PWMU.CO – Dua desa jadi pilot project program Kampung Berdaya Unggas Petelur Lazismu Jatim dalam mengengelola dana zakat.
Program inovatif ini benar-benar digodok dengan matang oleh Kantor Perwakilan (KP) Lazismu Jawa Timur. “Sebelum launching, kami lebih dulu menyurvei alternatif tempatnya. Siapa penerima? Bagaimana mekanisme sistem kerjanya? Ini kita kerjakan secara detail pada akhir tahun 2023 kemarin,” ungkap M Yusril Ardiansyah saat monitoring dan evaluasi (monev) Selasa (28/5/2024).
Manajer Pendistribusian dan Pendayagunaan Lazismu Jatim itu mengatakan pihaknya benar-benar mencari tempat terbaik yang kondisinya bisa menunjang pertumbuhan ayam secara maksimal.
“Dari beberapa alternatif, akhirnya kami pilih dua desa sebagai pilot project. Pertama di desa Ampelgading Selorejo yang terletak di perbukitan dengan ketinggian 700 MDPL (meter di atas permukaan laut). Kedua di Tunggorono, Doko, merupakan desa di pucuk bukit ketinggian 900 MDPL,” jelas Yusril.
Setelah ketemu lokasi desanya, lanjut Yusril, berikutnya kami seleksi siapa penerimanya dalam satu kelompok terdiri sepuluh orang. Merekalah yang menentukan lokasi kandangnya.
“Di Ampelgading Selorejo kandang dibuat baru di pekarangan warga yang cukup luas yang bisa menampung 400 ekor ayam. Sedangkan di Doko, dipecah dalam dua kandang masing-masing 200 ayam. Satu kandang baru, satunya bekas kandang kambing yang dialih fungsi,” terang Yusril.
Setelah semua siap. Maka pada bulan Januari 2024 bantuan program pengolah dana zakat untuk kampung unggas petelur diserahterimakan. “Selanjutnya KP Lazismu Jatim akan melakukan monev setiap tiga bulan sekali untuk mengecek progres program ini,” kata Yusril.
Dalam monev pertama, Selasa (28/5/2024), diperoleh banyak informasi terkait berbagai kendala yang dihadapi jamaah penerima bantuan program ini. Sehingga dalam monev itu warga diajak berdiskusi terkait problem solving dalam memelihara ayam petelur.
“Hingga bulan keempat, sejauh ini so far so good. Artinya, tahap demi tahap dalam pemeliharaan unggas petelur ini sudah dilalui dengan baik. Belum ada kendala berarti. Hanya ada dua ayam mati di Doko, karena kanibal,” komen Aditio Yudono, Wakil Ketua Lazismu Jatim Bidang Pendistribusian dan Pemberdayaan.
Senada dengan hal itu, Sigit Prasetyo SE, pengusaha sukses peternakan ayam PT Jatinom Indah Farm Blitar, menyimpulkan progres pembudidayaan ayam petelur milik Lazismu Jatim masih berjalan dengan baik.
“Monev hari ini menunjukkan data, angka kematian ayam jauh dari persentase 5 persen per kandang. Ini sangat luar biasa bagus. Meski harus tetap diperhatikan faktor kotoran yang bisa menjadi zat amoniak yang bisa mempengaruhi kesehatan ayam,” kesan Sigit.
Sigit juga memberi pesan khusus terkait kualitas kandang ayam, agar bisa bisa lebih produktif. Termasuk keamanan kandang dari gangguan predator dan hewan pengerat seperti tikus.
“Khusus pagar kadang di bagian bawah dekat tanah harus tutup rapat dengan kawat ram. Juga pintu harus selalu tertutup menghindari tikus masuk. Perhatikan saluran pakan dan air minum, jaga kebersihannya. Hindari terjadi becek, usahakan kondisi kandang kering,” pesan Sigit. (*)
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Mohammad Nurfatoni