknyamanan pada orang lain.
Misalnya, candaan terhadap fisik teman, musuhi teman, melabrak adik kelas, mengucapkan kata- kata kasar, dan lain- lain. Dari pengantar tema itu siswa diminta untuk membuat poster anti bulliying yang gampang dipraktikkan.
“Selain itu, siswa bisa mencari informasi lewat Handphone (HP) berupa teori anti bulliying dan contoh-contoh poster yang lebih mudah,” katanya.
Kedua, tahap kontekstualisasi, di mana dalam tahapan ini siswa dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan sehari-hari. Para siswa diajak untuk berpikir tentang tema tersebut. Mereka berusaha untuk membuat poster gambar dengan ada tulisan yang berkaitan anti bulliying.
Ketiga, tahap aksi, aksi dalam proses P5 melibatkan peran peserta didik dengan pendampingan guru. Siswa menyiapkan kertas, krayon, spidol warna, dan pensil. Mereka siap berimajinasi dan menuangkan ide pikiran dalam bentuk gambar poster.
Keempat tahap refleksi dan tindak lanjut adalah tahapan akhir dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengingat kembali materi yang disampaikan.
“Tahapan ini sangat penting untuk memberikan pemahaman ke siswa agar dalam prosesnya bisa terlaksana dengan baik. Sementara untuk siswa, kegiatan refleksi bisa berguna menyalurkan ungkapan dari proses pembelajaran yang berlangsung dan dilakukan untuk meningkatkan kegiatan evaluasi yang berlanjut dan berjenjang,” jelasnya.
Pada tahapan ini awal membuat poster terlebih dahulu. Untuk selanjutnya, siswa diminta untuk membuat bingkai yang terbuat dari kardus bekas atau yang lainnya. Terpenting bahannya mudah dicari dan murah.
Dia berharap semoga dengan kegiatan P5 ini siswa bisa melakukan dan dapat mengalami secara langsung kegiatan pembelajaran, sehingga mampu menguatkan karakter pelajar pancasila sesuai dengan tema tersebut.
Selain itu, lanjutnya, mampu memberikan manfaat dan bisa diterapkan. Jadi, tidak hanya sekadar teori saja namun bisa dipraktikkan supaya siswa lebih memahami isi dari poster yang dibuat.
Khoirul Amin mengaku sangat senang bisa memberikan edukasi dan wawasan dengan membuat poster tersebut. Meskipun dalam penerapannya agak sulit bagi dia dikarenakan kurang bisa menggambar. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.