PWMU.CO – Danu Miharja, salah satu dai Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh menjalankan dakwah komunitas jemput Bola ke Desa Sukanalu.
Sukanalu merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Perjalanan dakwah tersebut dia lakukan mulai 20 hingga 30 maret 2024. Danu Miharja merupakan salah satu dai senior yang melakukan perjalanan perbatasan dan kawasan pedalaman Aceh-Sumatera Utara untuk menyampaikan pesan-pesan Islam.
“Beliau berjalan selama 10 hari atau satu minggu lalu pulang istirahat satu hingga Ahad lalu pergi lagi,” ungkap ketua LDK PWM Aceh, Teuku Azhar Ibrahim Lc.
Azhar menuturkan Danu Miharja menyatakan sanggup bergabung dengan LDK PWM Aceh untuk menjalankan program dakwah di daerah terisolir di perbatasan Aceh-Sumatera Utara. Itu terjadi ketia Danu mengikuti Training of Trainer (ToT) LDK PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Riau, Pekanbaru pada 19-21 Januari 2024 lalu.
“Mereka (muslim di perbatasan Aceh-Sumut) adalah umat Islam yang hidup dalam komunitas-komunitas tidak mudah dijangkau oleh para dai. Mereka butuh guru untuk mengajarkan al-Quran, dasar-dasar ilmu Islam, serta memberi semangat untuk menegakkan shalat, meninggalkan makanan dan perbuatan haram,” ungkapnya.
Dia menuturkan, peran Dai Keliling LDK PWM Aceh untuk membangunkan umat di kawasan terjauh dan terisolir sangat dibutuhkan.
“Perjalanan ke sana tidak mudah dengan menunggang kendaraan roda dua. Apa pun kisah dan riwayat roda dakwah harus digelindingkan. Kami sangat berharap adanya dukungan dalam putaran roda dakwah dengan membantu dai (dalam mencukupi kebutuhan material mereka) untuk melaksanakan dakwah,” ucapnya.
Danu Miharja SS (Sarjana Sastra) merupakan lulusan Sastra Inggris di Universitas Pakuan Bogor tahun 2002. Di Muhammadiyah, dia sebagai Sekretaris Majlis Tarjih PDM Sigli.
“Ini memang baru langkah awal. Belum ada kebijakan yang serius untuk mendukung langkah dai LDK mengajarkan Islam di daerah 3T (wilayah Aceh),” tuturnya.
Namun sejauh ini ada bantuan dari pribadi/individu yang membantu memberikan akomodasi seadanya untuk dai 3T. Azhar juga mengaku ada salah satu warga Muhammadiyah dari PCIM Australia yang menyanggupi membantu secara finansial.
Azhar mengungkapkan LDK PWM Aceh sendiri memiliki 3 program Utama yang sudah berjalan sejak sebelum Ramadhan.
Pertama, dai keliling menjangkau sepenjang perbatasan dan pedalaman Aceh-Sumut di antaranya di kabupaten Karo kecamatan Barus Jahe Desa Sukanalu dan di Kecamatan Kotalimbaru Kabupaten Deli Serdang.
“Yang kedua, ada pengiriman dai ke kawasan terisolir baru berjalan Kabupaten Subussalam, Desa Bahorok sudah berjalan akan lanjut ke Desa Jontor Aceh. Insya Allah akan kita akan kembangkan ke Singkil,” terangnya.
Adapun program yang ketiga memberi kafalah kepada guru pengajian muhammadiyah yang ghirah warga Muhammadiyahnya dinilai redup, dan komumitas muhammadiyahnya terus menyusut. “Mulai dari kecamatan Lam no Kabupaten Aceh Jaya. Insya Allah seluruh Aceh sesuai kemapuan dana yang terkumpul,” tuturnya.
Azhar menjelaskan Desa Bahorok Pinggiran Subussalam, mayoritas warganya ialah petani kebun sawit. Kebanyakan para mualaf yang berasal dari kawasan perbatasan Aceh-Sumut dan Nias. Mereka hidup dalam komunitas pekerja kebun agak terasing dan minim sentuhan dakwah. Walau beragama Islam tapi sangat minim pengetahuan tentang Islam.
“Maka Lembaga Dakwah Komunitas PWM Aceh berkerja sama dengan para dai PDM Subussalam membangun silaturahim untuk menyampaikan dakwah kepada umat yang terisolir dan sulit dijangkau. Insya Allah LDK PWM Aceh bekerjama dengan PDM dan segenap badan, lembaga dan lapisan masyarakat Muhammadiyah untuk membawa cahaya kepada yang jauh dari keramaian Kota,” terangnya.
Mungkin, lanjutnya, tidak semua kita punya waktu, maka berdakwahlah dengan membantu para dai melakukan dakwah. (*)
Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.